-Tamparan-

2.5K 345 20
                                    

Jennie terus menatap sang Appa dengan datar "Untuk apa Appa kesini!?" Ulangnya ketika sang Appa hanya menatapnya.

"Appa hanya rindu sama kamu Jen" balas Yuji.

"Rindu? Ck, bohong! Bukannya Appa sudah memilih wanita itu jadi untuk apa lagi Appa datang menemui aku!?" Balas Jennie menatap wanita disamping sang Appa dengan tatapan sinis.

"Jennie, jangan seperti ini nak. Kamu harus memanggil dia Eomma karena dia sudah menjadi Eomma kamu" bujuk Yuji.

"Eomma aku hanya satu dan wanita ini tidak akan pernah menggantikan posisi Eomma aku!"

Yuji menghembuskan nafasnya dengan kasar. Selama ini, dia memang tinggal di Jeju dan sekarang dia datang kesini untuk membujuk sang anak agar kembali tinggal bersama dengannya.

"Cukup Jennie-ah! Jangan kurang ajar seperti ini" tegur Yuji.

Jennie tersenyum sinis "Memangnya aku harus menghormati orang yang sudah menghancurkan kebahagiaan Eomma aku? Appa jangan fikir aku lupa kalau wanita ini menjadi selingkuhan Appa disaat Eomma berjuang untuk melawan kanker! Eomma sakit dan Eomma butuh Appa disampingnya tapi Appa lebih memilih wanita ini! Sampai aku mati aku tidak akan pernah menerima wanita ini!"

Plakkk

Suasana seketika menjadi hening ketika Yuji melayangkan tamparannya dipipi sang anak "Cukup Jennie!" Sentak Yuji.

"Angan pukul Mommy!" Dengan tangan mungilnya, Rosie mendorong kaki Yuji.

"Siapa kamu anak kecil!?" Sentak Yuji dengan marah.

Jennie bergegas menggendong Rosie "Ini anak aku! Appa jangan pernah menyentuh dia!" Dingin Jennie.

Dia menyerahkan Rosie kepada Joy "Joy, bawa Rosie kekamar"

"Arreosso Eonnie" patuh Joy yang langsung membawa Rosie kekamar disusul oleh Yeri yang membawa Lily.

"Siapa kedua anak itu!?" Tanya Yuji menatap Jennie dengan tajam.

"Rosie anak angkat aku dan Lily anak angkat Jisoo Eonnie" sahut Jennie.

"Apa apaan ini!? Kamu masih muda Jennie! Untuk apa kamu mengadopsi anak? Appa mau kamu menikah, bukannya mengadopsi anak!" Marah Yuji.

"Sudah aku katakan, Appa tidak perlu ikut campur urusan aku! Rosie anak aku dan akan selamanya menjadi anak aku! Jangan pernah berfikir untuk memisahkan aku dengan anak aku itu!" Jennie ikut mengeluarkan emosinya.

Sementara itu didalam kamar Jennie, terlihatlah Joy bersama Yeri yang terus menenangkan Rosie yang sudah menangis. Bocah gembul itu rewel karena dia menginginkan sang Mommy.

"Rosie, sudah ya. Jangan menangis lagi" ujar Yeri.

"Hiks huaaa Chie mau Mommy" isak Rosie berusaha turun dari kasur namun Joy langsung memegangnya dengan erat.

"Hiks lepacin Chie! Chie mau pukul tuh olang gala gala dia pukul Mommy Chie!" Teriak Rosie meronta ronta dari dakapan Joy.

"Lily, tolong bikin Rosie tenang dong" Yeri meminta bantuan Lily yang sedari tadi diam dengan wajah polosnya.

"Apa Lily bakalan mendapatkan Chichu kalau Lily bikin Chie diam?" Polos Lily.

"Iya, nanti minta saja sama Mama Chu" sahut Yeri.

Lily mendekati Rosie "Chie angan nangic lagi dong"

"Hiks Chie mau Mommy Ni" isak Rosie.

"Nanti Nty Nini datang kok. Chie angan tedih lagi ya. Nanti kita pukul olang tadi" bujuk Lily.

"Hiks Lily anji bakalan pukul olang tadi?" Tanya Rosie sesenggukan.

"Eung!" Balas Lily yang mengangguk.

Ceklekk

Pandangan mereka tertuju kearah pintu yang dibuka.

"Huaaa Mommy" Rosie langsung menghulurkan kedua tangannya ketika melihat sosok Jennie yang menghampiri mereka.

"Anak Mommy kenapa menangis?" Tanya Jennie yang sudah menggendong Rosie.

"Hiks Om tadi ahat! Dia pukul Mommy" ujar Rosie sesenggukan. Kedua tangan mungilnya itu menangkup pipi Jennie "Hiks Mommy takit?"

"Sakit si. Coba Rosie cium" balas Jennie menyondongkan pipinya.

"Muahh!" Rosie mengecup pipi Jennie sehingga liurnya membasahi pipi gembul Mommynya itu.

"Nakal sekali anak Mommy ini" Jennie menghapus air mata sang anak "Rosie jangan menangis lagi ya. Mommy tidak apa apa kok"

Rosie mula mendusel di dada sang Mommy "Mau Luby"

"Baiklah" Jennie menyibak bajunya lalu menyusui sang anak.

"Lily uga mau Chichu~" rengek Lily.

"Minta taja tama Nty Chu. Luby ini hanya punya Chie" balas Rosie.

"Chie pelit!" Dumel Lily. Dia mendongak menatap Yeri dengan mata yang berkedip lucu.

"Apa apa? Jangan aneh aneh ya kamu" Yeri menatap Lily dengan hororrnya bahkan kedua tangannya sudah tersilang didepan dadanya.

"Ih, tiapa uga yang mau punya Nty Yi huh. Lily mau Chichu punya Mama Chu. Lasanya enak tidak tepelti punya Nty Yi" balas Lily.

"Omongan nih bocah kenapa nyelekit mulu si" gerutu Yeri.

"Punya Aunty tidak mau?" Joy bertanya dengan jahil.

"Tidak! Nty Joy tama Nty Yi tama taja" balas Lily.

"Kena mental mulu gue kalau ngomong sama nih bocah" kesal Joy.

Yeri terkekeh "Omongan Lily suka nyelekit seperti omongan Jennie Eonnie si. Sepertinya ketukar deh. Harusnya Lily yang menjadi anaknya Jennie Eonnie"

"Tidak! Mommy Nini punya Chie! Lily tama Nty Chu taja tana! Angan ambil Mommy Nini punya Chie!" Marah Rosie.

"Tiapa uga yang mau punya Chie huh. Lily mau Mama Chu" balas Lily lalu dia kembali menatap Yeri "Nty Yi, endong" pintanya dengan tersenyum lucu.

Ah, jika melihat wajah menggemaskan itu, sudah pasti Yeri tidak bisa menolaknya dong. Akhirnya dia menggendong bocah berponi itu.

"Lily mau Chichu" ujar Lily.

"Ayo kita cari Mama Chu" ujar Yeri berganjak keluar dari kamar Jennie dengan menggendong sang ponakan.










Tekan
   👇

Experiment Baby 🧪✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang