Malam itu, Umayrah baru saja selesai membantu para abdi ndalem untuk membereskan bekas makan malam keluarga mereka. Setelah selesai May langsung kembali ke kamarnya.
May membuka pintu kamarnya dan segera masuk ke dalam sana. Namun betapa terkejutnya ia karena ternyata sang suami sedang berganti baju. Tumben sekali, pria itu tidak mengganti bajunya di dalam kamar mandi.
Albi yang menyadari kehadiran Umayrah bukannya malah segera memakai kaos gantinya. Pria itu justru berjalan mendekati Umayrah sembari menggaruk garuk perut sixpacknya yang tidak gatal.
Seketika jantung Umayrah merasakan desiran yang aneh.
Ia baru menyadari bahwa ternyata bukan hanya otot lengan Albi saja yang terpahat sempurna, tapi juga otot dada dan perutnya.
Umayrah yang baru pertama kali melihat penampilan suaminya yang seperti ini hanya dapat melangkahkan mundur kedua kakinya. Namun Albi malah mengikuti setiap langkahnya. Pria itu semakin mengikis jarak dirinya dengan unayrah. Hingga akhirnya Albi berhasil mengunci pergerakan Umayrah dengan kedua lengan kekarnya yang ia tumpukan pada salah satu sudut tembok kamarnya.
Umayrah menundukkan wajahnya karena merasa wajahnya kini sudah sangat panas dan menunjukkan ekspresi salah tingkah karena sikap Albi barusan.
"M_ mas A_ Albi gerah ya?" Tanya Umayrah. Namun pria itu tetap diam dengan mata yang terus menatap wajah Umayrah yang masih tertunduk.
"M_ Mau aku gedein ACnya?" Tanya Umayrah terbata bata, jujur saja jantungnya sendang berdetak tidak karuan karena posisi mereka yang sangat dekat malam ini. Bahkan gadis itu bisa merasakan nafas Albi yang menerpa khimarnya.
"Atau m_ mas A_ Albi mau ganti baju, b_ biar May ambilin?"
Albi menggeleng, lalu berbisik tepat di telinga kanan Umayrah, "aku mau kamu, boleh ya?"
Umayrah membeku. Ia paham apa yang di tanyakan Albi, tapi dia tidak tahu harus bagaimana cara menjawabnya.
Alhasil Albi memilih untuk menarik dagu Umayrah, agar ia dapat menatap wajah manus istrinya.
Albi mencium pipi kanan, pipi kiri, kening, dan juga ujung hidung Umayrah.
Sesaat kemudian Albi memandangi bibir sehat Umayrah. Bibir itu terlihat merah meski kulitnya tidak putih. Setelah beberapa detik memandangi bibir itu, Albi kembali bertanya, "boleh ya?"
May tersenyum malu, lalu mengangguk.
Saat Albi mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir Umayrah, gadis itu menutup matanya.
Satu detik.. dua detik.. tiga detik berlalu, Umayrah kembali membuka matanya, hingga netranya dapat menangkap senyum jahil sang suami.
"Kita sholat sunnah dulu ya," kata Albi seraya menyelipkan jari jarinya ke jari jari tangan sang istri, menggandeng Umayrah ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.***
Umayrah terbangun karena terusik oleh pergerakan jari jari Albi yang memainkan anak anak rambutnya.
"Morning my beautiful wife."
Umayrah hanya tersenyum, tanpa membalas ucapan itu.
Mengingat kejadian semalam, Umayrah langsung membalikkan badannya, membelakangi Albi.
Ia masih malu untuk sekedar bertatapan dengan suaminya, padahal saat ini saja yang menutupi tubuh mereka berdua hanya selimut dengan bercak merah.
Namun Albi tidak ambil pusing dengan Umayrah yang membelakanginya karena dengan posisi Umayrah yang seperti ini, ia justru dapat dengan mudah memeluk pinggang ramping istrinya, serta membuat tanda kepemilikan di pundak dan leher wanitanya itu.
"Mas ish! Udah!" Ronta Umayrah. Gadis itu merasa geli dengan Albi yang masih saja menggigit kecil pundaknya.
Alhasil tulang hidung Albi menabrak siku May karena gadis itu terus menerus meronta, "Awh!" Rintih Albi kesakitan.
May yang panik dan merasa bersalah segera membalikkan tubuhnya, menghadap Albi, "maaf mas, aku nggak sengaja. Mana yang sakit?" Tanyanya sambil menangkup kedua belah pipi Albi.
Cup!
Albi berhasil mencium singkat bibir Umayrah karena aktingnya yang hebat, barusan.
"Mas.." protes Umayrah.
Cup! Lagi lagi Albi berhasil mencium bibirnya.
"Udah ah aku mau mandi," kata Umayrah yang dengan cepat melesat ke kamar mandi dengan balutan selimut yang ia tarik dengan paksa dari tubuh Albu.
"MAY!" Teriak Albi yang sudah telanjang bak bayi baru lahir. Satu satunya kain yang tadinya menutupi mereka, telah dibawa pergi oleh Umayrah.
"May... Ikut," teriak Albi sembari menyusul Umayrah ke kamar mandi yang ada di kamar mereka.
"NGGAK BOLEH!!!" Tolak Umayrah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Umayrah
RomanceUmayrah Hanum Ar-Rayya adalah gadis 'tidak cantik' yang menerima pinangan Gus Albi Hawnar-Rohim, sesaat setelah ayah kandung May meninggal akibat melindungi Gus Albi dan kedua orang tuanya dari begal. Namun setelah menikah, May baru menyadari bahwa...