21. JANGAN MARAH

1.8K 33 4
                                    

Happy reading 🌈🍭

Pagi menyambut seluruh insan dengan suasana lumayan dingin. Namun, dengan suhu yang seperti itu, tak membuat hanya untuk sekedar malas-malasan di atas kasur.

Sebuah dapur dalam apartemen elit, terlihat seorang gadis yang sudah siap mengenakan seragam, berbalut sebuah apron.

Diliriknya jam dinding, memastikan dirinya tepat waktu. Setelahnya, dengan cekatan menata piring-piring berisikan sarapan ke meja makan.

"Akhirnya selesai juga," Lega Fay sembari menaruh apron kembali ke tempat awalnya. Saat itu juga, terdapat Aghavan yang menuju tempat makan.

"Emang sekarang hari apa? Pake baju basket," Tanya Fay heran. Pasalnya Aghavan memang benar memakai seragam basket sekolah.

Aghavan menarik salah satu kursi meja makan dan mendudukinya. "Latihan. Besok tanding,"

"Biasanya juga pulang sekolah, tumben lo, Kak."

Aghavan hanya mengendikkan bahunya acuh, kemudian mulai memakan sarapan yang sudah diambilkan oleh Fay.

Sarapan khidmat mereka berdua, selesai setelah beberapa saat. Kini saatnya, mereka bersiap untuk berangkat sekolah.

"Gue berangkat duluan," Kata Fay, bangkit dari duduknya setelah memakai sepatunya.

"Bareng gue,"

"Ngga mau. Apaan ntar ketauan. Lebih parah lagi fans-fans ga jelas lo tuh," Sinis Fay kepada Aghavan. Apa-apaan berangkat bareng. Memang benar, fans Aghavan udah kaya fandom kpop, saking ramainya.

"Males banget, gue. Berangkat sendiri-sendiri aja kaya biasanya,"

Setelah mengatakan hal tersebut, Fay melangkahkan kakinya hendak keluar terlebih dahulu. Namun, ia urungkan karena ucapan Agahvan.

"Keluar, gue pastiin hari ini lo abis,"

"Silahkan," Aghavan tersenyum smirk begitu melihat Fay berbalik arah.

"Lo mah, ngancem terus bisanya," Protes Fay. Ia berjalan mendekat ke arah Agahvan dengan kaki yang dihentak-hentakkan. Tak lupa dengan wajah masam yang ditekuk itu.

"Apa?" Tanya Aghavan jahil kepada Fay yang sudah di dekatnya.

"Buruan! Ntar gue telat," Fay semakin kesal. Ia menyilangkan tangannya dan memalingkan wajah ke arah lain.

Tak disangka, Agahvan justru mengambil tangan kanan Fay yang masih bersedekap. Menggenggam erat tangan yang lebih kecil itu, sebelum ia sedikit menarik pelan menuju pintu keluar.

"Jangan marah,"

•••••

Pengumuman, kami tujukkan kepada seluruh bapak/ibu guru yang sedang mengajar. Di mohon kehadirannya segera di ruang rapat, sekarang juga untuk melakukan rapat.

Untuk seluruh siswa dari kelas X sampai XII di mohon tetap berada di dalam lingkungan sekolah selama rapat terlaksana. Pengumuman lebih lanjut akan di sampaikan beberapa waktu ke depan.

Mungkin sekiranya itulah yang disampaikan oleh salah satu guru melalui speaker, tadi siang sekitar pukul 10.00 .

"Bosen, anjir. Kenapa ngga dipulangin aja," Kata Ade, si mood maker di kelas XI IPA 3.

"Yudh, tanya in ke guru kek. Biar bisa pulang ini," Suruh Ade, kepada Yudha, ketua kelas di sana. Masih ingat?

"Tanya sendiri lah. Nyuruh-nyuruh aja lo bisanya," Jawab Yudha yang sedang bermain ML itu.

AGHAVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang