Villain

44 10 2
                                    

Setibanya Eunike di Jakarta, Eunike langsung bergegas pergi ke rumah sakit tempat Yudha dirawat. Nicholas hanya mendampingi Eunike sampai Bandara Adi Sutjipto karena ia harus menjaga Mba Sri juga yang masih belum sembuh total. Langkah kecil Eunike berlarian menyusuri lorong rumah sakit dengan khawatirnya, berharap Yudha baik-baik saja.

Sesampainya di sana, Eunike bertemu dengan Julian yang sedang berada di luar kamar rawat Yudha. Ia hanya bersandar di tembok sambil memasukkan tangannya ke saku celananya tampak khawatir juga.

"An, kondisi Yudha gimana?" tanya Eunike dengan khawatirnya

Julian langsung mengalihkan pandang pada Eunike yang bertanya penuh kekhawatiran itu. "Masih belum sadar, Ke. Tapi kata dokter tidak terlalu parah. Pendarahannya sudah ditangani" jawab Julian

"Boleh saya masuk?" tanya Eunike pada Julian

Julian mengangguk mengiyakan permintaan Eunike. Segera, Eunike membuka pintu ruang rawat Yudha dan menghampiri Yudha yang terbaring di ranjang rumah sakitnya. Tangan Eunike bergerak menggenggam tangan pria itu berusaha menguatkan dirinya sendiri dan mengurangi rasa khawatir dalam hatinya.

Aku di sini, Dha.

"An, Juna, An. Juna pelakunya" kata Eunike pelan pada Julian

Julian mendengus tak percaya. "Ke? Bang Juna tadi kesini sama khawatirnya seperti saya, Ke. Kamu datang-datang jangan mengarang" kata Julian tak percaya

"Yudha berhasil menemukan Mama saya, An. Saya sudah dengar penjelasan dari Mama saya. Juna pelakunya. Dia yang membunuh Papa kamu. Dia juga yang mengurung Mama saya di Yogyakarta. Dan kemungkinan dia juga yang celakain Yudha" jelas Eunike dengan sedikit nada frustasi

"Apa buktinya, Ke?. Mana buktinya?!" kata Julian dengan sedikit bentakan

Bentakan Julian tersebut membuat dirinya terdiam seketika. Saat ini yang Eunike punya hanyalah bukti tidak langsung. Kesaksian Mamanya pun bersifat subjektif karena tidak ada saksi lain yang melihat Juna menyuruh mamanya. Semuanya dapat dengan mudah diputarbalikkan oleh Juna. Posisinya sangat merugikan mamanya bagaimanapun juga.

"Eunike, dengar baik-baik ya. Saya percaya Bang Juna itu bukan orang yang seperti itu. Bang Juna jauh lebih baik dari Bang Yudha bahkan. Itu tidak mungkin, Eunike" jelas Julian.

"Dan jika kamu yakin Bang Juna dalang dari semuanya bawakan saya buktinya" tambah Julian dengan tatapan tajamnya

Eunike hanya dapat menghela nafas kesal saat Julian tidak mempercayainya sedikitpun. Satu-satunya harapan Eunike adalah Yudha. Mereka harus mendengar cerita dari sudut pandang Yudha setelah ia sadar. Kalau semua sesuai seperti yang Mamanya ceritakan seharusnya memang Juna yang mencelakai Yudha.

Cepat sadar, Dha

***

Malam dingin di hari kedua Yudha di rumah sakit, sangat menusuk ke dalam tulang Eunike. Ia tidak meninggalkan Yudha sedetikpun dari pandangannya karena rasa khawatirnya pada pria itu. Ia berusaha melindungi Yudha, bagaimanapun caranya. Jika Julian tidak mempercayainya saat ini, maka yang bisa ia lakukan adalah menjaga Yudha dari siapapun yang ingin mencelakainya.

Pintu ruangan rawat Yudha terbuka menampilkan sosok Julian yang kembali dengan pakaian yang telah berganti. Julian menghela nafas pelan saat melihat Eunike masih berada di sana dari kemarin sore hingga malam ini. Ia meletakkan sekantong makanan yang ia letakkan pada sisi Eunike.

Pit Stop (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang