Dinner

54 9 0
                                    

Akhir pekan hari itu, Yudha sedang berkeliling Mall mencari hadiah yang bagus untuk Eunike. Ia sudah memantapkan hatinya untuk menyatakan perasaannya pada Eunike dengan cara yang romantis. Ia sudah memesan restoran beserta dengan pemain biola untuk mengiringi makan malamnya dengan Eunike. Ia juga sudah menyiapkan bunga mawar di dalam mobilnya. Hanya tinggal mencari hadiah yang akan ia berikan pada Eunike sebagai tanda pernyataan cintanya, lengkap sudah.

Namun, Saat kedua matanya memindai hadiah yang tepat untuk sang pujaan hati, ia mendapati gadis itu sedang berdiri menatap permainan arkade. Dilupakannya tentang hadiah untuk gadis itu, langkahnya langsung mendekat menghampiri Eunike dan berniat mengusili nya. Sampai akhirnya mereka menghabiskan waktu bersama.

Ia tidak berniat menembak Eunike dengan cara seperti itu. Namun, saat kalimat Eunike yang menginginkan Ia bahagia lewat di telinganya, Ia tidak bisa menahan dirinya lagi. Yudha tidak mau menutupi perasaannya lagi di depan Eunike. Ia hanya ingin Eunike tahu kalau ia sangat membutuhkan Eunike dalam kehidupannya.

***

Di sinilah mereka berada sekarang, sebuah restoran yang Yudha pesan sebelumnya. Eunike tersenyum tipis saat pria itu menatap manis pada Eunike sambil menopang dagunya. Sedari tadi Yudha hanya menatapi Eunike lekat-lekat dengan senyuman yang tak ada henti-hentinya. Tatapan tersebut membuat Eunike salah tingkah dibuatnya.

"Kamu kenapa natap aku terus?" Tanya Eunike

"Aku lagi mikir, kok kamu mau terima aku?. Padahal aku gak romantis" kata Yudha sambil tertawa kecil

"Aku suka kamu apa adanya, tidak perlu romantis. Perasaan tulus kamu sampai ke aku kok, Dha" Jawab Eunike

Yudha tersipu malu sambil menutupi wajahnya dengan tangannya. Ingin rasanya ia meleleh, menguap, dan menyublim setelah mendengar hal tersebut dari Eunike. Hanya Eunike saja memang yang bisa membuat pertahanan hati Yudha runtuh seketika.

"Eunike, tanggung jawab. Jantung aku jadi deg-degan" jawab Yudha sambil menutupi wajahnya

Eunike hanya tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan dari Yudha. Ini kali pertama Eunike dapat melihat sisi menggemaskannya itu. Biasanya, Yudha seorang yang tegas, berwibawa, dan gila kerja, sedangkan dihadapan Eunike kini, Yudha hanyalah seorang pria berumur 27 tahun yang sedang jatuh cinta, pada dirinya.

"Kamu mau pakai panggilan sayang?" tanya Yudha pada Eunike

"Kalau kamu?" tanya Eunike balik kepada Yudha

Sebenarnya, Panggilan 'Dha' dari Eunike merupakan salah satu panggilan favoritnya. Di saat semua orang memanggilnya dengan 'Yud', hanya Eunike yang memanggilnya dengan 'Dha'. Panggilan itu terasa spesial bagi Yudha. Tidak perlu panggilan sayang, asalkan Eunike yang memanggilnya, ia sudah merasa sangat disayangi.

"Kalau aku sih terserah kamu aja, Ke" jawab Yudha dengan senyumannya kembali

"Aku masih belum terbiasa. Kalau aku masih panggil Yudha aja gak apa-apa kan?" tanya Eunike sekali lagi

Pertanyaan tersebut dihadiahi anggukan kecil dari Yudha. "Tentu"

Selama makan malam, mereka ditemani iringan musik biola yang sudah Yudha siapkan. Walaupun ia gagal melakukan confess secara romantis, setidaknya apa yang sudah ia siapkan tidak sia-sia. Ia tetap bisa membuat Eunike menjadi ratu dalam semalam bagi kerajaan Yudha. Bayangkan kalau ia ditolak tadi, mungkin ia akan makan malam dengan iringan musik romantis sendirian, atau dengan Tama mungkin, haha.

Pit Stop (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang