Blind Date

60 12 1
                                    

Satu bulan berlalu sejak kembalinya mereka dari Yogyakarta. Semua tugas mereka telah selesai dengan baik di sana. Presentasi Eunike di hadapan Investor juga berjalan dengan lancar. Alhasil, mereka pulang dengan kabar baik untuk perusahaan mereka.

Walau sejak hari itu Yudha memutuskan berteman dengan Eunike, saat di kantor Yudha tetap menjaga profesionalitasnya. Yudha tetap menjaga ketegasannya di hadapan Eunike saat memberikan Eunike tugas dan tetap memarahinya saat melakukan kesalahan.

"Eunike, tolong kamu panggil Hosea sebentar" pinta Yudha tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas tersebut

"Baik, Mas" jawab Eunike sambil menekan angka di telepon guna memanggil Hosea ke ruangan Yudha

Saat di kantor, Eunike memilih tetap menggunakan panggilan 'Mas' dengan Yudha untuk menjaga profesionalisme mereka. Bagaimanapun juga, Yudha tetaplah atasan yang harus Eunike hormati.

"Mas Yudha, ini file titipan dari Tim Keuangan dan Tim Marketing yang perlu ditinjau dan ditanda tangani, Mas" Kata Eunike sambil meletakkan beberapa berkas di meja Eunike

"Baik, nanti segera saya periksa. Kamu bisa tolong periksa dokumen ini?. Tolong sortir dari yang paling penting terlebih dahulu" pinta Yudha sambil menggeser setumpuk dokumen ke arah Eunike

"Ah iya. Sekalian tolong reschedule meeting saya untuk lusa. Saya ada urusan keluarga" tambah Yudha

"Baik, Mas. Saya ubah jadwalnya ke jadwal kosong Mas Yudha ya" jawab Eunike dengan seulas senyuman

Yudha hanya mengangguk mengiyakan Eunike. Tangan Eunike mengambil setumpuk dokumen tersebut untuk kemudian ia periksa satu per satu berdasarkan skala prioritas yang mana yang harus Yudha tangani terlebih dahulu. Satu minggu ini begitu banyak pekerjaan yang harus Yudha tinjau jadi ia cukup kewalahan. Lembur pun ternyata tidak bisa mengatasi banyaknya kerjaan minggu itu.

"Mas, nanti jam 1 ada meeting dengan JM Group. Salah satu investor kita" kata Eunike mengingatkan Yudha

"Kamu sudah siapkan slide ppt nya?" Tanya Yudha

"Iya, Mas. Sudah saya siapkan" jawab Eunike

"Baik kalau begitu. Tolong kirimkan slide nya ke email saya biar saya cek" pinta Yudha

"Baik, Mas"

Eunike dengan sigap langsung mengirimkan slide ppt nya ke email Yudha. Setelahnya, ia kembali melanjutkan pekerjaannya untuk menyortir setumpuk file yang tadi. Mereka berdua bekerja pada masing-masing pekerjaan dalam keheningan.

Hingga sebuah notifikasi dari ponsel Eunike terdengar. Keduanya mengalihkan pandangan ke asal suara tersebut. Eunike buru-buru mematikan suara notifikasi ponselnya dan meletakkannya ke dalam tas.

"Saya sudah bilang kan Eunike. Kalau sedang bekerja ponselnya di silent" kata Yudha dengan nada kesalnya

"Maaf, Mas"

Yudha mendengus kesal dan kembali pada dokumennya. Fokus Yudha mudah terganggu saat keheningannya diganggu. Oleh karena itu, ia lebih suka bekerja dalam keheningan seperti beberapa saat lalu sebelum notifikasi ponsel Eunike berbunyi.

Sementara itu, diam-diam tangan Eunike bergerak untuk meraih ponsel di dalam tasnya. Ia memeriksa sekilas notifikasi apa yang masuk ke dalam ponselnya. Ternyata sebuah pengingat untuk kencan buta nya nanti malam. Sepupu Eunike, Irene namanya, Ia mengenalkan Eunike dengan teman kampusnya. Berdasarkan ulasan dari Irene sepertinya mereka berdua akan cocok.

Di umur yang sudah ke 27 tahun ini bohong saja jika tidak terpikir tentang pacar. Setidaknya, Eunike juga ingin memiliki seseorang yang akan menemani suka dan dukanya melewati krisis di seperempat hidupnya. Ia juga iri saat melihat kisah cinta menggemaskan orang lain di sosial media. Setiap ia melihat hal tersebut, dalam hati Eunike bergumam kapan ia bisa seperti mereka.

Pit Stop (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang