26

104 4 0
                                    

Umayrah berjalan keluar kelas, sambil membuka aplikasi ojek onlinenya. Namun radar aplikasi itu tidak kunjung menemukan pengemudi terdekat. Akhirnya Umayrah memutuskan untuk menunaikan ibadah sholat ashar terlebih dahulu di mushola universitasnya. Barulah nanti, setelah selesai sholat, ia akan memesan mobil untuk mengantarnya pulang ke rumah Bu dhenya.
Setelah mengakhiri sholatnya dengan dua salam, Umayrah menengadahkan tangannya. Ia ingin Allah selalu menuntunnya dan mengiringi langkahnya agar dia tidak salah dalam melakukan apapun baik di hari ini maupun hari esok.

Flash back:
"Effortnya udah kayak gitu, masih nggak Lo maafin May? Wah.. wah.. wah.. keterlaluan elo," ucap Rachel.
"Aku udah maafin dia kok," bantah Umayrah.
"Terus kenapa elo masih tinggal di rumah bu dhe elo?" Tanya Nadia.
"Aku masih nggak siap aja, kalau seumpama aku balik ke rumah mas Albi, tapi mas Albi nya masih suka senyum pas ngelihatin kakak iparnya."
"Ya kan bisa aja tuh kakak iparnya abis ngelawak, makanya suami elo senyum senyum sendiri pas ngeliatnya," Ucap Rachel mencoba mematahkan argumen Umayrah.
"Iisshh! Lo bisa bedain senyum sama ketawa nggak sih chel," omel Nadia.
Umayrah menggeleng gelengkan kepalanya, "dulu, aku pernah lihat mas Albi senyum karena dia liat kakak iparnya nata kitab kitab, sama anak temennya Abah. Awalnya, aku ngira kalau mas Albi sukaknya sama anak temennya Abah. Tapi pas anak temennya Abah udah pulang, mas Albi ternyata masih suka tiba tiba senyum dan senyum itu selalu sambil liatin kakak iparnya. Dari situ aku mulai sadar kalau mas Albi pernah suka sama kakak iparnya, meskipun kakak iparnya nggak."
Rachel dan Nadia hanya diam, mendengarkan curhatan sahabatnya.
"Bahkan dia lebih memprioritaskan kakak iparnya dari pada aku hiks... hikss..."
"Loh May, lo kok jadi mewek gini sihh," ujar Nadia yang langsung memeluk sahabatnya itu.
"Aku belum siap untuk menerima kenyataan kalau mas Albi masih suka sama kakak iparnya Nad... Hikss... Hiks.." tangis Umayrah di dekapan hangat Nadia.

***

Tepat saat May baru saja keluar dari gerbang kampusnya, pengemudi taxi online yang dipesannya menelfon.
"..."
"Iya pak hallo, bapak ada di mana ya?"
"..."
"Oh ya udah, biar saya aja pak yang nyebrang," jawab Umayrah sembari menyebrang jalan sambil mencocokkan plat nomor yang tertera di handphonenya dengan satu persatu mobil yang terparkir diseberang kampusnya.
"..."
TIINNN!
Saat Umayrah menyadari dirinya hanya berjarak beberapa meter dari bus yang sedang melaju, kakinya sudah tidak mampu lagi ia gerakkan. Ia begitu panik, hingga sekujur tubuhnya terasa membeku di tengah jalan raya tersebut.
Seketika ia merasa dejavu dengan mimpinya kemarin malam. Semuanya benar benar mirip persis, hanya saja di mimpinya, ada ustad Fahmi yang akan menyelamatkan dari maut.
Namun kenyataannya, ustad Fahmi telah tiada. Tidak ada yang akan menyelamatkan kali ini.
Yang masih bisa ia lakukan saat ini hanya menutup mata. Ia pasrahkan hidup dan matinya pada Tuhan Yang Maha Esa.

UmayrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang