Visualisasi :
V as Tama Yunanda***
Malam itu Yudha dan Eunike jalan bersisian di jalan Malioboro, tempat ikonik yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Yogyakarta. Suasana jalan tersebut cukup ramai. Banyak orang berlalu lalang, berbelanja, maupun menikmati kuliner jalanan. Mereka berdua berjalan dalam keheningan menikmati rembulan malam itu yang terlihat bersinar terang.
"Eunike, mau foto?" Tawar Yudha sambil memandang Eunike
"Boleh" jawab Nike cepat
Yudha mengeluarkan ponselnya lalu mengambil foto Eunike di jalan Malioboro tersebut. Senyum tipis pun kembali menghiasi sudut bibir dari Yudha saat melihat gadis itu berpose untuk foto yang diambilnya.
"Mas, pakai hp saya saja" kata Eunike
"Hp saya saja. Nanti saya kirim saja fotonya" jawab Yudha masih mengambil foto Eunike dari berbagai sudut
Tak membantah, Eunike kembali berpose diiringi Yudha yang mengubah-ubah posisinya untuk mengambil foto Eunike.
"Mas Yudha, sini saya fotoin juga" Kata Eunike sambil mendekat ke arah Yudha
"Oh iya, boleh juga"
Mereka bertukar posisi agar Eunike dapat mengambil foto Yudha. Terdapat satu keahlian lagi dalam diri Eunike yaitu fotografi. Berbekal ponsel milik Yudha yang ia otak-atik pengaturannya, ia berhasil mendapatkan sudut, posisi, dan pencahayaan yang baik. Selang beberapa saat, Yudha mendekat ke arah Eunike untuk melihat hasil foto Eunike.
"Bagus" puji Yudha
"Terima kasih, Mas" jawab Eunike
"Yudha, Eunike"
"Eh iya, Yudha. Terima kasih, Yudha" koreksi Eunike
Yudha tersenyum tipis pada Eunike. Tanpa sadar tangannya bergerak menuju rambut Eunike dan mengacak-acak kecil rambutnya. Sontak aksinya tersebut membuat wajah Eunike bersemu merah. Keduanya sama-sama bingung dengan aksi tiba-tiba tersebut dan memilih langsung membuang pandangannya ke arah lain.
Yudha, bodoh
"Mau coba lumpia? Terkenal loh itu. Banyak yang rekomendasiin di google". Yudha melangkah mendahului Eunike berusaha mengalihkan topik
"Boleh, Yudha" jawab Eunike
Eunike mengikuti dari belakang langkah besar Yudha. Sedari tadi mereka jalan bersisian, Yudha dapat menyesuaikan laju jalannya dengan Eunike, itu membuat Eunike senang. Namun, saat ini Yudha kembali menggunakan langkah besarnya untuk mendahului Eunike. Mungkin rasa gugupnya membuat ia seperti itu. Masalahnya, Eunike yang harus mati-matian mengejar langkah pria itu, setengah berlari.
***
Hari kedua di Yogyakarta tampak berbeda dari malam sebelumnya. Semalam keduanya tampak nyenyak tidur di kamar mereka masing-masing. Waktu yang mereka habiskan berdua di jalan Malioboro malam itu, cukup untuk membuat keduanya tersenyum dalam tidur mereka. Terutama untuk Yudha.
Pagi hari yang cerah menemani Yudha duduk di depan teras sambil menikmati segelas kopinya. Tangannya bergerak menggulir layar di ponselnya, melihat hasil foto semalam. Senyum tipis ia terbitkan saat tiba pada foto Eunike yang tersenyum lebar di jalan Malioboro malam itu. Ini salah satu alasan Yudha menggunakan ponselnya untuk foto-foto semalam, agar ia dapat melihat foto gadis tersebut lagi dan lagi.
"Pagi, Yudha" sapa gadis itu saat keluar menuju teras
Yudha terkejut dibuatnya hingga menjatuhkan ponselnya ke lantai. Buru-buru ia mengambil ponsel tersebut dan memasukkannya ke saku celananya. Jantungnya berdegup dengan kencang saat menyadari Eunike berdiri di sampingnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pit Stop (TAMAT)
RomanceDalam dunia yang berlomba untuk menjadi terdepan, saat tubuh dan jiwa hancur dirusak dunia, saat diri terasa hilang arah, setidaknya kita butuh satu tempat untuk berhenti sejenak memperbaiki semuanya. Kamu, Tempat Perhentianku.