SELAMAT MEMBACA
Moira pulang sekolah sendiri dengan menggunakan taksi, Carrel sedang latihan basket. Ia tidak menemani Carrel karena cowok itu juga tidak berbicara padanya setelah kejadian di pinggir lapangan tadi.
Moira menidurkan dirinya di kasur, kejadian demi kejadian berputar kembali di kepalanya. Kayra sudah tidak mempercayainya, Carrel juga marah padanya, lalu siapa lagi?
Ah iya Lisa. Moira teringat kepada Lisa, gadis itu penasaran apakah Lisa juga sama seperti Kayra yang sudah tidak berpihak padanya? Dengan segera gadis itu menelpon Lisa.
Butuh beberapa detik untuk panggilan terhubung, setelah menunggu akhirnya Lisa menjawab telpon Moira.
"Halo, ada apa Moi?"
"Lis, kamu percaya sama aku?"
"Maksud kamu?"
"Tentang masalah kemarin di dekat toilet, apa kamu bakal sama kaya Kayra yang udah gak percaya sama aku?"
"Moi aku...."
"Lisa, aku berani sumpah kalau aku gak lakuin apa-apa. Kenapa kalian pada gak percaya sih sama aku?"
"Moi aku percaya sama kamu, aku juga sebenarnya gak percaya dengan tuduhan Aileen."
"Lis kamu beneran?"
"Bener, kita udah temenan lama. Aku lebih ngerti kamu bagaimana."
"Terimakasih Lisa."
"Udah jangan sedih, aku ada di pihak kamu."
"Lis kamu tau? Tadi di lapangan Aileen kembali fitnah aku. Sampai-sampai sekarang Carrel diemin aku. Aku harus gimana Lis? Kenapa Aileen lakuin ini semua?"
"Astaga, Aileen kok gitu sih. Aku gak nyangka kalau dia kaya gitu. Kamu tenang aja Moi, aku bakal bantu kamu buat nunjukin kebenarannya."
"Lisa terimakasih banyak, di saat kondisi aku kaya gini kamu ada di sisi aku."
"Sama-sama Moi. Udah jangan terlalu di pikirin, nanti aku bantu ngomong sama Carrel, okey?"
"Iya Lis, udah dulu ya. Sekali lagi terimakasih Lisa."
"Iya Moi."
Moira mematikan sambungan telepon dan bernapas lega. Ternyata masih ada Lisa yang percaya padanya.
"Tuhan, tolong tunjukkan pada mereka kebenarannya," Batin Moira sedikit terisak. Siapa yang tahan jika terus di fitnah seperti yang Moira alami? Tidak ada! Mau mencoba tidak peduli pun rasanya sama saja, pasti ada rasa sakit yang menghampiri hati.
*****
Aileen, gadis yang dua hari ini dengan jahatnya memfitnah Moira sedang mengetuk pintu ruangan Ayahnya. Setelah mendapat persetujuan untuk masuk, gadis itu langsung membuka pintu.
"Ayah, apa kau sudah makan?" Tanya Aileen yang duduk di sebuah kursi di depan meja Ayahnya.
"Belum Putriku," Jawab Winston.
"Kenapa kau belum makan? Apa di mansion ini kekurangan makanan?"
"Kau menyepelekan kekayaan Ayahmu Elen?"
"Tidak Ayah. Maka dari itu kau segera lah makan, kenapa kau selalu telat makan siang?"
"Sebentar lagi aku akan makan, sudah jangan bahas itu. Sekarang beritahu aku bagaimana dengan pertemananmu?"
"Pertemanan ku terjalin sangat baik Ayah, kenapa kau mengkhawatirkan itu? Apa kau ragu bahwa aku berteman dengan baik?" Tanya Aileen menatap intens Ayahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
Teen FictionFollow sebelum baca yuk♡ _-- Darah di bayar dengan darah Nyawa di bayar dengan nyawa Saya hanya melakukan apa yang orang lain perbuatan dengan saya, setimpal bukan? Hanya seorang gadis lugu yang berubah menjadi seorang perempuan yang haus darah. Sem...