-Epilog-

2.9K 300 63
                                    

Beberapa tahun sudah berlalu bahkan sekarang Rosie dan Lily juga sudah berusia 5 tahun. Mereka tumbuh menjadi bocah yang cukup aktif membuatkan sang Mommy dan sang Mama cukup kewalahan.

"Lily, jangan kabur kamu!" Teriak Rosie berlari mengejar Lily yang sudah kabur dengan membawa boneka tupai punya Rosie.

"Wleeee. Ayo kejar Lily. Rosie payah ih", ledek Lily yang terus berlari dari sang kembaran.

Rosie menghentikan lariannya. Wajahnya sudah memerah menandakan dirinya lagi menahan air matanya yang hampir keluar "Hiks huaaaaa Mommy!!"

Glup

Lily menelan ludahnya dengan kasar. Jika Rosie sudah memanggil pawangnya, itu artinya Lily sudah dalam bahaya.

Dengan buru buru Lily berlari menghampiri Rosie "Shh, jangan menangis lagi. Ini boneka Rosie. Maafin Lily ya"

"Hiks Lily jahat" isak Rosie yang masih sesenggukan.

"Rosie, kamu kenapa?" Teriak Jennie yang berada didapur.

"Lily- hmpphhh!"

Belum sempat Rosie menjawab, Lily langsung membekap mulut Rosie "Shh diam ya. Jangan ngomong sama Aunty Nini. Lily takut" rengek Lily diakhir.

Setelah Lily melepaskannya, Rosie menghentikan tangisannya "Kenapa harus takut? Mommy Nini baik"

"Tapi Aunty Nini galak" polos Lily.

"Mommy memang galak tapi Mommy baik kok sama Rosie"

Lily mendengus "Mama Chu juga baik sama Lily"

"Rosie kenapa?" Jennie menghampiri mereka membuat Lily buru buru menghapuskan air mata sang Kakak.

"Tidak ada apa apa Mom" sahut Rosie yang mampu membuat Lily bernafas lega.

Jennie memicingkan matanya "Rosie menangis?" Tanya nya yang menyadari mata sembab sang anak.

Lily sontak menelan ludahnya dengan kasar "Maafin Lily" lirihnya.

Jennie tersenyum tipis "Tidak apa apa kok. Tapi kalian jangan berantem lagi ya. Kalian harus saling menyayangi"

Lily mengangguk begitu juga dengan Rosie "Aunty, dimana Mama?" Tanya Lily.

"Mama kamu lagi bikin kue didapur" sahut Jennie.

Lily menatap Rosie "Kita ke kamar Aunty Rene saja yuk. Lily ingin bermain sama dede bayi"

"Ayo" sahut Rosie.

"Jangan jahil sama dede bayinya ya" nasihat Jennie yang diangguki oleh keduanya.

Dengan tangan yang bergandengan, Rosie bersama Lily berganjak kekamar Irene.

"Aunty Rene" panggil keduanya setibanya didepan kamar Irene.

"Masuk saja" sahut Irene dari dalam.

Pintu yang tidak ditutup dengan rapat itu langsung saja didorong oleh si kembar lalu mereka berjalan menghampiri Irene yang duduk dikasur dengan menggendong seorang bayi.

Buat pengetahuan semua, Irene sudah menikah bahkan sekarang dia sudah mempunyai seorang bayi perempuan yang bisa dipanggil Baby Joo.

"Dimana Uncle Suho?" Tanya Lily mencari sosok suami Irene.

"Uncle sudah berangkat ke perusahan" sahut Irene.

"Halo Baby Joo" sapa Rosie menatap Baby Joo yang berusia 5 bulan itu.

"Halo Rosie Eonnie" sahut Irene melambaikan tangan mungil Baby Joo.

"Aunty Rene. Lily bosen" adu Lily.

Experiment Baby 🧪✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang