SELAMAT MEMBACA
Aileen membuka pintu kamarnya dengan kasar, gadis itu langsung melemparkan tas sekolahnya ke ranjang tidur.
"ARGHHHHH! SIALAN KAU MOIRA! KENAPA RENCANAKU GAGAL KAYA GINI???" Aileen mengamuk sambil melempari apa saja yang ada di hadapannya.
"KENAPA CARREL PERCAYA SAMA MOIRA SIH??"
"LISA JUGA, BERANI BANGET DIA IKUT CAMPUR!"
"ARGGHHHHH!"
Aileen semakin murka kala mengingat kembali kejadian tadi saat Carrel membuka suara tanda cowok itu tidak percaya. Rencananya dia ingin melihat Carrel memarahi Moira, tapi apa yang ia dapat? Semuanya berantakan!
Aileen menatap dirinya di cermin, wajah lebam-lebam yang ia buat dengan make up. Merah-merah seperti habis di tampari ia tata dengan serius agar menghasilkan kesan nyata. Rambut berantakan seolah-olah di jambak habis-habisan. Seragam kotor layaknya di tendang dan terkena debu-debu gudang.
Gadis itu tersenyum smirk. "Sepertinya aku harus dapatin Lisa berada di pihakku terlebih dahulu, kalau tidak dia pasti akan gagalin rencanaku. Lisa, Ardian, Theo, mereka harus di pihakku. Setelah itu baru dengan gampang aku dapatin Carrel. Haha... Aku harus berhasil," Ucap Aileen tersenyum jahat.
*****
Lisa Octavia, gadis itu membuka pintu kamar. Dia dapat melihat seorang perempuan paruh baya yang sedang tidur lemas di kasur. Ia masuk, membawa makanan di atas nampan. Lisa menaruh makanan itu di atas nakas yang berada di samping kasur. Gadis itu mengusap lembut rambut wanita paruh baya yang memejamkan mata.
"Mama, makan malam dulu yuk?" Ucap Lisa kepada perempuan yang ia panggil dengan sebutan Mama.
Dia Kirana, Mama Lisa yang sedang mengalami sakit parah. Kirana menderita gagal ginjal kronis, yang mengharuskan perempuan itu untuk terus cuci darah.
Kirana membuka mata, lalu tersenyum kepada Lisa. "Ayo Ma makan, Lisa suapin," Ucap Lisa yang segera membantu Kirana untuk duduk.
Gadis itu dengan telaten menyuapi Mamanya makan, dengan penuh kasih sayang. Lisa begitu menyayangi Kirana, karena tinggal Kirana yang ia punya saat ini. Sedangkan ayahnya sudah lebih dulu kembali pada Tuhan.
Setelah selesai makan, Lisa bercerita dengan Kirana. Gadis itu dengan semangat menceritakan hari-harinya kepada sang Mama. Sedangkan Kirana menjadi pendengar terbaik untuk Putrinya.
"Udah jam 9, Mama tidur ya."
"Iyaudah, kamu habis ini juga langsung tidur jangan begadang. Mama gak mau kamu sakit," Ucap Kirana mengelus rambut Lisa. Wanita itu juga mencium kening Putri kesayangannya.
"Siap bos," Ucap Lisa membawa tangannya untuk hormat yang membuat keduanya tertawa.
Lisa membantu Kirana untuk tidur, lalu menyelimuti Mamanya. "Selamat tidur Mama, mimpi indah."
"Selamat tidur juga sayang," Balas Kirana.
Lisa berjalan untuk keluar kamar, namun sebelum benar-benar keluar, gadis itu melihat kembali Mamanya. Hatinya nyeri seperti di tusuk-tusuk duri, melihat Wanita yang paling ia sayangi harus berjuang melawan sakit. Lisa lemah soal Mamanya, dia tak berdaya.
"Lisa selalu doain untuk kesembuhan Mama, Tuhan gak boleh ambil Mama lebih dulu. Cuman Mama yang Lisa punya, kalau gak Mama, Lisa sama siapa?" Batin gadis itu menangis dalam diam, takut Kirana menyadarinya. Ia tidak boleh lemah di depan Mamanya.
"Tuhan, aku gak minta apa-apa. Dari dulu hingga sekarang aku hanya minta 1. Jangan cepat mengambil Mamaku. Aku tau, Mama maupun aku, akan kembali padamu. Tapi aku mohon, beri aku waktu untuk lebih lama bersama Mama. Papa udah gak ada, masa Mama juga? Setidaknya sampai Mama melihat aku menggapai cita-citaku. Aku ingin Mama bahagia, aku ingin dia tidak kesakitan, ini aja Tuhan, setelahnya gak akan minta apa-apa lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
Teen FictionFollow sebelum baca yuk♡ _-- Darah di bayar dengan darah Nyawa di bayar dengan nyawa Saya hanya melakukan apa yang orang lain perbuatan dengan saya, setimpal bukan? Hanya seorang gadis lugu yang berubah menjadi seorang perempuan yang haus darah. Sem...