Cuti

52 8 0
                                    

Inilah saat yang paling dinantikan oleh Yudha sejak beberapa hari lalu, hari pertama cutinya. Betapa senangnya ia pagi hari itu bangun tanpa harus terburu-buru ke kantor. Mentari pagi itu sangat menenangkannya, apalagi dengan segelas kopi di tangannya. Lengkap sudah pagi Yudha yang sangat menyenangkan itu.

Namun sayangnya, setelah menikmati paginya, Yudha bingung untuk melakukan apa lagi. Ia tidak terbiasa untuk berdiam diri di rumah. Biasanya tubuhnya terus bergerak dan otaknya terus berpikir tanpa henti. Oleh karena itu, ketika semuanya diminta beristirahat, jujur saja terasa sedikit kekosongan.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu rumah Yudha membuat pria itu mendekat ke arah pintu masuk. Saat pintunya terbuka, senyuman Yudha pun langsung mengembang dan tangannya terbuka lebar menyambut sang tamu yang datang ke rumahnya.

"Sayang" ucap Eunike sambil memeluk Yudha yang sudah membuka lengannya lebar-lebar itu

Yudha tak lagi dapat menahan tawanya saat Eunike mengucapkan kata 'sayang' padanya. Eunike jarang sekali memanggilnya dengan sebutan itu. Jadi setiap kali Eunike memanggilnya seperti itu, jantung Yudha dibuat jumpalitan hampir copot dari tempatnya. Telinganya pun bersemu merah menandakan betapa senangnya pria itu dibuatnya.

"Jadi hari ini rencana kamu apa?" tanya Eunike seraya masuk ke dalam rumah Yudha

Yudha menggeleng tak tahu apa yang harus ia lakukan. "Aku belum pernah liburan sejak lulus kuliah" jawab Yudha sambil menggaruk tengkuknya

Eunike memutar bola matanya kesal pada Yudha. Bisa-bisanya ia tidak tahu apa yang mau ia lakukan sebelum mengambil cuti. Jika begini caranya, cutinya akan terbuang sia-sia. Keduanya pun duduk di sofa ruang tamu di samping satu sama lain.

"Kamu mau coba kencan minimalis tidak?" tanya Eunike pada Yudha

"Maksudnya?" tanya Yudha balik

"Kemarin aku merasa kencan kita kan terlalu banyak biaya. Aquarium Date, Resort di Pulau Payung, itu semua kan mahal, Dha. Nah sekarang aku mau ajak kamu kencan tapi dengan biaya yang lebih minimalis" kata Eunike sambil tertawa kecil

Yudha pun tertawa sambil mengangguk-angguk paham maksud Eunike. "Ayo. Asal sama kamu mah kemana aja juga aku ikut" jawab Yudha

"Oke. Ayo" ajak Eunike

Yudha pun mengambil jaket hitamnya dan menggandeng Eunike keluar dari rumahnya. Tiba-tiba, Eunike melempar kunci ke arah Yudha dan dengan sigap pria itu menangkapnya. Tangkapan Yudha tersebut diiringi tatapan bingung Yudha terhadap maksud Eunike melempar kunci tersebut.

"Aku tadi pinjam motor James ke sini. Kamu bisa bawa motor, Dha?" tanya Eunike

Yudha menggeleng pelan. "Tidak bisa. Aku cuma diajarin naik mobil" jawab Yudha pelan

Eunike mendengus pelan sambil tertawa. Ia mengambil kembali kunci yang tadi ia lempar ke arah Yudha lalu langsung naik ke atas motor. Setelahnya, ia memakai helmnya serta mengisyaratkan Yudha naik ke motornya juga.

"Ayo aku bonceng" ajak Eunike sambil mengulurkan helm padanya

Yudha tertawa kecil sambil memasang helm di kepalanya. "Kenapa gak naik mobil aja sih, Ke?" gerutu Yudha sambil naik di belakang Eunike

"Nanti kamu juga tahu bedanya" kata Eunike sambil memulai perjalanan mereka mengendarai sepeda motornya.

Eunike mengendarai motornya dengan hati-hati. Semilir angin menerpa wajah keduanya membuat pikiran mereka terasa segar dibuatnya. Sambil mengendarai motornya, tangan kiri Eunike bergerak meraih tangan Yudha untuk dilingkarkan ke pinggangnya. Jujur saja, Yudha kaget dibuatnya namun ia tak menolak untuk melingkarkan kedua lengannya di pinggang Eunike. Yudha pun menyandarkan kepalanya di punggung kecil Eunike membuat senyum Yudha mengembang sejadi-jadinya.

Pit Stop (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang