2010.
"Enak?"
"Banget. "
Matanya menyipit karena senyumannya, selalu dengan udang saus padang, Hanun mampu membuat gadis itu jatuh cinta, Becky menyukai apapun masakan dari Ibu kekasihnya ini, karena memang setiap yang dibuat dengan hati akan menciptakan cita rasa yang luar biasa.
"Ibu kalau Becky ke sini aja dimasakin yang enak, lah Aku telur, tempe ama tahu mulu. "
"Hus, ini namanya rejeki Becky, tadi Ibu Salma dari pasar, katanya udang udah dibeli tapi Dia lupa kalau dua hari lalu gatel-gatel karena alergi udang, makanya dikasih ke Ibu. "
"Iya deh yang rejeki Becky, rejeki Aku kapan-kapan aja deh Bu. "
"Kamu nafas dengan baik dan tubuhnya sehat itu udah rejeki Freen, udah deh gak usah irian sama punya orang, Tuhan udah ngasih rejeki umatnya masing-masing. "
Becky terkesima melihat bagaimana pola asuh Hanun kepada anaknya, memang kadang tidak semua orang memiliki pola pikir yang luas sepertinya, banyak dari Mereka yang tidak bisa menerima keadaan yang sudah Tuhan tetapkan untuk takdirnya, tapi lihatlah bagaimana perempuan paruh baya itu tersenyum dengan nikmat sederhana yang Tuhan berikan kepada Mereka.
"Mama sayang Freen atau Becky. "
"Becky sih. "
"Iss Mama. " Gadis bergigi kelinci itu merajuk, walaupun Ia sudah tau jawabannya adalah dirinya, Freen selalu saja butuh validasi setiap harinya, karena ditinggalkan seorang Ayah membuatnya memiliki trust issues terhadap apapun apa lagi kasih sayang.
"Mama tu sayang dua-duanya, Kamu tu anak Mama yang paling baik, kalau Becky anak cantik yang berhati malaikat, udah impas kan?"
Becky memeluk wanita yang juga Ia panggil Mama itu dengan erat, bahkan mulutnya masih penuh dengan makanan, persis layaknya anak kecil yang terserang rasa bahagia yang tak terhingga.
"Kunyah dulu Bec, ngomongnya jadi gak jelas. "
Meja makan, hujan turun, suasana dingin, nasi hangat dan udang saus padang, menemani obrolan hangat tiga wanita berbeda usia itu, sederhana namun maknanya luar biasa.
Makan siang sudah selesai, Hanun sudah kembali dengan pekerjaannya menyetrika pakaian, sementara Freen dan Becky menikmati hujan dengan banyaknya cucian.
"Jangan, nanti tangan Kamu panas Bec. "
"Tsk, biarin, soalnya nanti kan Kita ngekos gak ada mesin cuci, Aku tu di rumah udah belajar nyuci pakai tangan, dikit-dikit. "
Bohong, Becky bahkan tidak diperbolehkan menyentuh pakaian kotornya sama sekali, semua dikerjakan oleh asisten rumah tangganya, walaupun mengambilkan minum sekalipun.
"Tapi kalau gak kuat, taruh aja ya. "
"Siap. "
Freen terkekeh sembari menggeleng gemas, tangannya yang basah Ia gunakan untuk mencubit pipi kanan kekasihnya, membuat gadis itu meringis sebal, namun Ia menyukainya, apapun tentang Freen adalah sebuah candu untuknya.
Kembali, mata berwarna coklat itu hilang dari peredaran karena senyum yang mengembang, di dekat Freen, semua beban lenyap seketika, perasaan yang selalu terasa penuh di hatinya, bahkan sehari saja Becky kehilangan senyum gadisnya, entah bagaimana kelimpungannya rasa gelisah di hatinya.
Cinta dan rindu dua hal yang egois, selalu bertambah tanpa tau caranya berkurang.
"Astaga Becky, nanti sakit. "
Freen berlari ke arah gadisnya yang bahkan sudah kuyup dengan hujan, seakan menyukainya, Becky tertawa riang seperti ini bukan masalah besar untuknya, pakaian oversize milik Freen, hujan deras nan dingin, suasana dusun pinggiran ibu kota yang ramai, adalah rangkuman cerita indah yang kelak akan Becky ceritakan kepada anaknya kelak.
"Hup ketangkep. "
Rumah kecil itu berada di tengah-tengah kota Jakarta, bahkan lapangan voli di depan Mereka seakan menjadi pusatnya kegiatan, ramai, dan intim, Becky menyukainya, berbeda dengan rumahnya yang sangat besar namun sepi terasa.
"Kayak bocil, mainnya ujan-ujanan. "
Tubuh yang lebih tinggi itu memeluk tubuh yang lebih pendek darinya, Brcky menengadahkan wajahnya menatap wajah Freen yang berada tepat di atasnya, hidung Mereka bersatu, seperti hal yang Becky sukai, gadis yang suka sekali diperlakukan seperti bayi, manja dan penyabar.
"Becky itu, definisi makhluk Tuhan yang nyaris sempurna, karena sorry yang sempurna cuma Mama Hanun. "
Tidak masalah, Mama Hanun adalah yang terbaik, Becky tau bagaimana rasa sayang Freen terhadap Mamanya yang begitu besar, Becky menghargainya.
"Aku cinta Kamu. "
"Masih kecil gak usah cinta-cintaan. "
"Stop anggap Aku bayi Kamu ya. "
"Kamu ngaca, 17 tahun masa gemoy kayak bayi 2 tahun. "
"Freen. " Protesnya.
Cubitan buldoser, itu yang Freen juluki untuk cubitan yang lumayan menyakitkan dan dalam dari gadisnya itu, namun setiap hari mendapatkannya, Freen malah ketagihan untuk itu semua, menurutnya cara Becky mencintainya dan memperlakukannya adalah cara yang tidak orang lain dapatkan, Dia bisa berbangga diri untuk itu.
"Ya ampun, masuk sudah, itu hujan deras banget, Kalian bisa sakit. "
"Iya Ma. "
Merangkum tangan masing-masing dalam genggaman, merasakan nyaman dan hangat dalam sentuhan, ternyata jatuh cinta itu sederhana, namun rasanya luar biasa.
"Tadi Aku belum bales ya?"
"Apa Freen?"
"Aku cinta Kamu juga. " Bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU! (FreenBecky)
Short Story(GXG⚠️) Aku mematahkan hatiku, mencoba mencintaimu.