-Experiment Gagal?-

3.5K 410 94
                                    

Pagi sudah tiba membuatkan seluruh penghuni mansion bangun dari mimpi indah mereka. Dengan buru buru mereka semua bersiap karena mereka sudah tidak sabar untuk melihat kondisi kelinci percobaan mereka. Sarapan bahkan tidak dimasak oleh Irene dan Wendy.

"Sebentar deh" halang Yeri ketika Jisoo ingin membuka pintu kamar yang ditempati oleh si perampok.

"Wae?" Tanya Joy.

"Kalau mereka lumpuh, siapa yang bakalan menjaga mereka?" Pertanyaan dari Yeri membuatkan mereka semua saling tatap.

"Kita bakalan menyerahkan mereka ke kantor polisi bukan? Bilang saja kalau mereka lumpuh gara gara jatuh pas mereka lagi merampok" ujar Jennie dengan bijak.

"Gue merasa bersalah si. Seharusnya gue menghalang kalian" ujar Seulgi merasa tidak enak.

"Bodo amat deh. Mendingan kita masuk sekarang" ujar Jisoo.

Ceklekk

Terbeku. Hanya ini yang mampu mereka lakukan saat ini. Mereka tidak dapat melihat keberadaan kedua perampok itu namun anehnya mereka malah melihat sosok dua bocah yang masih tidur diatas kasur.

"MEREKA KABUR!?!" teriak Joy tersadar dari rasa kagetnya.

Sudah pasti teriakan Joy itu membangunkan kedua bocah itu.

"Hiks huaaaaa"

"Huaaaaa"

Suasana mula menjadi heboh gara gara sang bocah yang menangis dengan suara yang keras.

"Ini bayi siapa woi!?" Tanya Wendy ngegas.

Jisoo sama Jennie saling tatap "S-Sepertinya experiment kita gagal" ujar Jisoo.

Jennie mengangguk ragu "I think so"

"Jadi bayi bayi ini adalah perampok tadi malam?" Tanya Irene.

Jisoo tersenyum kaku "S-Sepertinya si"

"Apa yang sudah kalian lakukan hah!? Sekarang bagaimana!? Kalian bahkan bisa ditahan kalau kabar ini kesebar diluar sana!" Marah Irene.

"Maaf Eon" cicit Jisoo dan Jennie dengan pelan.

"Gue tidak tahu kalau kesannya malah seperti ini" lanjut Jisoo merasa bersalah.

"Kalian diamkan mereka sekarang!" Arah Irene.

Dengan segera Jisoo dan Jennie berganjak duduk diatas kasur disamping sang bocah.

"Huaaa Mom" salah satu bocah itu merangkak mendekati Jennie lalu menarik baju yang dipakai oleh Jennie.

"Yakk! Gue bukan Mommy lo!" Sentak Jennie.

"Hiks huaaaaaa!" Tangisan si bayi semakin keras.

"Jangan marah ogeb!" Omel Irene.

Jennie mendengus. Dengan kakunya dia beralih menggendong bayi itu "H-Hey. Jangan menangis lagi ya"

"Mom Mom uyyu" bayi itu berusaha menggapai baju Jennie.

"Tuh bayi mau uyyu" ujar Yeri.

"Gue tidak punya uyyu" ujar Jennie.

"Chie mau yu" ujar sang bocah.

"Chie? Nama dia Chie?" Bingung Joy.

"Terus yang ini namanya siapa?" Tanya Yeri menatap satu bocah yang sudah duduk dipangkuan Jisoo dengan tenang.

"Yang bersama Jisoo itu yang berponi tadi malam deh" ujar Wendy.

"Terus yang bersama Jennie itu yang suka berantem sama Jennie" ujar Seulgi.

Irene memijit pelipisnya. Dia mendekati kasur lalu memeriksa baju yang dipakai oleh si bocah.

"Bajunya kegedean. Lucu ya" ujar Yeri terkekeh kecil.

"Ini ada kartu nama mereka" ujar Irene lalu dia membaca kedua kartu itu "Yang bersama Jennie itu namanya Roseanne Skyler terus yang bersama Jisoo itu namanya Lalisa Skarlet"

"Benaran nama lo Lisa?" Seulgi bertanya kepada si bocah.

Bocah itu mengedipkan mata bulatnya "Ca? Eung"

"Arghh kiyowo!!" Pekik Joy sama Yeri dengan kompak.

"Hehe telima acih" ujar Lisa malu malu.

"Lah, bisa ngomong?" Bingung Seulgi "Umur kalian berapa si?"

Lisa beralih menatap Rose "Umul kita belapa?"

"Umul kita tiga tahun" balas Rose.

"Sekarang kita harus bagaimana nih? Tidak mungkin gue membawa mereka kekantor polisi" ujar Seulgi mengusap wajahnya dengan kasar.

"Gue bakalan meminta bantuan sekertaris gue untuk menyelidiki soal mereka" ujar Irene.

"Wendy, Seulgi, Joy sama Yeri. Kalian ber4 ke mall terus beli perlengkapan bayi. Gue akan siapkan sarapan. Dan kalian berdua" Irene menjeda kata katanya lalu dia beralih menatap Jisoo dan Jennie "Kalian jaga dua bocah ini"

"Mwoya!? Kenapa harus gue!?" Protes Jennie.

"Ini experiment lo sama Jisoo. Kalian harus menanggung resiko nya deh" balas Irene.

"Tapi masa gue harus urusin nih bocah si" gerutu Jisoo.

Lisa menatap Jisoo dengan polosnya "Mama, endong" pintanya.

"Heol!? Masa gue dipanggil Mama!?" Kaget Jisoo.

"Ahahahaha lo sama Jennie Eonnie sudah cocok menjadi Mommy sama Mama" tawa Joy meledek.

"Njing" umpat Jisoo.

"Jing? Jing!" Pekik Lisa semangat.

"Yakkk Jisoo! Jaga omongan lo!" Marah Irene.

"Arreosso arreosso mianhe" ujar Jisoo dengan malas.

"Sekarang kalian mandikan mereka" ujar Irene.

"Gue sama yang lain duluan ya" pamit Seulgi berganjak pergi bersama Joy, Wendy dan Yeri.

"Gue kebawah duluan" ujar Irene ikutan pergi dari sana.

Jisoo sama Jennie saling tatap "Kita harus mandikan mereka?" Tanya Jisoo.

"Kita sudah tidak punya pilihan si" pasrah Jennie.

"Yeayyy andi!" Pekik Rose memeluk leher Jennie dengan erat.

"Dasar bocah. Tadi malam saja sok sokan benci gue. Sekarang malah menempel sama gue" gerutu Jennie lalu dia menepuk bokong montok Rose dengan gemes.












Yeayy Mommy Jen sama Mama Chu 😆


Tekan
   👇

Experiment Baby 🧪✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang