Happy reading 🌈🍭
Alunan musik, gemerlap lampu, dan hiruk pikuk tamu-tamu dari Patra Family telah terselesaikan. Sekarang, tinggal kedua belah keluarga inti saja.
"Kalian ngga mau nginep di sini aja? Udah larut," tanya Ayah melihat jam di tangannya.
"Ngga. Besok sekolah."
"Dianter sopir aja ya? Takut ada apa-apa," Mama Fay ikut menipali. Khawatir akan kedua anaknya, jika tanpa pengawalan.
Fay menengok ke arah Aghavan yang siap menjawab pertanyaan. "Insyaallah aman, Ma."
"Jangan gitu dong. Makanya doain anaknya yang baik-baik aja, Ma," imbuh Fay.
Mama Fay sontak menabok lengan Fay, "Hush. Mana ada orang tua yang tega anaknya kenapa-napa. Kamu ini."
"Ish, Mama ih," Fay mencabikkan mulutnya, memasang ekspresi masam.
"Mulutnya yang bener," tegur Papa Fay kepada putrinya satu-satunya itu.
"Malu udah gede. Jangan kaya gitu. Untung Na-ni lagi ngga ada," tambah sang Mama.
"Udah kan? Ayok buruan ih," rengek Fay pada Aghavan. Tangannya terus menarik-narik lengan jas yang dipakainya.
"Fay," kata Aghavan tegas.
Aghavan lalu meraih lengan Fay yang masih memegangi jasnya itu. "Pamitan," perintahnya, kemudian.
"Ish!" Fay menyenggol lengan Aghavan sebal, kemudian menyalami Papa-Mama dan Ayah mertua.
"Fay pamit," pamitnya.
"Ayah, Fay titip salam buat Na-ni sama tolong sampein terimakasih dan maaf karna ngga bisa nginep," kata Fay setelah bersalaman dengan Ayah.
Ayah mengangguk, "Iya, Fay. Nanti Ayah bilangin."
"Kami pamit ya Yah, Pa, Ma," susul Aghavan sembari salim.
"Iya hati-hati, Gha. Titip Fay yang masih kaya anak kecil ya," ujar Mama Fay.
"Kalo ada apa-apa omongin pake kepala dingin," imbuh Papa.
Aghavan tak menjawab. Dia hanya mengangguk dan berdoa semoga semuanya baik-baik saja.
Kira-kira seperti itulah percakapan orang tua dan anak sebelum berpisah.
Sekarang hanya Aghavan dan Fay yang berada dalam mobil menuju apartement. Benar saja, bahwa mereka tidak menggunakan sopir dan Aghavan-lah yang menyetir sendiri.
"Kak, lo ngerasa aneh ngga sih?" tanya Fay tiba-tiba.
Aghavan sedikit melirik dan memfokuskan perhatiannya kembali pada jalanan.
"Kenapa kita lewat sini? Sepi banget," Fay menengokkan kepalanya ke arah luar jendela. Memang jalanannya seperti beda dari mereka berangkat.
"Kenapa? Takut lo?"
"Ya takutlah, gimana kalo ada orang jahat. Ngga mau ya gue mati muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHAVAN
Teen Fiction⚠️ HANYA FIKTIF BELAKA ⚠️ Aghavan Kent Patra, atau lebih terkenal dengan panggilan Agha. Seorang ketua geng motor OMORFOS dengan kepribadian dingin dan cuek hanya dengan orang luar. Bersama dengan keempat inti geng sekaligus most wanted para kaum wa...