4. Awal

3.3K 337 18
                                    

Februari 2011.

Almamater kebanggaan, jurusan yang Ia idam-idamkan, universitas top 10 se-Indonesia, Freen berjalan dengan senyum yang merekah, topi anyaman untuk melindungi kepala semua peserta ospek dari teriknya sinar matahari sudah Ia pakai dengan baik, matanya liar mencari salah satu sosok yang mendebarkan jantungnya, ah gadisnya ada tak jauh dari barisan di mana Ia berada.

Sama dengan Freen, namun senyumnya tidak secerah biasanya, Dia tidak ingin berada di sini, tidak ingin dengan jurusan bisnis ini, Ia lebih menyukai Kimia, Biologi, Fisika dan hal logika lainnya, Ia senang bereksperimen, namun kenyataannya, Ia harus terdampar pada jurusan manajemen bisnis seperti yang Papanya inginkan, bahkan jauh dari jurusannya sewaktu SMA.

Sorot matanya sayu, melihat gerombolan anak-anak di barisan fakultas kedokteran, Becky tersenyum kecut saat mengingat jika dirinya menolak kesempatan pada jalur undangan kedokteran Universitas Indonesia.

Namun Dia cukup bersyukur, kembali menfokuskan dirinya kepada Freen yang tak jauh darinya, senyum kekasihnya itu mengembang sempurna saat nama fakultasnya disebutkan, semoga semuanya adalah yang terbaik, mengalah sekarang bukan berarti kalah untuk selamanya.

4 hari berjalan dengan baik, namun rindu tidak begitu, Mereka berada di asrama masing-masing, Freen juga sibuk, dirinya apa lagi, harus sesekali belajar tentang ilmu ekonomi, Becky membencinya, demi apapun itu.

Ini adalah ospek terakhir, satu jam lagi Mereka akan pulang ke masing-masing asrama, namun kali ini wajah sayu itu berubah menjadi senyum yang merekah saat suara Freen terdengar begitu dekat.

"Ah akhirnya, Aku kangen pacar Aku. " Ucapnya protes.

"Sama, Aku lebih kangen. "

Hanya senyuman, karena masih banyak orang di lapangan, Freen tidak berani memeluk Becky karena takutnya mencari pembicaraan.

"Kita boleh gak sih main ke kamar temen?"

"Gak tau, coba tanya aja. "

"Takut, tapi masa Kita ketemunya sejam aja. "

"Nanti Aku tanyain ya Freen, gimana hari-hari Kamu?"

"Ya gitu deh, gak terlalu baik, soalnya gak ada Kamu, liat Kamu juga jarang-jarang. "

Senyuman itu terlihat tidak terlalu baik, Freen memperhatikannya, Dia benar-benar tidak nyaman dengan itu.

"Bec, astaga Kamu sakit?"

"Gak apa-apa. "

"Gak apa-apa gimana, ayuk ke unit kesehatan asrama aja. "

"Aku cuma kangen Kamu. "

"Bec. "

"Biasanya Aku bisa peluk Kamu sambil dusel-dusel di punggung Kamu. "

Kali pertama Freen melihat Becky menangis karena rindunya, walaupun terlihat berlebihan tapi itu kenyataannya, satu hal yang tidak bisa Becky kendalikan yaitu perasaannya, cintanya kepada Freen.

"Kita ke unit kesehatan dulu, nanti Aku peluk Kamu sampai Kamu sembuh. "

"Main di kamar Aku? tapi ada Irin. "

"Siapa Irin?"

"Room mate Aku, anak Jakarta. "

"Ah, gak masalah nanti kenalin Aku, Aku juga bakal kenalin ama Jennie, "

"Jennie?"

"Room mate Aku juga, anak Jakarta juga. "

Menjalin tangan Mereka, Becky tersenyum kali ini seperti biasanya, setidaknya Ia bisa mengisi tenaganya sesaat.

YOU! (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang