19. Pikiran.

2.3K 289 28
                                    

⚠️Denger lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Denger lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️

Dimulai di sini, berakhir entah di mana, Freen duduk dengan tenang, diam tanpa suara, debur ombak yang mulai menemani setiap pikiran kalut yang ada pada isi kepalanya.

Perihal Becky, Ia tiba-tiba merasakan jarak di antara Mereka yang mulai dirinya sadari, padahal selama ini yang membuat renggang hubungan Mereka adalah Freen sendiri.

"Tumben ngajak ketemuan di sini, Jennie mana?"

Suara itu membuyarkan fokusnya, perhatian Freen sepenuhnya milik seseorang yang ada di sebelahnya, selain Jennie, Nam adalah orang yang tau persis perjalanan hidupnya semenjak kuliah.

"Mungkin di apartemennya. "

"Kenapa mungkin? Kamu kan tiap hari sama Dia. "

Helaan nafas terdengar frustasi, wanita itu menggeleng, bahkan tidak tau apa yang harusnya Ia lakukan.

"Apa Aku menyakiti Becky terlalu dalam?"

"Hmm? Tiba-tiba. "

"Becky sekarang kerja, Dia punya asisten pribadi tapi laki-laki, di hari pertama lelaki itu udah lancang anter Becky pulang. "

Nam tertawa, ini cukup lucu baginya, setaunya sedari dulu tidak pernah peduli siapapun yang mendekati Becky, namun sekarang kenapa berbeda?.

"Kau cemburu?"

"Jelas saja Aku cemburu. "

"Lalu?"

"Apa maksudmu dengan lalu?"

"Yang Kau lakukan dengan Jennie ini bagaimana?"

"Aku sudah memutuskan Jennie, tapi Dia tidak mau. "

"Becky peduli?"

"Nam. "

"Pertanyaannya hanya itu, apa Becky peduli? Kau pasti sudah menjanjikannya kan?"

"Hmm. "

"Gimana? Becky punya jawaban apa?"

Kali ini hanya gelengan kepala yang Freen lakukan sebagai jawaban, sudah lama Freen tidak memikirkan perasaan Becky.

"Freen, Becky itu definisi wanita paling sabar yang pernah Aku kenal, semua sifatnya, semua hal tentangnya adalah yang terbaik, Kau tau Freen menjadi singel Mom itu sulit, Kalian yang memiliki komitmen untuk memiliki anak, tapi kenapa hanya Becky yang berjuang?, Kau sibuk dengan Jennie?"

Semuanya sudah memburuk, bahkan Dia yang meminta untuk itu, Freen tidak tau bagaimana kisah ini menjadi hancur perlahan karenanya, bahkan dulu Mereka baik-baik saja.

"Untuk bayi kedua Kalian, apa sudah ada perkembangan?"

"Bayi ke du... Astaga. "

Berlari meninggalkan Nam sendiri, pikirannya lagu-lagi kacau, Dia sudah tidak peduli dengan Becky sangat lama.

Berjalan begitu lama, mengupat tiada henti, dan sampailah disuatu ketika, City car putih itu terparkir sembarangan di depan halaman rumahnya, tidak ada Becky ataupun Tawat, mungkin saja Mereka sudah tidur.

Namun perhatian Freen tertuju kepada berapa makanan di meja makan, dan satu gelas teh jasmin yang masih tercium wangi olehnya.

Dapur sudah bersih, bahkan rumah juga seperti itu, Freen menyadari Becky mengerjakan ini sendirian lagi.

Langkah kakinya ragu memasuki kamar Mereka, lampu sudah mati, pertanda Becky mungkin saja sudah tidur.

"Udah balik? makanannya mau dibuang aja?"

Freen terkejut, karena Becky muncul dari belakangnya, berarti gadis itu tidak di dalam kamar sedari tadi.

"Aku lapar. "

"Mau Aku panaskan?"

Layaknya tidak terjadi apapun, Becky masih bersikap seperti dirinya biasa, nada bicaranya rendah, tidak terlihat ada emosi di dalamnya.

"Aku tadi masak nasi goreng teri asin, Tawat lagi pengen makan itu, walaupun Aku yakin Kamu udah makan di luar tapi Aku tetep masakin buat Kamu, tapi kalau Kamu gak mau makan, ntar malam aja Aku yang makan, Aku suka laper tengah malam akhir-akhir ini. "

Perhatian Freen tertuju kepada perut istrinya, bayi kedua dan perempuan adalah satu-satunya mimpi Becky untuk saat ini, bahkan gadis itu meminta dengan sangat, sampai Freen harus menjual salah satu perhiasan mewah yang pernah akan Freen berikan pada istrinya itu.

"Dokter Noey bilang apa?"

Kening Becky berkerut, bahkan sudah satu tahun ini Freen tidak peduli dengan itu semua, hanya pergi bersamanya untuk konsultasi, dan menyerahkan semuanya kepada Becky, namun setelah masalah Mereka menjadi beruntun, Becky sepertinya tidak terlalu berharap lagi.

"Udah jadi ngapain ke sana lagi. "

"Maksudnya udah jadi?"

"Sebenarnya kado ulang tahun Kamu sih itu, tunggu sebentar. "

Becky berjalan menuju salah satu tempat yang mungkin saja Freen tidak akan pernah menjamahnya, Ia tempat sampah kering.

"Bec?"

"Aku buang soalnya udah gak penting. "

Testpack dengan tulisan positif itu dirinya genggam dengan perasaan campur aduk, tangannya bergetar, pandangannya mengarah tidak percaya kepada Becky.

"Bec?"

"Udah dua bulan cuma karena Aku gak ngerasa mual sama sekali jadi gak tau, Aku cuma sering pusing sama perut Aku sakit aja Aku periksa kirain anemia atau apa eh ternyata hamil. "

Tidak seantusias waktu Becky mengandung Tawat, Freen melihat wajah yang biasa saja cenderung datar itu mengatakan hal bahagia ini kepadanya.

"Are you happy?"

"Not really. "

"Kenapa?"

"Gak tau, rasanya udah hampa aja Freen, Aku capek banget rasanya. "

"Dengan hubungan Kita?"

"Freen, Kamu tau siapa orang yang paling dalam mencintai dalam kisah ini? saking dalamnya Aku lupa cara naik kepermukaan. "

"Bec. "

"Aku menjadikan Kamu dunia Aku, tempat Aku menginginkan banyak hal, tapi Aku lupa dunia itu luas, Aku tidak bisa memiliki Kamu sendirian. "

Memeluknya, sial untuknya, detak jantung itu masih sekencang itu untuk Freen, walaupun egonya mengatakan Dia tidak lagi mencintai Freen, rasa kosongnya semakin menjadi-jadi, tapi percayalah, untuk hatinya yang paling dalam, Freen dan cintanya masih menjadi berlian di dasar sana bahkan tidak bisa lagi ditemukan.

"Freen, apa Kamu bahagia?"

"Aku bingung Bec. "

"Tentang Kita? apa semuanya sudah berakhir untukmu?"

"Tidak, Aku mencintaimu. "

"Lalu kenapa?"

"Aku takut, tidak bisa menjadi Mami yang baik untuknya, seperti yang Aku lakukan kepada Tawat. "

Becky tersenyum dalam pelukan erat ini, memilih diam dan menikmati detak jantungnya dan juga Freen yang saling bersautan, setidaknya Becky bersyukur, jika jantung itu masih berkerja keras untuknya.

"Freen, kalau saatnya sudah selesai, pergi saja, gak usah pamit, Aku benci perpisahan yang Aku izinkan. "

YOU! (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang