Babak Baru

42 10 0
                                    

Matahari di hari senin mengawali hari Eunike yang telah berantakan sejak malam kemarin. Mulai hari ini, Eunike sudah resmi berhenti bekerja dari YG Group. Tangannya menarik koper miliknya keluar dari kosnya untuk berangkat menuju Yogyakarta. Ia akan mencari keberadaan Mamanya berbekal alamat yang diberikan Yudha 2 malam lalu.

"Sudah siap, Kak?" tanya James yang dengan sigap mengambil koper Eunike ke dalam mobilnya

"Iya, James" jawab Eunike pelan

"Ayo kita berangkat". James membukakan pintu untuk Eunike masuk ke dalam mobilnya.

Setelah Eunike masuk ke dalam mobil, James mulai melajukan mobilnya meninggalkan kos Eunike. Dialihkannya pandangan Eunike keluar jendela. Pikirannya melayang pada Yudha yang mungkin sedang berada di kantor sekarang. Jujur saja, ia ingin tahu keadaan pria itu. Bagaimana keadaannya sekarang? Bagaimana pekerjaan di kantor? Bagaimana Yudha menjalani harinya?. Hatinya ingin tahu semua itu dari Yudha.

Rindu, Dha

"Kak Eunike, maaf ya gak bisa ikut ke Yogyakarta. Aku ada kerjaan di sini yang gak bisa aku tinggal. Tetap berkabar ya, kak. Kalau Papa macam-macam abaikan saja, kak" kata James sambil menggenggam tangan kakaknya tersebut

Eunike tersenyum tipis seraya menatap mata James yang kini terlihat pancaran kesedihan di sana. "Kamu hati-hati ya di sini" ucap Eunike

"Sampaikan salam aku untuk mama. Aku masih berharap semua yang Kak Eunike katakan itu gak benar, Kak" kata James

"Aku juga berharap begitu James. Itu sebabnya aku mau cari mama sesegera mungkin" ucap Eunike

Ini salah satu cara Eunike untuk membawa Yudha kembali. Setidaknya, ia harus tahu hal yang sebenarnya dari mulut mamanya sendiri untuk dapat percaya dengan kebenaran tersebut. Ia masih ingin memperjuangkan cintanya pada Yudha. Persetan dengan tanggapan orang yang mengatakan dia denial atau apa. Ia hanya ingin mengetahui kebenaran sebelum memutuskan hubungan mereka.

***

"Eun-"

Panggilan Yudha berhenti saat menyadari tak ada orang lain selain dirinya di ruangan miliknya.  Setelah hampir 5 bulan bersama Eunike, dirinya mulai terbiasa mengandalkan Eunike dalam tugas-tugasnya. Sudah kali keberapa hari ini mulutnya tak sengaja melontarkan panggilan untuk gadis itu. Meski otaknya sudah menyuruhnya untuk berhenti mengingat gadis itu, mulutnya sudah sangat terbiasa untuk mengatakan panggilan tersebut.

Baru hari pertama, Dha. Nanti juga terbiasa

Diambilnya file-file di mejanya dan akhirnya ia membuat salinan sendiri untuk file-file tersebut. Salahnya sendiri juga mengiyakan permintaan Eunike untuk langsung berhenti tanpa one month notice sehingga ia harus menderita 1 bulan ke depan tanpa asisten menunggu asisten baru yang akan direkrut oleh HRD.

Seharusnya kemarin Ia memberlakukan saja one month notice nya. Setidaknya ia tidak perlu repot-repot membuat salinan seperti ini dan tidak perlu repot-repot merindukan gadis itu. Ah, Yudha rindu rasanya dengan kehadiran Eunike. Hanya saja rasa rindu itu kadang tumpang tindih dengan rasa penyesalan mengenal Eunike.

BRAK.....

Suara pukulan ke mesin fotokopi membuat semua mata beralih pada Yudha sedangkan Yudha sendiri tidak memperhatikan sekelilingnya. Pikirannya kacau balau namun ia harus tetap bekerja. Sebenarnya, ingin sekali ia langsung mendatangi alamat yang diberikan Nicholas malam kemarin, namun semua jadwal sudah tersusun rapi sempurna selama seminggu ini. Seperti biasa, akhir bulan adalah hari-hari yang berat untuk Yudha. Pekerjaannya akan menumpuk dan tanpa bantuan Eunike ia yakin ia akan menginap di kantor tanpa tidur. Ia hanya berharap dalam hati, semoga minggu depan ia dapat dengan tenang menemui Mama Eunike dan meminta penjelasannya. Ia butuh penjelasan atas semua hal yang telah menimpa dirinya.

Pit Stop (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang