17. Who?

2.3K 285 26
                                    

Tidak ada yang lebih renyah dari tawa lelaki kecil miliknya, lagu thailand yang dalam pengucapannya lucu ini mampu membuat Tawat dan Nat tidak berhenti untuk tertawa, menciptakan banyak hal menjadi lelucon, dan Becky menikmatinya.

Gawai yang mendadak penuh dengan video kedua lelaki berbeda usia itu, entah sudah berapa banyak Becky meng-upload story tentang Mereka menimbulkan banyak pertanyaan di kotak pesan instagramnya.

Namun satu yang membuat Becky terdiam, saat Freen menyukai salah satu story nya di mana wajah Nat terlihat sangat jelas di sana.

"Bec, dari sini ada jalan lain?, kayaknya di depan macet. "

"Ah, ada Kita putar balik, masuk dari Maria aja, sebelah minimarket itu belok kanan. "

Nat tersenyum, namun tidak merubah sedikitpun suasana hatinya, entahlah Becky hanya takut Freen cemburu.

Perumahan biasa saja, lelaki yang masih duduk pada kemudinya menatap heran, rumah seorang direktur barunya ini hanya di salah satu perumahan tipe C yang jauh dari kata mewah.

Rumah sederhana, hanya dua tingkat dan kecil, bahkan itu sudah ditambah olehnya, namun Becky senang berada di sini, rumah yang penuh dengan kenangannya, hasil dari perjuangan Freen.

Mobil putih itu berhenti di depan rumahnya, tidak ada pagar, hanya garasi kecil dan taman bunga serta kolam air mancur kesukaan Tawat, Nat tersenyum kembali, memikirkan bagaimana kehidupan Becky selama ini dengan istrinya jika sebenarnya wanita itu adalah anak konglomerat namun malah hidup sederhana.

"Makasih ya Nat, ayo Tawat, ucapin makasih sama Om Nat. "

"Om Nat, makasih ya udah jemput Aku sama anter pulang. "

"Iya anak baik, besok mau dijemput lagi gak? kebetulan rumah Om Nat gak jauh dari sini. "

Lelaki itu berbohong, bahkan kontrakannya berlawan arah dengan rumah Becky, namun entahlah apa yang Ia usahakan, melihat kedua orang yang baru Ia kenal ini saja mampu membuatnya nyaman.

Namun sapaan dingin membuyarkan sesi candaan Mereka, Freen menatap satu persatu insan yang masih berada di jalan depan rumahnya, langkah kakinya berjalan dengan pasti mengarah kepada Mereka.

"Nat, ini istri Saya, namanya Freen. "

"Nattasit, Nona. "

"Siapanya Becky?"

"Sekretarisnya. "

"Bec, bawa Tawat masuk. "

Becky sedikit was-was, walaupun selama ini memang Becky tidak pernah melihat Freen cemburu, tapi kali ini berbeda.

"Ayo Wat, ah makasi sekali lagi ya Nat. "

"Sama-sama Nona. "

Perhatian Nat kembali kepada wanita yang ada di hadapannya, lelaki itu tersenyum kikuk, tidak ingin lama ada pada situasi ini, Nat memutuskan untuk pamit saja, tidak ada percakapan apapun antara keduanya sampai mobil putih milik Nat menghilang dari pandangannya.

Suasana hatinya berubah, saat tidak satupun hal yang keluar dari mulut Becky perihal siapa lelaki yang baru saja mengantarnya pulang itu.

Freen menarik tangan Becky cukup kencang membuat wanitanya meringis kesakitan.

"Awwh sakit Freen. "

"Yang tadi siapa?"

"Nat, sekretaris Aku, lungsuran dari Richie. "

"Kamu kira Dia baju bayi?, Aku serius Bec. "

"Aku juga gak bercanda Freen, Dia awalnya sekretaris Richie, sekarang Richie gak lagi urus hotel jadi dilimpahi ke Aku, karena Nat yang tau semua seluk beluk hotel. "

"Aku gak suka sama Dia. "

"Ya mau Kamu suka atau gak, Dia tetap sekretaris yang Richie kasih, Aku bisa apa?"

"Aku istri Kamu Bec, seenggaknya Kamu tanya dulu apa Aku setuju Kamu punya sekretaris ganjen kayak gitu atau gak?, ini baru hari pertama kerja udah berani anter bos pulang, gak punya adab. "

Becky mengerutkan keningnya, apa maksud Freen dari tidak punya adab ini?, bahkan kalau tidak mendapatkan tumpangan dari Nat apa Freen akan menghubunginya dan berinisiatif untuk mengantarnya?, jawabannya tidak.

"Gak punya adab gimana Freen?, gini ya Aku udah telpon Kamu, coba cek deh, karena gak Kanu angkat Aku iyain aja ajakan Nat, parkiran khusus petinggi di hotel mesinnya rusak, mau dibenerin pun bakal selesai tengah malam, Aku gak mungkin nunggu itu. "

"Setidaknya Kamu pulang sama ojol, apa susahnya sih?"

Suara itu terdengar menuntut, Becky memejamkan matanya saat merasa emosi tersirat dari ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut istrinya itu.

"Kamu kemana hari ini?"

"Jangan alihin topik Bec. "

"Kamu kemana Aku tanya?"

"Aku yang seharusnya marah kenapa malah Kamu yang...

"Aku tanya sekali lagi, Kamu kemana?"

Freen terdiam, karena sejatinya memang Dia yang menghilang tanpa kabar, memang Dia yang tidak mengatakan apapun kepada Becky tentang hari ini dan apa yang terjadi padanya dan Jennie.

"Jennie lagi?"

"Gak usah asal nuduh. "

"Kamu gak ada kerja, mau kemana lagi ngilang kalau gak ke apartemen Jennie?"

Becky membalikan tubuhnya, memberanikan diri untuk menatap kedua bola mata bingung milik Freen.

"Nat cuma bantu nganter Aku, dan jemput Tawat, kebetulan Irin gak bisa anter karena Kalani sakit, dari pada Aku naik ojek online yang repot harus pesan dulu, harus nunggu dulu, Aku iyain aja ajakan Nat, ini pure pertolongan. "

"Kamu gak liat gimana tatapan sukanya sama Kamu. "

"Oh Aku gak peduli Freen, Aku gak kayak Kamu, yang gampang banget khianati pasangan sendiri. "

Membalikkan tubuhnya, meninggalkan Freen dengan emosinya, Becky terlalu lelah dengan tuduhan tak berdasar itu, pekerjaannya saja sudah cukup membuatnya pusing ditambah lagi dengan semua omong kosong yang Freen katakan.

"Tapi Tawat suka sama Om Nat, Dia baik. "

"Astaga, Kamu dari kapan di sana Wat?"

"Dari tadi. "

"Kok Kamu pro sama Om om itu?"

"Habis Dia lucu, bisa bikin Mama ketawa, gak kayak Mami yang bisanya bikin Mama nangis aja. "

YOU! (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang