Prolog

271 11 0
                                    

Terkadang, hidup seperti balapan antar manusia. Semua orang memacu diri untuk menjadi yang pertama. Mungkin juga tidak peduli lawannya celaka atau terluka. Bak hukum rimba, yang terkuat menjadi pemenangnya. Sayangnya, dalam balapan tersebut tak semua orang memiliki awal yang sama. Seorang memiliki jalan yang lurus, seorang lain memiliki jalan yang berbatu. Seorang memiliki mobil formula, seorang lain hanya berlari dengan kakinya. Baik memimpin atau tertinggal, manusia tetap berlomba walau tanpa keadilan.

Dalam dunia yang seperti balapan tanpa akhir, setidaknya manusia butuh tempat perhentian. Tempat untuk memperbaiki tubuh, jiwa, dan raga yang hancur ditempa dunia. Tempat untuk kembali saat diri mulai hilang arah. Setidaknya kita butuh satu tempat untuk berhenti sejenak memperbaiki semuanya.

Dalam balapan tanpa akhir mendapatkan kesempatan untuk memasuki tempat perhentian seperti sebuah keberuntungan. Bak bintang timur yang menjadi penunjuk arah atau pelangi yang membuat bahagia. Sebuah keberuntungan sekaligus harapan yang ingin dimiliki oleh semua orang namun belum tentu semua orang beruntung untuk memilikinya.

Kamu, Tempat Perhentianku.

Pit Stop (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang