Yudha Giandra

92 12 0
                                    

Visualisasi :
SUGA as Yudha Giandra

***

Pagi itu Yudha datang lebih pagi dibanding hari-hari biasanya. Yudha memeriksa kembali berkas semalam yang ia tinggalkan demi mengantar Eunike. Matanya terus memindai berkas tersebut satu demi satu. Sesekali ia berdecak kesal saat mendapati kesalahan yang dilakukan pegawai bawahannya. Tangannya terus menandai bagian-bagian penting yang harus dikoreksi.

"Selamat Pagi, Mas Yudha". Suara familiar itu membuat Yudha mengalihkan pandangannya dari berkas yang berada di tangannya

"Pagi, Eunike. Sini sebentar" panggil Yudha

Eunike mendekat ke meja kerja Yudha dengan senyuman tipis miliknya. Dengan tangannya, Yudha mengisyaratkan Eunike untuk melihat berkas yang berada di mejanya.

"Bisa tolong urutkan filenya dari yang terbaru sampai yang terlama?. Setelah itu tolong letakkan file ini di ruang penyimpanan" jelas Yudha sambil menunjuk sebuah pintu di dalam ruangannya

"Baik, Mas" jawab Eunike dengan anggukan kepalanya

Yudha juga mengangguk membiarkan Eunike memulai pekerjaannya. Namun, mata elang milik Yudha mendapati kesalahan kecil pada Eunike. Yudha berdecak kesal saat melihat tangan Eunike.

"Jam tangan kamu mana?" tanya Yudha dengan nada kesalnya

"Ah..Maaf mas, saya lupa" jawab Eunike gugup

"Saya sudah bilang jangan lakukan kesalahan. Ini masalah kecil Eunike, hanya jam tangan. Gimana berkas-berkas penting lainnya? Jadwal meeting saya? Jadwal perjalanan bisnis saya?. Hal sepele seperti jam tangan saja kamu lupa"

Yudha menyilang kan kedua tangannya di depan dadanya terlihat sangat marah pada Eunike. Yang ditatapnya hanya bisa menunduk karena ia tahu ini kesalahan dirinya. Seharusnya, Eunike bisa lebih perhatian terhadap tugasnya.

"Maaf, Mas" jawab Eunike singkat dengan penuh penyesalan

"Sudah sana. Taruh filenya dengan rapi. Saya tidak mau ada kesalahan lain lagi dari kamu!" bentak Yudha sebelum kembali menekuni berkas-berkasnya

Bentakan tersebut membuat jantung Eunike berdebar kencang dan rasa gugupnya meningkat. Ia membawa berkas yang tadi Yudha tunjuk untuk ia susun ke meja kerjanya. Namun, siapa sangka ia kembali membuat kesalahan dengan menjatuhkan berkas tersebut. Rasa gugupnya membuat tangannya bergetar hingga berkas di tangannya terjatuh.

"Eunike !!" bentak Yudha sekali lagi

"Maaf, Mas Yudha" jawab Eunike sambil mengambil berkas-berkas yang jatuh kembali ke mejanya.

Keringat mulai bercucuran dan jantungnya tidak bisa melambat. Bentakan Yudha sangat berdampak pada rasa percaya dirinya, 100% hilang. Nike mulai menyusun berkas-berkas tersebut sambil mencoba menenangkan diri.

"Eunike, tolong panggil Pak Juna kemari" pinta Yudha dengan nada tegasnya

"Baik, Mas" jawab Nike sambil membuat panggilan ke Pak Juna

Setelahnya, Eunike balik membereskan berkas tadi. Sejauh ini tak ada masalah yang berarti bagi Nike. Ia memang sangat mahir dalam menyusun berkas seperti ini. Namun, rasanya hari ini memang hari kesialan bagi Eunike. Yudha menghela nafas kasar saat menerima telepon yang entah dari siapa. Matanya memandang tajam pada Eunike yang kini mengalihkan pandangan dari berkas yang sedang disusunnya. Perasaan Eunike tidak enak dan berusaha mengingat apa yang salah. Setelah menutup teleponnya, Yudha menghampiri Eunike dengan tatapan tajamnya.

"Kenapa tidak ingatkan saya hari ini ada rapat?" Tanya Yudha dengan nada kesalnya

Tangan Nike langsung meraih buku catatan yang kemarin ia baca. Sial, Ia melakukan kesalahan lagi. Di buku tersebut ada jadwal meeting Yudha untuk hari ini. Kenapa ia bisa lupa?.

"Saya mau kerjaan ini selesai setelah saya selesai meeting" kata Yudha dengan nada tegasnya sambil menunjuk berkasnya yang sedang Nike susun

Yudha mengambil laptop dan beberapa file dari mejanya langsung keluar dari ruangannya. Setidaknya untuk beberapa jam ke depan aura Yudha tidak mendominasi ruangan ini. Eunike mempercepat kerjanya di saat dominasi Yudha sedang tidak ada. Jujur, saat Yudha berada di sekitarnya rasa gugup dan potensi melakukan kesalahan meningkat.

***

Tepat pukul 14.00, Yudha kembali dari meetingnya. Ia menghela nafas kesal sekali lagi karena Eunike belum selesai menyusun berkas tersebut. Ia memasukkan tangannya ke saku celananya dan berdiri di depan Eunike dengan tatapan tegasnya.

"Kerja kamu hari ini tidak bagus, Eunike" Kata Yudha dengan tatapan tegasnya

"Maaf, mas". Hanya satu kata itu yang dapat terlintas di benak Eunike. Tak ada pembelaan, karena ia tahu ia salah. Mata Eunike masih memindai berkas yang ada di depannya untuk ia susun

Yudha menghela nafas kesal sekali lagi. Ia mengisyaratkan Nike untuk duduk di sofa ruang kerjanya, begitupula dirinya sendiri yang sudah duduk terlebih dahulu. Nike menurutinya dan duduk berseberangan dengan Yudha yang kini menatapnya dengan serius.

"Ini masih tugas sederhana, Nike. Membawa jam tangan, Menyusun berkas, dan mengingatkan meeting tapi kamu sudah kewalahan" jelas Yudha sambil menyilang kan kakinya

Tak ada pembelaan, Eunike hanya menunduk menyadari performanya hari ini yang tidak baik. Awalnya sudah salah, hingga Eunike melakukan kesalahan-kesalahan lainnya. Apalagi bentakan Yudha di pagi hari tadi membuat ia tidak bisa fokus dan merasa takut dengan atasan langsungnya tersebut. Eunike sadar itu dan ia memutuskan untuk diam tak membalas perkataan Yudha.

"Saya paham ini hari pertama kamu, tapi kamu harusnya sudah terbiasa dengan tempo kerja asisten pribadi, kan?" tanya Yudha masih dengan nada kesalnya

"Iya, Mas. Saya gugup setelah dibentak Mas Yudha karena jam tangan" jawab Eunike sambil menundukkan kepalanya lebih lagi

Yudha menghela nafas dan mencondongkan tubuhnya ke arah Nike yang masih setia menundukkan kepalanya. Ia meraih dagu Nike dan diangkatnya hingga wajah Nike kembali terlihat olehnya.

"Maaf kalau tadi saya bentak kamu. Saya tidak suka orang yang tidak teliti" jelas Yudha sambil melepaskan tangannya dari dagu Nike

"Iya, Mas. Saya yang salah memang" jawab Nike dengan nada yang bergetar

Yudha dapat merasakan kegugupan itu dari Nike. Akhirnya ia mengesampingkan rasa kesal dan amarahnya dan bangkit menuju kulkas pribadi di ruangannya. Ia mengambil botol air minum dan memberikannya pada Eunike.

"Lain kali jangan buat kesalahan sepele seperti itu. Saya tidak suka" kata Yudha sambil menggeser botol air tersebut agar lebih dekat dengan Nike

"Maaf, Mas. Besok saya akan bekerja lebih baik lagi" kata Eunike dengan penuh tekad untuk memperbaiki kesalahan

Yudha mengangguk pelan sambil kembali ke meja kerjanya. "Selesaikan susunan filenya, setelah itu kamu boleh pulang" kata Yudha sambil kembali fokus pada berkasnya

"Baik, Mas". Nike kembali ke meja kerjanya guna melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda

Nike melirik botol air minum yang Yudha berikan tadi. Senyum tipis terbit di bibir Nike. Yudha memang terkesan kasar dan galak, namun jauh di balik sifat tersebut ada rasa peduli yang tak ia tunjukkan secara langsung. Jantung Nike lebih tenang setelah perbincangan singkat tadi dengan Yudha. Ia mulai lebih fokus dan lebih cepat terhadap pekerjaannya.

Bagaimanapun juga, besok harus lebih baik lagi dari hari ini.

Pit Stop (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang