Happy reading 🌈🍭
Bugh
Bugh
Bugh
"CEPET KASIH TAHU GUE SEKARANG!" Teriak marah dari seseorang. Dirinya tampak menyugar rambutnya kasar.
Setelah puas meninju seseorang yang dijagal oleh dua anak buahnya, dia tersenyum miring mengetahui bahwa tak ada sepatah katapun jawaban yang keluar.
"Hah!" Seseorang tersebut menghela nafas kasar, kemudian menatap kembali orang di depannya itu.
"Keliatannya, lo emang serius,"
"Cara lo salah! Lo bukan orang yang gue kenal, bang!" Orang di depannya, menatap nyalang kepadanya.
Brak
Tendangan kemarahan dari orang tadi tersasar pada kursi yang tak jauh berada di dekatnya.
Setelahnya, tawa hambar keluar dari mulut orang yang memukuli tadi, "Kenapa kalo bukan gue yang dulu?"
Orang yang dipukuli itu berkata dengan nada lirih dan putus asa. "Bang, gue tau lo baik dan--
"CUKUP!! BACOT LO!"
"LO YANG MUNAFIK BANG!" Teriaknya terpancing sembari menyentak keras cekalan di kedua tangannya.
Bugh
Satu tendangan keras melayang dari orang yang sedari tadi dipanggil "Abang" itu. Orang didepannya itu terjatuh.
"Lo cukup kasih tau, sesuai perintah gue," Kata orang tadi, berjongkok.
"Atau gue hancurin apapun tentang lo," Lanjutnya dengan bisikan
•••••
Hari berganti menyambut dengan syahdunya. Terkhususnya bagi keluarga besar Patra. Sebagai penyandang dengan title pengusaha sukses yang masuk jajaran peringkat atas, tentu merupakan kesempatan emas bagi para awak media.
Banyak sekali dari media besar mencoba menerobos masuk, mencari celah menguntungkan. Namun, tak akan ada kata mudah. Mau mencoba dengan memberi amplop? Tentu percuma dan sia-sia. Memangnya mereka siapa berani-beraninya dengan lancang.
Dalam sebuah apartemen, kedua insan di sana sedang bersiap dengan pakaian terbaik. Terkesan formal, tetapi tak menghilangkan kesan mewah.
"Masih lama?" Suara Aghavan menginterupsi. Sang empu keluar dari wardobe nya.
"Bentar," Jawab Fay yang sekarang sedang duduk menghadap kaca meja riasnya itu. Terlihat tangan cantik tersebut dengan lihai bergantian mengambil alat-alat makeup.
Mempercepat pergerakannya, Fay buru-buru memoleskan sebuah lip tint ke bibir ayu nya itu. Setelahnya, dia sedikit merapikan tatanan rambutnya yang sudah di hair styling sejak tadi
"Sekarang?" Ujar Fay, sembari berbalik badan, melihat Aghavan yang mungkin sudah bosan menunggunya.
Terdapat Aghavan yang sedang berdiri di dekat nakas. Fay terkesima saat itu juga. Netranya memandang dalam, di tambah ritme jantung yang berdesir hebat.
Akan tetapi, bukan hal tersebut yang membuat Fay terpaku.
Betapa panglingnya dan gagahnya seorang Aghavan. Biasanya, hanya memakai kaos dilapisi jaket kebanggaan beserta jeans sobek-sobek sebagai motif di lutut.
Setelan jas hitam melekat luwes, menghilangkan citra seseorang yang menyandang status ketua geng motor.
"Tau, gue ganteng,"
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHAVAN
Teen Fiction⚠️ HANYA FIKTIF BELAKA ⚠️ Aghavan Kent Patra, atau lebih terkenal dengan panggilan Agha. Seorang ketua geng motor OMORFOS dengan kepribadian dingin dan cuek hanya dengan orang luar. Bersama dengan keempat inti geng sekaligus most wanted para kaum wa...