26. MUSUH DALAM SELIMUT

1.3K 28 2
                                    

Happy reading 🌈🍭

Dor!

"AAA!"

Grep

Dengan sekali tarikan yang lumayan kencang, Aghavan langsung mendekap Fay ke dalam pelukannya begitu matanya menangkap benda kecil dari arah depan.

Untung saja, Tuhan melindungi mereka saat itu juga. Benda yang bernama peluru tersebut, menancap pada kaca depan mobil mereka. Tepat, di depan pandangan semula Fay.

Masih dengan ketakutan Fay, tiba-tiba dari arah depan terpancar cahya yang menyorot ditambah dengan deruan motor yang saling bersautan.

Sekitar lima orang asing tersebut, turun dan mendekati mobil Aghavan, dengan dipimpin oleh seseorang yang memakai topi.

"It's ok," kata Aghavan menenangkan sembari mengusap rambut Fay.

"Lo, jangan keluar apapun keadaannya," kata Aghavan lagi, kepada Fay meyakinkan.

Kejadian tadi terulang, Fay kembali menahan Aghavan. "Tapi lo sendiri dan itu bahaya, Kak."

Aghavan melepas cekalan Fay, "Lebih pengecut, kalo gue diem."

"Trust me." Matanya menyorot meyakinkan, kemudian diusap pipinya yang masih mengeluarkan air mata itu.

Dari dalam mobil, Fay melihat Aghavan yang berjalan ke arah gerombolan mereka.

Dengan tangan gemetar, Fay meraba-raba sampingnya guna mencari hp Aghavan. Siapa tau bisa untuk menghubungi salah satu temannya agar segera ke sini.

"Halo? Kenapa?" sambung seseorang di sana.

"H-halo, Kak?"

"Fay?"

"K-kak, boleh minta tolong?" jawab Fay sambil terisak.

Terdengar dari seberang sana, ikut panik meskipun tidak terlalu kentara. "Lo kenapa?"

"Kita dihada ngga tau siapa. Tolong bantuin Aghavan," Fay memandang Aghavan di depan sana, dengan jari-jari tangan yang digigitnya.

"Masih di hotel tadi kan, Kak Natha?"

"Gue baru dapet kabar dari Omorfos."

"Kita on the way. Lo jangan kemana-mana." Setelahnya, sambungan telepon mereka terputus. Bahkan, Fay tak mampu untuk melanjutkan kata-katanya.

Kini, pandangan Fay terfokuskan pada Aghavan dan orang-orang yang tidak dikenalnya itu, harap-harap cemas.

"Hai, teman lama," kata orang bertopi, si ketua geng tersebut.

Sebuah kilas balik, dalam ingatan Aghavan terus berputar semenjak kedatangan mereka. Apalagi sang pemimpinnya, Bagas Eric. Seorang teman lama yang sekarang menjadi dendam.

Ah, sebenarnya bukan Aghavan yang memiliki dendam, tapi Bagas. Berawal dari Bokap Bagas yang harus mendekam di balik jeruji besi, setelah kasusnya saat bekerja di bawah naungan perusahaan Patra Family. Kenal dan bekerja sama dalam waktu lama, ternyata tak menjamin ketulusan seseorang.

AGHAVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang