Seulgi bersama Joy sudah tepar dikarpet diruang tamu setelah hampir 2 jam mereka menjadi kuda kepada si kembar. Nafas mereka sudah ngosan ngosan karena mereka hampir mengelilingi mansion dengan sikembar yang menaiki mereka.
Hah~
Benar benar melelahkan!
"Ayo makan!" Teriak Jisoo.
"Yeayy mamam!" Si kembar dengan kompak berlari kedapur tanpa merasa bersalah karena sudah membuatkan kedua Aunty mereka merasa capek.
"Gila, capek banget gue" keluh Seulgi.
Wendy terkekeh kecil lalu dia membantu Seulgi bangkit dari rebahan begitu juga dengan Yeri yang membantu Joy.
"Pasrah saja deh. Demi ponakan" ujar Wendy.
Seulgi sama Joy mendengus "Awas saja tuh bocah" gerutu Joy.
Kini mereka sudah berkumpul dimeja makan dengan piring mereka yang sudah dipenuhi oleh makanan.
"Besok gue sudah harus kerumah sakit" ujar Jisoo memecahkan keheningan.
"Terus Lily bakalan ditinggalkan bersama Jennie?" Tanya Irene.
"Iya Eon. Lagian besok Joy juga ada shooting" sahut Jisoo.
"Gue juga harus kembali ke perusahan si. Kasian Irene Eonnie yang harus menguruskan semuanya sendirian" ujar Jennie.
"Lo bawa saja si kembar ke perusahan. Mereka pasti tidak merepotkan kok" ujar Irene.
"Baiklah Eon" sahut Jennie.
"Lily" panggil Jisoo mengusap sudut bibir Lily.
"Eung?" Sahut Lily dengan mulut yang dipenuhi oleh makanan.
"Besok Mama harus kerja. Lily ikut Aunty Jen, Aunty Irene sama Rosie ke perusahan ya. Lily tidak boleh nakal disana" ujar Jisoo mengelus kepala sang anak.
Lily menelan makanannya "Lily mau tama Mama" sedihnya.
Jisoo tersenyum tipis "Maafin Mama ya. Mama tidak boleh membawa Lily ikut sama Mama. Mama kerjanya di rumah sakit. Mama tidak mau kamu ketularan sakit" bujuknya.
"Lily ikut tama Chie taja ya. Kita main tama tama di tempat kelja Mommy Nini" timpal Rosie ikut membujuk sang adek.
"Alleocco" pasrah Lily.
Setelah selesai makan siang, semua penghuni mansion memutuskan untuk beristirahat dikamar masing masing. Tidak ada apa apa lagi yang bisa mereka lakukan selain tidur.
Hah~
Tidur dihari libur adalah sesuatu yang paling menyenangkan.
Brukkk
"Hiks huaaaaaa!"
Bunyi tangisan yang keras itu sontak membangunkan Jennie dari mimpi indahnya "Rosie?" Panggilnya dengan wajah bantalnya.
"Hiks Mommy takit" isak Rosie.
Rasa kantuk Jennie akhirnya menghilang setelah menyadari sang anak tidak ada diatas kasur. Dengan buru buru dia berganjak turun menghampiri Rosie yang ternyata jatuh dari kasur itu.
"Rosie sayang" digendongnya Rosie yang terus menangis itu.
"Mana yang sakit, ngomong sama Mommy" panik Jennie.
"Hiks kepala Chie takit Mommy"
Jennie melihat jidat sang anak dan terlihatlah sedikit memar yang sudah membiru membuatkan dirinya merasa bersalah.
"Maafin Mommy" lirih Jennie. Dia menyadari kalau semuanya adalah salahnya. Dia lupa untuk meletakkan bantal disamping sang anak untuk dijadikan pembatas. Gara gara itu juga anaknya jatuh dari kasur sehingga jidat membiru.
"Hiks Luby"
Dengan segera Jennie menyibak bajunya dan memberikan sang Luby kepada anaknya itu.
Setelah beberapa menit, hanya isakan kecil Rosie yang kedengaran. Mata bocah itu juga sudah hampir tertutup. Jennie terus menimang Rosie didalam gendongannya.
Baru saja Jennie ingin membaringkan Rosie diatas kasur, bocah itu malah kembali mengeluarkan isakannya.
"Shh, Mommy disini" bujuk Jennie yang membatalkan niatnya untuk membaringkan sang anak.
Sementara itu dikamar Jisoo, terlihatlah keduanya sudah tidur dengan posisi yang cukup 'menggemaskan' dimana Jisoo yang tidur dengan mulut yang terbuka dan kaki Lily berada diatas perutnya.
Plakkk
"Shh" Jisoo meringis pelan ketika hidungnya dipukul tanpa sadar oleh Lily.
"Dasar" gumam Jisoo membuka matanya lalu dia membaiki posisi tidur sang anak.
Bukannya diam, Lily malah terus bergerak dengan gelisah sehingga isakan kecilnya mula kedengaran.
"Hiks hiks"
"Nih bocah kesurupan?" Bingung Jisoo.
Setelah mengumpulkan nyawanya, Jisoo beralih membangunkan Lily "Lily, bangun. Kamu kenapa hurm?"
Lily membuka matanya lalu dia langsung memeluk Jisoo dengan erat "Hiks Chie" isaknya.
"Rosie? Dia lagi tidur sama Aunty Nini" ujar Jisoo mengusap punggung Lily.
"Hiks mau Chichu" isak Lily berusaha menyibak baju sang Mama.
"Iya iya. Sabar ih" dengan sedikit kerepotan, Jisoo menyibak bajunya untuk memberikan Chichu kepada sang anak.
Tangisan Lily sudah terhenti namun bocah itu masih sesenggukan dengan matanya yang sudah merah.
Jisoo beralih menepuk pantat Lily dengan pelan untuk membuatkan sang anak merasa nyaman.
Beberapa menit kemudian, Lily melepaskan Chichu namun dia tetap memeluk Jisoo dengan erat.
"Tidurnya yang benar Ly" tegur Jisoo.
Bibir Lily mencebik "Hiks" bocah itu kembali terisak kecil membuatkan Jisoo menghela nafasnya dengan kasar.
"Kenapa hurm?" Tanya Jisoo mengecup kedua mata sang anak.
Lily sontak tersenyum membuatkan Jisoo merasa gemes "Lagi mau manja tama Mama" jujurnya.
"Mama mengantuk. Kita tidur ya. Nanti sore kita keluar jalan jalan" Jisoo berusaha membujuk sang anak.
"Tapi Mama peluk Lily ya" ujar Lily memasukkan empeng kedalam mulutnya.
Setelah keduanya mula berbaring dengan posisi yang nyaman, Lily mengambil tangan Jisoo dan meletakkannya di pantatnya "Puk puk juga"
Jisoo terkekeh kecil "Baiklah princess"
Menit demi menit berlalu dan dengkuran halus Lily mula kedengaran membuatkan Jisoo akhirnya bisa melanjutkan tidurnya.
Hah~
Benar benar hari yang melelahkan.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Experiment Baby 🧪✅
FanfictionBayi experiment? Apa bayi itu akan tumbuh seperti bayi normal yang lain? Dan bagaimana jika experiment itu gagal? Akankah sesuatu yang buruk terjadi?