-Luby & Chichu-

3K 392 69
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan kini Irene bersama yang lain sudah berkumpul diruang tamu untuk membahas masalah yang terjadi.

"Jadi apa masalah kalian?" Tanya Irene mewakili yang lain.

"Ada sesuatu yang disembunyikan oleh Jisoo Eonnie" ujar Jennie.

"Apa itu?" Tanya Wendy menatap Jisoo untuk meminta penjelasan.

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Experiment yang gue lakukan ini hanya akan berkesan untuk sementara. Itu artinya Rosie sama Lily pasti akan kembali menjadi dewasa tapi gue tidak tahu kapan ianya akan terjadi" jelasnya.

"Pokoknya mereka tidak boleh menjadi dewasa!" Sentak Jennie.

"Jen, kita tidak bisa melakukan apa apa lagi. Kalau seperti itu pengakhirannya, lo harus ikhlasin semuanya" bujuk Seulgi.

"Tidak akan! Dulu, kalian sendiri yang memaksa gue untuk menerima Rosie menjadi anak gue tapi kenapa disaat gue sudah menyayangi dia, kalian malah seperti ini!?!" Teriak Jennie dengan nafas yang memburu.

"Itu karena kita tidak akan tahu semuanya akan menjadi seperti ini Jen! Lo tidak boleh egois! Rosie sama Lily itu sosok dewasa yang dipaksa menjadi bocah gara gara experiment itu! Kalian sudah mengambil kehidupan mereka! Kalau nanti mereka kembali menjadi dewasa, kalian tidak ada hak untuk menghalang mereka" ujar Wendy; berharap agar Jennie bisa menerima semuanya.

Suasana kembali menjadi hening. Mereka semua kembali sibuk dengan isi pemikiran mereka.

Sementara Rosie dan Lily, mereka berada dikamar Jennie bahkan mereka sudah tidur dengan posisi berpelukan.

Beberapa menit kemudian, Lily menggeliat kecil lalu dia membuka matanya "Eungh, dimana Mama" gumamnya mengucek mata bulatnya.

"Chie, angun" ditamparnya pipi gembul Rosie dengan tangan mungilnya.

"Takit Ly!" Ringis Rosie membuka matanya lalu menatap kembarannya dengan kesal.

Lily cengesan "Angan malah ya. Lily tidak tengaja. Maafin Lily ya" ujarnya beralih mengelus pipi Rosie yang menjadi korban tamparannya.

"Chie maafin" ujar Rosie tersenyum "Tapi Chie mau uyyu"

Lily sontak menyilangkan kedua tangan didadanya "Lily tidak punya uyyu"

"Bodoh! Chie juga tidak mau uyyu punya Lily!" Kesal Rosie.

"Chie yang bodoh!" Balas Lily yang tidak terima.

Rosie yang kesal langsung menjambak poni Lily. Lily diam? Ah, itu tidak mungkin. Sudah pasti Lily membalas jambakan itu membuatkan aksi jambak jambakan terus berlanjutan.

Hah~

Bikin pusing saja nih bocah.




Kembali keruang tamu, masalah yang dihadapi oleh mereka masih belum menemukan jalan keluar.

Irene selaku yang tertua juga sudah bingung memikirkan cara untuk membantu menyelesaikan masalah itu.

"Kita sudah tidak punya pilihan lain bukan?" Tanya Seulgi.

"I think so" sahut Wendy.

Joy menghela nafasnya dengan kasar "Kalian uruskan saja masalah ini. Gue sama Yeri akan memantau si kembar" ujar Joy berganjak kekamar Jennie diikuti oleh Yeri dibelakangnya.

Ceklekk

"Hehhh!!" Keduanya melotot ketika melihat si kembar yang terus jambak jambakan.

"Hiks huaaaa!" Si kembar sudah memulakan drama mereka.

"Rosie, lepasin rambut Lily. Lily juga lepasin rambut Rosie" arah Joy.

Setelah jambakan dilepaskan, Joy langsung menggendong Rosie sementara Yeri menggendong Lily.

"Hiks mau Mommy" isak Rosie.

"Hiks Lily mau Mama" isak Lily.

"Kita bawa mereka kebawah saja" ujar Joy diangguki oleh Yeri.

Mereka kembali turun kebawah untuk menghampiri yang lain.

"Eonnie" panggil Joy.

"Loh, kok bangun?" Jennie mengambil Rosie dari gendongan Joy.

"Tadi tuh mereka lagi jambak jambakan Eon" adu Yeri.

"Lily jambak jambakan sama Rosie?" Tanya Jisoo yang sudah menggendong sang anak.

Lily mengangguk tanpa ragu "Chie ahat" adunya.

"Lily yang ahat!" Balas Rosie.

"Sudah Sayang " Jennie mengusap air mata sang anak.

"Mommy, Chie mau Luby" pinta Rosie.

"Mama, Lily juga mau Chichu" ujar Lily.

Jisoo sama Jennie saling tatap dengan tatapan bingung mereka.

"Luby? Chichu? Apaan tuh?" Seulgi ikutan bingung.

"Ya mana gue tahu Eon" balas Jisoo.

"Rosie, Luby itu siapa hurm?" Tanya Jennie.

Tangan mungil Rosie berusaha menyibak baju Jennie "Luby itu uyyu punya Mommy"

"Mwoya!?" Jennie melotot.

"Lily, jangan bilang kalau Chichu itu Uyyu punya Mama?" Sambar Jisoo menatap sang anak.

Lily mengangguk lucu "Eung! Chichu itu uyyu punya Mama"

"Buset. Bisa bisanya mereka kepikiran nama" komentar Joy yang sudah tertawa bersama Yeri.

"Urghhh Luby sama Chichu huh. Menggemaskan" goda Yeri.

"Mau Luby" rengek Rosie yang masih berusaha menyibak baju sang Mommy.

"Sebentar Rosie" Jennie menghela nafasnya dengan kasar sebelum menyusui sang anak.

Melihat Rosie yang sudah mula mendapatkan uyyu, Lily sontak melompat lompat di pangkuan Jisoo "Lily uga mau!!"

"Iya iya sini" pasrah Jisoo bergegas menyusui anak ayam kesayangannya.

Joy dan Yeri saling tatap dengan tatapan jahil mereka. Seakan mengerti dengan code yang diberikan oleh Joy, Yeri sontak mengangguk lalu mereka mendekati si kembar.

"Rosie, Aunty mau juga dong" pinta Joy mengunyel pipi gembul Rosie.

Plakk

Rosie menampar tangan Joy "Mommy" rengek Rosie meminta bantuan sang Mommy.

"Joy" tegur Jennie.

Seperti biasa, Rosie pasti akan menggunakan pawangnya dan ianya sontak membuatkan Joy hanya bisa cengesan.

Berbeda dengan Lily, dia sendiri yang akan menguruskan semuanya.

"Angan ganggu!" Kesal Lily menabok muka Yeri.

"Kasar ih! Aunty juga mau uyyu" ujar Yeri.

"Minta taja tama Nty Lene" balas Lily.

"Hehhh, kok Aunty!?" Sambar Irene menutup dadanya dengan kedua tangannya.

"Toalnya Nty Lene tudah tua. Halucnya tudah punya anak. Jadi Nty Lene bialin taja Nty Yi jadi anak Nty Lene" jelas Lily lalu kembali menikmati Chichu.

Irene mendengus "Kurang ajar nih bocah" gerutunya.

Seulgi bersama Wendy, Joy dan Yeri yang sudah tertawa itu sontak menghentikan tawa mereka ketika Irene memberikan tatapan mematikan miliknya.

Duh, nyai kalau marah memang menyeramkan si:)









Tekan
   👇

Experiment Baby 🧪✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang