-Penderitaan si Kembar-

2.2K 330 53
                                    

Diruangan yang cukup gelap, terlihatlah sosok Rosie bersama Lily yang saling berpelukan gara gara ketakutan.

"Chie, kita dimana?" Tanya Lily hampir menangis.

"Chie uga tidak tahu Ly" sahut Rosie memeluk Lily dengan erat. Ingin sekali Rosie menangis namun dia harus kuat demi sang adek yang membutuhkan perlindungan darinya.

"Hiks Lily mau Mama" isakan Lily mula kedengaran.

"Lily yang tabal ya. Mommy Nini tama Mama Chu pacti akan menyelamatkan kita" bujuk Rosie semakin mengeratkan pelukannya.

Ceklekk

Pintu dibuka bersamaan dengan cahaya yang mula menerangi ruangan itu. Masuklah sosok wanita yang berjalan kearah mereka.

"Tante, lepacin Chie tama Lily" pinta Rosie.

Seojin terkekeh kecil "Maaf anak anak. Gue tidak bisa melepaskan kalian sebelum orang tua kalian menyerahkan semua yang gue inginkan" smirknya.

"Tante jahat!" Teriak Lily marah.

"Diam!" Sentak Seojin "Gue tidak memberi kalian izin untuk ngomong!"

"Tante taja yang diam!" Balas Lily walaupun dia ketakutan.

Seojin menggeram kesal. Ingin sekali dia menampar kedua bocah itu namun dia masih berusaha sabar. Lagian dia yakin Jennie dan Jisoo pasti akan menyiapkan semua yang dia inginkan.

"Ck, merepotkan" decak Seojin yang ingin berganjak keluar.

Pukkk

Namun secara tiba tiba Lily melemparkan empeng dotnya yang tepat mengenai kaki Seojin.

"Lo memang ingin mencari gara gara sama gue hah!?" Marah Seojin.

"Tante jahat!" Teriak Rosie.

"Siapa juga yang bilang gue baik huh?" Balas Seojin.

"Mommy Nini pacti akan kecini jadi Tante tidak bita kabul lagi" ujar Rosie.

Nafas Seojin sudah memburu. Omongan kedua bocah itu benar benar memancing emosinya.

"Kalian kurang ajar ya! Gue akan menghukum kalian sebelum kalian kembali sama keluarga kalian itu!" Marah Seojin.

Tanpa perasaan, dia terus mencubit perut Rosie dan Lily secara bersamaan membuatkan kedua bocah itu berteriak kesakitan.

"Hiks huaaaa takit!!"

"Rasakan!" Balas Seojin.

Plakkk

Plakkk

Dia juga memukul pundak Rosie dan Lily secara berterusan tanpa mempedulikan teriakan kesakitan keduanya.

"Hiks takit!" Isak Rosie dengan keras.

Lily yang tidak tega akhirnya langsung memeluk Rosie seakan ingin melindungi kembarannya itu.

"Kalian mau saling melindungi huh?" Sinis Seojin.

Srettt

Dengan kasarnya, dia menarik Lily menjauh dari Rosie.

Brughhh

Dihempasnya Lily kelantai dengan keras sehingga kepala Lily berdarah gara gara terbentur lantai.

"Lily!!" Rosie berteriak histeris ketika melihat sang kembaran yang sudah terbaring lemes.

"Akhhh!" Seojin berteriak ketika Rosie menggigit tangannya "Dasar bocah gila!"

Plakkk

Plakkk

Sudut bibir Rosie sudah mengeluarkan darah gara gara tamparan dari Seojin.

Experiment Baby 🧪✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang