-Experiment ke2-

3.6K 382 42
                                    

Pagi harinya, Irene bersama yang lain sudah bersiap siap untuk menjalani hari mereka. Namun, Jennie dan Jisoo tidak akan berangkat pergi karena mereka akan menghabiskan waktu bersama si bayi. Mereka ingin belajar menjadi sosok orang tua yang baik untuk kedua bayi itu.

"Hari ini kalian berdua hanya akan dimansion saja bukan?" Tanya Irene.

"Mungkin" sahut Jisoo.

"Dan mungkin juga gue bakalan membawa Rosie keluar jalan jalan" lanjut Jennie.

"Terus bagaimana sama pekerjaan kalian? Kalau kalian bekerja, siapa yang akan menjaga anak anak kalian?" Bingung Seulgi.

"Itu bisa diatur Eon. Mereka bisa dititipkan kepada Yeri" sahut Jisoo lalu dia menatap Yeri "Boleh bukan?"

"Boleh kok Eon. Nanti gue atur jadual kuliah gue" sahut Yeri.

"Gue juga bisa membawa Rosie ke perusahan. Kalau Jisoo Eonnie sibuk, Lily bisa ikut sama gue" ujar Jennie.

Kini tatapan mereka tertuju kepada Rosie dan Lily yang kelihatan antuasis memakan sarapan mereka dibangku bayi dengan mulut yang sudah berlelopotan.

"Enak?" Tanya Jennie mengusap bibir sang anak.

"Eung! Chie tuka" balas Rosie.

Jisoo ikut mengusap sudut bibir Lily "Habisin makanan kamu"

Lily menggeleng "Lily tudah kenyang" ujarnya memberikan makanannya kepada sang kembaran "Ochie habicin taja"

Rosie tersenyum "Telima acih Lily" ujarnya membuatkan Lily ikut tersenyum.

"Ya sudah, Lily nonton tv saja" ujar Jisoo menurunkan sang anak dari bangku.

Dengan kaki mungilnya, Lily berganjak keruang tamu untuk menonton tv yang menayangkan kartun kegemarannya.

"Mereka lucu ya" ujar Yeri.

"Rosie sepertinya suka makan makanya pipinya gembul banget" ujar Joy mencubit pipi gembul Rosie.

Namun bocah itu malah menepis tangan Joy "Angan egang Chie!" Marahnya.

"Utututu, si gembul marah huh" bukannya berhenti, Joy dengan jahilnya malah kembali mengganggu Rosie.

Sudah tidak ada pilihan, Rosie akhirnya menangis untuk meminta bantuan daripada sang Mommy "Hiks huaaa Mommy!"

"Joy" tegur Jennie kesal.

Joy malah tertawa "Rosie cengeng banget ih" ledeknya membuatkan tangisan Rosie semakin keras.

Mendengar tangisan Rosie yang keras itu, Lily langsung berlari menghampiri mereka "Tenapa Ochie nangic?"

"Hiks Nty Joy jahat" adu Rosie.

Lily menatap Joy lalu tangan mungilnya langsung memukul tangan Joy "Jangan jahat tama Ochie!" Marahnya.

Bukannya merasa takut, Joy malah merasa gemes. Apalagi setelah dia melihat mata Lily yang membulat lucu itu.

"Aunty tidak jahat kok. Rosie saja tuh yang cengeng" bela Joy.

"Hiks Mommy" adu Rosie.

Jennie menghela nafasnya dengan kasar. Dia bangun dari bangku lalu bergegas menggendong Rosie "Jangan dengarin omongan Aunty Joy. Dia memang suka jahil orangnya" bujuknya mengelus punggung Rosie.

Dengan masih sesenggukan, Rosie meletakkan mukanya diceruk leher Jennie.

Lily yang melihat kembarannya digendong akhirnya beralih menatap Jisoo "Mama, endong" pintanya.

Dengan segera Jisoo bangkit lalu menggendong sang anak "Lagi mau manja hurm?"

"Hehe tayang Mama!" Ujar Lily menenggelamkan mukanya diceruk leher Jisoo.

"Lihat deh siapa yang awalnya tidak suka sama bocah bocah itu" ledek Seulgi.

"Iya tuh. Sekarang malah bucin" Yeri ikut meledek.

"Dih, iri saja kalian" ujar Jisoo.

"Mommy" Rosie bergerak gelisah didalam gendongan Jennie "Mau uyyu" ujarnya berusaha menyibak baju Jennie.

"Mama, Lily juga mau uyyu" Lily ikut berusaha menyibak baju Jisoo.

Tawa keras Joy dan Yeri akhirnya kedengaran "BWAHAHAHAHA mamam tuh!" Tawa Yeri.

"Uyyu hurmm" goda Joy tersenyum jahil.

"Sepertinya kalian harus melakukan program asi deh. Lagian mereka masih butuh asi" usul Wendy.

"Tidak perlu" sahut Jisoo "Gue sendiri yang akan melakukan experiment untuk itu" lanjutnya.

"Jangan aneh aneh Soo" tegur Irene "Experiment ini saja kamu gagal. Gue tidak mau ya lo bikin experiment aneh lagi" lanjutnya dengan sedikit omelan.

"Percaya saja sama gue Eon. Kali ini pasti berhasil kok" ujar Jisoo dengan yakin.

"Memangnya lo sudah menyiapkan experiment itu Eon?" Tanya Jennie.

Jisoo mengangguk "Tadi malam gue sudah memikirkan semua ini dengan serius. Gue yakin kedua bocah ini membutuhkan asi jadi gue bikin satu cairan yang bisa mengeluarkan asi kita"

"Baiklah, untuk kali ini gue percaya sama lo. Semuanya demi Rosie" ujar Jennie mengelus punggung Rosie yang sudah tertidur dengan nyaman dipundaknya.

"Ngomong ngomong, bagaimana sama kasus perampok itu?" Tanya Irene menatap Seulgi untuk meminta penjelasan.

"Aman kok. Gue sudah bikin laporan kalau kedua perampok itu sudah meninggal gara gara kecelakaan dan mayat mereka tidak ditemukan. Jadi sekarang kasus itu sudah ditutup" jelas Seulgi.

"Bagus lah. Sekarang mereka hanya perlu hidup dengan identitas yang baru" ujar Irene "Dan sekarang itu tugas kalian untuk membesarkan mereka dengan baik agar mereka tidak melakukan kesalahan masa lalu di masa depan mereka" lanjutnya yang tertuju kepada Jisoo dan Jennie.

"Baiklah Eon. Gue sama Jisoo Eonnie akan memastikan mereka tidak akan melakukan kesalahan mereka yang dulu. Lagian kita membesarkan mereka bersama sama bukan? Kita pasti bisa menjadikan mereka sosok yang baik untuk masa depan" ujar Jennie disetujui oleh mereka semua.











Tekan
    👇

Experiment Baby 🧪✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang