Dengan antuasisnya Rose terus memakan tteobokki dipinggir jalan bersama kembarannya itu.
"Uang kita masih banyak bukan?" Tanya Rose dengan pipinya yang menggembung gara gara dipenuhi makanan.
"Iya Roje" balas Lisa.
Rose sontak mendelik sebal kepada kembarannya "Nama gue itu Roseanne! Bukan Roje!"
Lisa menjulurkan lidahnya "Bodo amat. Terserah gue lah mau manggil lo apaan"
Rose mendengus "Menyebalkan" gerutunya lalu pandangannya tertuju kearah 2 orang yeoja yang memesan tteobokki.
"Lis, coba lo lihat mereka" bisik Rose.
Lisa sontak menatap kearah sosok yang dikatakan oleh Rose "Kenapa?" Balasnya ikut berbisik.
"Kalau dilihat, pakaian mereka seperti pakaian orang kaya" ujar Rose.
Lisa menatap Rose lalu dia tersenyum miring "Lo benar. Habisin makanan lo. Terus nanti kita ikut mereka"
"Siap!"
"Mau pesan untuk yang lain juga?" Tanya Joy.
"Pesan saja untuk Jisoo sama Jennie. Hanya mereka yang ada dimansion si" sahut Wendy.
"Lo tidak mau Eon?"
"Tidak. Gue harus kembali ke perusahan" tolak Wendy.
Joy mengangguk lalu memesan 3 porsi tteobokki untuk dibawa pulang.
"Kenapa lo tidak bilang dari awal si kalau photoshoot nya dibatalkan? Merepotkan saja si" omel Wendy.
"Gue juga tidak tahu Eon. Mereka tiba tiba saja menunda hari untuk photoshoot" jelas Joy.
Wendy mendegus "Nanti gue hantar lo pulang terus gue bakalan kembali ke perusahan. Lo dimansion saja bersama double J"
Joy mengangguk patuh "Arreosso"
Beberapa minit kemudian, pesanan mereka sudah siap dan dengan segera Wendy membayarnya.
Setelah itu, mereka akhirnya berganjak pulang tanpa menyadari kalau ada sosok Rose dan Lisa yang mengikuti mereka menggunakan motor.
"Gila! Gede banget mansion mereka" ujar Rose yang memantau dari jauh.
"Kita harus menyiapkan rencana untuk memasuki mansion ini nanti malam" ujar Lisa.
"Rencananya seperti biasa saja deh" ujar Rose.
"Memangnya lo sudah tidak merasa sakit?" Tanya Lisa khawatir.
Rose malah tersenyum miris "Gue sudah terbiasa kali"
Lisa menggigit bibir bawahnya. Apa yang dikatakan oleh Rose ada benarnya si. Mereka memang sudah terbiasa dengan rasa sakit. Semuanya gara gara sosok Appa mereka.
Sejak dari kecil, mereka tidak pernah merasakan apa itu kebahagiaan. Eomma dan Appa mereka sering berantem gara gara sang Appa yang sering mabuk mabukan. Hanya sang Eomma yang bekerja untuk membiayai kehidupan mereka.
Disaat Rose dan Lisa berusia 17 tahun, sang Eomma meninggal. Ternyata selama ini Eomma mereka menderita kanker.
Bukannya merasa bersalah, sang Appa malah bersikap santai seakan tidak ada apa apa yang terjadi. Rose dan Lisa harus berhenti sekolah dan mula bekerja untuk melanjutkan kehidupan mereka. Bahkan, setiap hari si kembar itu harus merasakan pukulan dan cambukan dari sang Appa.
Sekarang si kembar merasa bersyukur karena sang Appa sudah meninggal gara gara dipukul oleh renterner.
"Mendingan kita pulang sekarang dan bersiap siap untuk rencana nanti malam" ujar Rose memecahkan keheningan.
Lisa hanya mengangguk singkat lalu dia menghidupkan motornya. Akhirnya mereka berlalu pergi dari sana dengan pelbagai rencana yang sudah tersusun di fikiran mereka.
*
Didalam ruangan experiment, terlihatlah Jisoo yang memegang satu botol cairan yang bewarna hijau. Dia terus menatap cairan itu dengan mata berbinar binar.
"Ini cairan untuk apa si?" Bingung Jennie walaupun dia yang membantu Jisoo menyiapkan cairan itu.
"Ini cairan yang bisa melumpuhkan seseorang" ujar Jisoo.
"Mwoya!? Untuk apa cairan ini dicipta!?"
Jisoo bersmirk "Mungkin cairan ini bisa membantu Seulgi Eonnie menahan perampok"
"Bagaimana cara penggunaannya?"
"Gampang si. Kita hanya perlu menyuntikkan cairan ini ke badan perampok dan ianya mengambil masa selama 1 malam untuk berkesan"
Jennie mengangguk faham "Tapi, apa Eonnie yakin cairan ini berfungsi?"
"Tidak si" sahut Jisoo tersenyum canggung.
Jennie mendengus "Terus sekarang bagaimana? Kita butuh kelinci percobaan"
"Soal itu nanti saja kita fikirkan. Mendingan sekarang kita bersantai dibawah" ujar Jisoo menyimpan cairan itu ditempat yang selamat.
Mereka berganjak keluar dari ruangan itu setelah melepaskan semua perlengkapan yang dipakai oleh mereka.
"Joy? Kok lo masih disini?" Bingung Jisoo berganjak duduk disofa.
"Photoshoot gue di tunda si" ujar Joy "Nih, gue ada belikan tteobokki buat kalian. Ayo makan" lanjutnya
"Dimana Wendy Eonnie?" Tanya Jennie.
"Dia kembali ke perusahan setelah menghantar gue pulang" jelas Joy dibalas anggukan dari Jennie.
*
Jam sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam dan kini Rose bersama Lisa sudah tiba di lokasi untuk menjalankan rencana mereka.
Mereka hanya membawa tas bersama pisau yang bisa membantu mereka untuk melindungi diri mereka jika perkelahian terjadi.
"Sepertinya mereka sudah tidur" ujar Lisa yang sudah berdiri dibelakang gerbang mansion bersama Rose.
Satpam yang berjaga juga sudah pingsan gara gara ulah Rose yang membekap mulut sang satpam menggunakan sapu tangan yang sudah diberi obat bius.
"Gue deg degan" bisik Rose.
"Dibawa santai saja seperti biasa" balas Lisa.
Rose menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu mengangguk. Mereka memakai topeng sebelum berganjak memanjat gerbang mansion.
Tidak butuh waktu yang lama, mereka akhirnya berjaya memasuki kawasan mansion.
Lisa mengeluarkan pisau dari tasnya dan dia langsung berusaha membuka pintu mansion. Rose pula sudah berjaga jaga agar mereka tidak ketangkap.
Clikk
Pintu mansion berjaya dibuka membuatkan mereka berdua bergegas memasuki mansion.
Suasana didalam mansion benar benar sepi bahkan semua lampu utama sudah ditutup membuatkan mereka harus menggunakan senter.
"SIAPA KALIAN!?!"
Deg
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Experiment Baby 🧪✅
FanfictionBayi experiment? Apa bayi itu akan tumbuh seperti bayi normal yang lain? Dan bagaimana jika experiment itu gagal? Akankah sesuatu yang buruk terjadi?