Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️Denger lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️
🔺🔻🔺
Seharusnya rumah adalah tempat ternyaman untuk pulang, namun ternyata ada rumah yang hanya untuk tempat singgah, lalu mencari lagi kebahagiaan di luar yang mampu menghibur diri.
Setiap orang mampu bertahan dengan rasa sakit tapi tidak dengan penghianatan.
Berdiam di sudut ruangan dengan tangan gemetar, dadanya sesak menahan entah itu amarah atau kesedihan.
Harga dirinya terluka dengan semua kata yang keluar dari mulut istrinya ini, bahkan maaf pun tidak terucap dengan baik.
Pelukan itu sudah tidak lagi sama, rasanya berbeda, bahkan isak tangisnya tidak menimbulkan simpati apapun untuk wanita berambut pendek itu.
"Selamat ulang tahun Freen. "
"Bec. "
"Kita udah lewatin banyak banget ulang tahun masing-masing tampa perayaan. "
"Maaf, Bec Aku akan putusin Jennie. "
"Lalu?"
"Bisakah Kita kembali seperti awal lagi? Aku janji ini yang terakhir. "
"Kau penuh dengan kebohongan Freen. "
"Tidak, mungkin setelah Aku menolong Jennie menjelaskan kepada keluarganya, Aku akan kembali menjadi milikmu seutuhnya. "
"Kau tidak bercanda kan?"
"Tidak, satu minggu, Aku harus ke Denpasar untuk ini, tunggu Aku. "
Yang perlu diingat, Becky tidak lagi menaruh ekspektasi apapun dalam hubungannya dengan Freen, sekarang pernikahannya hanya karena sudah terlanjur lama, bukan lagi karena sebuah perasaan percaya dan saling cinta, tapi entahlah kadang semua logikanya bertolak belakang dengan isi hatinya.
"Kasih Aku sekali lagi aja kesempatan, Aku janji kali ini gak akan sia-siain Kamu lagi. "
"Sekali lagi? oke, dan kalau terulang kembali, Aku akan balas semua yang Kamu lakukan jauh lebih sakit dari yang sekarang Aku rasakan. "
"Bec?"
"Kenapa? Aku gak boleh marah?"
"Kamu yang buat ini jadi mudah. "
"Iya, Aku pikir kalau memang Jennie, Aku bisa ikhlas, ternyata Aku tidak sebaik itu Freen. "
"Kenapa Kamu gak halangi Aku, kenapa dulu Kamu setuju?"