Umayrah Hanum Ar-Rayya, seorang gadis 19 tahun yang sedang duduk di depan ruang operasi itu tidak henti hentinya meneteskan air mata.
Sudah berulang kali Ibu nyai Aisyah membersihkan pipi gadis itu dari air mata. Namun tetap sia sia karena gadis itu terus saja terisak.
Bahkan pelukan hangat yang wanita paruh baya itu berikan, tidak dapat membuat hati Umayrah merasa tenang.
Lampu ruang operasi telah padam, tak berselang lama pintu ruangan itu terbuka. May segera bangkit dan masuk ke dalam ruangan itu, tanpa terlebih dahulu mendengarkan apa yang ingin dokter sampaikan padanya.
"hiks.. hiks.. hiks.. " tangis May sembari memeluk pria yang terbaring lemah dibrangkar ruang operasi itu.
"maafkan bapak ya nduk belum bisa menjadi orang tua yang baik."
May menggeleng, "bapak adalah orang tua terbaik yang pernah Allah berikan."
"Gus..," panggil pria dengan luka tusuk, pada salah satu dari dua laki-laki yang baru saja memasuki ruangan ini bersama dengan ibu nyai Aisyah.
May segera menjauhkam diri dari berangkar guna memberi mereka ruang untuk melihat kondisi bapak, sekaligus sebagai bentuk tawadu'nya sebagai santri mereka.
Pria bernama Albi itu mendekat seraya menjatuhkan lututnya di lantai, sehingga posisinya kini sejajar dengan Fahmi, ayah kandung Umayrah yang kini terbaring lemah di atas berangkar rumah sakit.
"Gus, bol-lehkah sa-ya meminta to-long pada panjenengan?" ucapnya dengan nafas yang mulai tidak beraturan.
"jika Sayyidina Ali bin Abi Thalib saja, rela menjadi budak orang yang telah mengajirinya meski hanya satu huruf. Maka tentu dengan senang hati saya rela, membantu orang yang telah mengajarkan saya banyak hal." Jawab pria 24 tahun itu.
Gus Albi, anak ke tiga ibu nyai Aisyah dan kyai Nashir itu benar benar sudah menganggap ustadz Fahmi lebih dari sekedar guru baginya.
"to-long jaga putri sa-ya gus," pinta pria yang May panggil dengan sebutan 'bapak'.Flash back:
"ustad Fahmi" panggil Kyai Nashir sembari melambaikan tangannya kearah ustad Fahmi yang sedang mencari cari keberadaan mereka di lobby bandara.
Ustad Fahmi yang mendengar panggilan itu pun segara menoleh. Sebuah keluarga yang sedari tadi ia cari diantara banyaknya orang yang berlalu lalang dibandara itu akhirnya ia temukan.
Ustad Fahmi segara menghampiri mereka dan mencium punggung tangan kedua pria yang ada di sana. Namun ketika ia hendak mencium punggung tangan pria yang lebih muda darinya, tiba tiba, "dug!" ternyata pria muda tersebut juga ingin mencium punggung tangan ustad Fahmi.
Keduanya saling tatap, "maaf gus," kata ustad Fahmi.
Namun bukannya menjawab pria muda itu justru memeluk tubuh ustad Fahmi, "saya rindu ustad."
Mendapatkan perlakuan sehangat itu, membuat ustad Fahmi memilih untuk membalas pelukan pria muda tersebut dan mengelus punggungnya.
Setelah acara berpelukan itu selesai, ustad Fahmi berkata, "selamat nggih gus atas wisuda S2 njenengan di Al-Azhar."
"saya turut bahagia," sambungnya.
"nggih ustad, terima kasih."
"Oh ya, mari saya bawakan barang barangnya. Mobil njenengan ada di sebelah sana Kyai," kata ustad Fahmi sambil menunjuk ke arah pintu keluar bandara itu.
Ustad Fahmi beserta istri dan anak ketiganya itu berjalan di depan, sementara ustad Fahmi berada di belakang mereka dengan kedua tangan yang dipenuhi tas berisi oleh oleh khas Mesir.***
"wonten nopo mi, kok berhenti?" tanya Kyai Nashir pada ustad Fahmi.
"niku yai, wonten motor parkir di tengah jalan. Mobilnya jadi tidak bisa lewat yai."
Belum sampai ustad Fahmi mengutarakan niatnya untuk memindahkan motor yang parkir sembarangan itu, kepada Kyai Nashir. Kaca mobil itu telah terlebih dulu di ketok dengan kasar oleh dua pria bertopeng dari luar sana.
Tok!! Tok!! Tok!! Tok!!
"keluar!! Cepat keluar!! Kalau tidak, saya pecah kaca mobil kalian!" ucap salah satu dari mereka.
"bah, kita di begal. Pripun niki bah..," cemas nyai Aisyah.
Kyai Nashir mencoba menenangkan istrinya dengan mengusap bahu wanita itu, "Allah pasti akan menolong kita mi. Sholawat terus ya"
"Jangan coba coba menelepon polisi, ayo cepat keluar!!" ujar sslah yang lain dengan nada tinggi.
"Biar saya saja yang keluar yai," kata ustad Fahmi.
"Jangan mi, bahaya," larang kyai Nashir.
"Tabrak aja ustad motornya, terlalu berbahaya kalau kita har_
Belum sempat Gus Albi menyelesaikan kalimatnya,
"argh!!! Kesuen, ora Ndang podo metu!" geram begal itu.
"ctarrr!!" kaca disamping ustad Fahmi telah di pecah menggunakan batu oleh begal itu, dengan sigap ustad Fahmi segera mendorong pintu disampingnya, hingga menyebabkan tubuh begal yang memecahkan kaca tersebut terpental dan kaca yang pecah itu berserakan di luar mobil.
Ustad Fahmi segera keluar dari mobil itu. Namun Albi yang duduk di sebelahnya itu mencekalnya, "saya ikut."
"jangan gus, njenengan di sini saja. Kunci mobilnya, lalu telepon polisi."
"saya mohon gus," timpal pria lima puluh tahun itu.
Ustad Fahmi segera beranjak, pria itu bertarung melawan dua begal tadi.
Ustad Fahmi mengerahkan seluruh tenaganya dan mengeluarkan seluruh jurus andalannya. Namun tetap saja pertarungan ini tidak seimbang. Dua lawan satu.
Kedua tangan ustad Fahmi telah di kunci oleh salah satu dari dua begal itu, sementara salah yg lainnya yang melihat gus Albi turun dari mobil segara menyodorkan pisau berlumur racun ke arah ustad Fahmi.
"jangan berani mendekat! "
Namun nyali gus Albi tidak berkurang sedikit pun, pria itu tetap mendekat dengan kedua tangan yang siap untuk menghajar kedua bajingan tersebut.
"jlep!"
"arghhh.. "
Langkah gus Albi terhenti, seluruh tubuhnya terasa lemas menyaksikan darah segar keluar dari perut maha gurunya. Dia terlalu berambisi menghajar begal itu, hingga tidak memikirkan keselamatan gurunya. Ini semua salahnya.
"wiu... Wiu... Wiu..."
Tak lama kemudian sirine polisi terdengar menggema di jalan itu membuat para begal itu semakin marah. Namun yg satu memilih untuk segera kabur dan yang lain memilih untuk melampiaskan amarahnya dengan mencabut pisau yg menancap di perut ustad Fahmi dan menancapkannya kembali di dada pria tersebut, "jlep!"
"arghhh"
Setelahnya puasa membuat ustad Fahmi kesakitan, begal itu segera berlari menghindari kejaran polisi.
![](https://img.wattpad.com/cover/294841951-288-k601389.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Umayrah
RomanceUmayrah Hanum Ar-Rayya adalah gadis 'tidak cantik' yang menerima pinangan Gus Albi Hawnar-Rohim, sesaat setelah ayah kandung May meninggal akibat melindungi Gus Albi dan kedua orang tuanya dari begal. Namun setelah menikah, May baru menyadari bahwa...