Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️Denger lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️
Dingin, rasanya sakit sekali berada di sini, mendengar dan menatap langsung video yang Irin berikan kepadanya, kenapa Mereka sejahat itu, apa kesalahan yang sudah dirinya perbuat kepada Mereka, sehingga penghianatan sebesar ini yang dua orang itu lakukan kepadanya.
"Kau korbannya juga Freen, tapi sialnya Kau menikmatinya. "
Menangis tanpa henti, Freen benar menyesali apa yang sudah terjadi, antara dirinya, Becky dan Jennie.
Entah bagaimana cara untuk memperbaiki semua hal yang ada, Dia benar-benar mau gila rasanya.
"Kata Mama, Mama punya pure love untuk Mami, mencintai tanpa peduli bagaimana rasa sakit yang sudah Mami kasih kepada Mama, perasaan yang benar-benar tulus, bahkan penghianatan yang ada tidak mampu melunturkan rasa cinta, Tawat benci Mama nangis karena Mami, tapi Tawat lebih benci kalau Mama nangis karena kehilangan Mami. "
Berlutut, untuk kali pertama seumur hidupnya Freen melakukan itu semua, Ia meminta semua rasa maaf dari anak lelakinya ini, walaupun Freen tidak pernah menelantarkan Tawat, selalu menjadikan Dia dan juga Jennie rasa bahagia lain di hidupnya, tapi tetap saja, Freen menghancurkan hati lelaki itu lewat Mamanya.
"Tawat benci banget sama Mami dan Tante Jennie, tapi kalau Mami mau berubah, Tawat seneng, setidaknya Mama gak perlu nangis diem-diem lagi karena kangen sama Mami. "
Memeluk Freen kembali, Ia merindukan keluarganya, walaupun Tawat tidak pernah melihat dengan jelas dirinya diabaikan oleh Freen, tapi dirinya merasakan bagaimana hati sang Mama jika sudah berurusan dengan Tante Jennie nya.
"Tawat maafin Mami?"
"Iya, selagi Mami bikin Mama bahagia lagi. "
"Makasih. "
Awalnya Irin membenci hal yang terjadi, tapi Ia tidak bisa menyalahkan Freen sepenuhnya, karena kuasa Ayah mertuanya adalah yang terbesar, siapapun akan tunduk dengan perintahnya, begitupun untuk Jennie, mungkin saja gadis itu tidak punya pilihan lain.
"Keluarga pasien?"
Mengakhiri suasana sendu, beralih memfokuskan diri kepada semua orang yang baru saja keluar dari ruangan Becky, respon yang cukup positif terlihat.
"Kondisi pasien masih belum membaik, sudah boleh di jenguk, namun hanya satu orang saja, takutnya akan mengganggu pasien. "
"Baik dokter. "
Tidak sekuat biasanya, Freen berjalan dengan rasa takut yang seakan memakannya, namun melihat tubuh lemah Becky, Freen benar-benar tidak lagi kuasa menahan air mata.