11 Jam🕚

76 69 7
                                        

SELAMAT MEMBACA

"Lisa, Lisa tunggu Lis. Lisa."

"Apalagi sih Moi, lepasin tangan aku."

Moira melepaskan genggaman tangannya di tangan Lisa, kini kedua gadis itu sedang berada koridor sekolah. Banyak murid yang berlalu lalang karena ini merupakan jam pulang sekolah.

"Aku mau ngomong sama kamu, plis Lisa kasih aku waktu sebentar aja. Ini semua salah paham Lis, kamu harus percaya sama aku," Ucap Moira. Perbincangan itu di lihat banyak orang, ada yang cuek saja dan ada yang sengaja berhenti karena merasa penasaran.

"Untuk apa aku pecaya? Untuk kamu bohongin lagi? Untuk kamu berpura-pura baik sama aku? Semua udah jelas Moi, aku gak nyangka kamu kaya gitu. Kamu jahat Moi, aku nyesel percaya sama kamu!" Ucap Lisa yang semakin membuat murid-murid berkumpul untuk menyaksikan.

"Lis aku ikhlas nolongin kamu, kok kamu percaya gitu aja sih? Aileen fitnah aku Lisa, dia yang rencanain ini semua!" Moira tetap berusaha menjelaskan kepada sahabatnya, dia tidak mau hubungannya dengan Lisa hancur karena ulah Aileen.

"Stop salahin Aileen! Kamu yang fitnah dia, gak usah sok jadi korban, jijik tau gak! Udah ya, aku gak mau temenan sama kamu lagi, kamu jahat Moira, aku gak nyangka sama kamu!"

"Lisa...."

Moira menatap kepergian Lisa, ada rasa nyeri di hatinya. Sepertinya sudah tidak ada lagi harapan untuk hubungan pertemanan mereka baik seperti semula.

"Oh jadi bener ya kata Aileen tadi."

"Iya cuy, gak nyangka banget ternyata Moira bisa sejahat itu."

"Muka doang yang cantik, hatinya busuk."

"Ih nyesel banget namain Moira primadona sekolah."

"Salah pilih primadona sekolah nih kita."

"Jangan-jangan yang selalu bully Aileen beneran Moira?"

"Ya kan emang Moira."

"Ih jahat banget ya, gak nyangka."

"Iya sampai-sampai Kayra sama Lisa udah gak temenan sama dia lagi."

"Padahal Aileen murid baru gak ada salah apa-apa tapi kok Moira jahat banget ya."

"Jangankan sama Aileen yang murid baru, sama Lisa aja dia bisa sejahat itu."

"Fiks ganti primadona sekolah sih ini."

Moira memejamkan sejenak matanya, mendengarkan omongan-omongan murid-murid yang tambah membuat hatinya sakit. Tanpa sadar bulir bening luruh dari kelopak matanya. Gadis itu pun segera pergi dari sana.

Sedangkan seorang gadis yang sedari tadi memantau tersenyum senang. "Haha, kasian banget sih. Aku akan pastiin bahwa aku yang bakal menang Moira, tunggu kehancuran mu ya sayang."

*****

Pagi ini SMA Tuna Jaya kembali di hebohkan dengan berita pembunuhan. Kali ini 2 orang yang menjadi korban. Sama seperti kasus kemarin, kasus yang ini juga tidak di ketahui siapa pelakunya. Bahkan tidak ada barang bukti sedikitpun. Pihak kepolisian di turunkan lebih ramai untuk menyelidiki kasus pembunuhan tersebut.

"Serem banget anjay!" Celutuk Ardian sambil menyeruput es teh miliknya.

"Bisa gitu ya, gak ada barang bukti sedikitpun," Tambah Lisa.

"Udah pro itu pembunuhnya!" Balas Theo.

Keempat murid tersebut sedang menikmati makanan di kantin sekolah, mereka ada Ardian, Theo, Lisa dan Carrel. Kali ini tidak ada Moira, entah ke mana perginya gadis itu.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang