⚠️denger lagunya, dan resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️
🔺🔻🔺
Setiap waktu yang terbuang adalah yang terbaik, tubuh kurus itu bernafas dengan buruk, bahkan air mata yang mengalir dalam tidurnya membuat hati Freen terasa diremas dengan keras.
Sedari Ia memasuki ruangan istrinya ini, Freen belum melihat wajah segar Becky terbangun dari tidurnya, ini masih sangat pagi, anak lelakinya juga masih tidur dengan nyenyak di sebelah Becky.
"Rin, Kamu pulang dulu aja, Kalani pasti butuh Kamu. "
"Ada Richie, Dia cekatan kok kalau buat jaga anak. "
"Becky biar Aku yang jaga. "
"Saya tidak percaya apapun dari perkataan Anda, "
Freen menghembuskan nafasnya kasar, Ia mengangguk, karena kenyataannya memang seperti itu, mungkin sebentar lagi Ia akan keluar dari ruangan ini dan kembali ke ruangan Jennie.
"Jennie keguguran. "
"Gak peduli. "
"Oke, setidaknya Kamu tau kenapa Aku prioritasin Jennie dibanding Becky. "
"Hmm, Becky biar Saya yang urus, Saya kasian liat Dia kurus banget, berat badannya di bawah normal, bisa-bisanya udah gede malah kurang gizi, lucu. "
Tertampar kenyataan, pandangannya Ia alihkan kepada Becky, pipi itu cekung sekali, wajahnya mendadak jauh lebih tua dari biasnya, lingkar tangannya mengecil, tulang selangkanya terlihat lebih dalam.
"Nanti Aku akan masak buat Dia dan pastiin Dia makan. "
"Ya terserah, apapun yang akan Anda lakukan itu hak Anda, tapi Richie bilang untuk satu bulan ini Becky dan Tawat akan pindah ke rumah Kami. "
"Gak, Kalian gak berhak atas Becky, karena Dia istriku Irin. "
"Oh ya? sejak kapan?"
"Maksudmu apa sejak kapan?"
"Kau terang-terangan menyelingkuhinya dari semenjak kuliah, dan sekarang apa, Kau mengakuinya istrimu?"
"Bahkan Aku hanya menganggap Jennie itu sahabatku. "
"Waktu itu, waktu kuliah Aku sangat percaya omong kosong Mu bagian ini, tapi setelah Kau menikah, Becky menjalankan program bayi tabung, dan Jennie kembali, Kau melakukannya lagi?, menganggapnya sahabat begitu?, tidak, Kau mengakuinya adalah kekasihmu, terang-terangan, apa Kau gila?"
Suara itu terdengar pelan tanpa mengganggu tidur dari kedua insan yang sibuk dengan dunia mimpinya, namun Freen merasakan layaknya seperti diiris bambu tajam, sakit sekali.