⚠️Denger lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️
Kalau bisa memilih, Ia ingin pergi dari tempat ini, menahan segala bentuk gejolak emosi yang ada sungguh membuatnya lelah.
Memilih untuk tidak menganggap Mereka ada di hadapannya saat ini, tapi Becky tidak bisa, gesture itu terlalu kentara terlihat, bagaimana tidak profesionalnya Jennie saat ini.
"Saya tidak mau bekerja sama dengan FJ cops, ada banyak hal yang tidak sesuai dengan Saya. " Ucap Becky lantang, membuat semua yang ada di ruangan itu terdiam seketika.
Freen menatap tidak percaya Becky di sana, pasalnya proyek hotel Royal ini cukup menjanjikan, namun Becky membatalkannya dengan sepihak.
"Saya setuju, karena direkturnya adalah Buk Becky sekarang, semua keputusan ada padanya. " Richie tersenyum licik di sana, menatap Freen dan Jennie dengan sinis.
"Tidak bisa gitu Bec. "
"Maaf Nona Freen, Saya tidak suka dengan design yang Anda berikan, jadi mungkin lain waktu, Saya belum mau bekerja sama dengan Kalian, Saya rasa sampai di sini pertemuan Kita, silahkan kembali ke ruangan masing-masing, ah untuk Nona Freen dan siapa partner anda namanya? Jen? Jennie? Nona Jennie? asisten Saya yang akan mengurusnya, Saya permisi. "
Becky berdiri dari duduknya, membungkukkan tubuhnya sejenak dan pergi dari ruangan itu, dan kali ini Becky berhasil menginjak harga dirinya, membuat Freen benar-benar dalam emosi yang memuncak.
"Saya Nattasit, Kami...
"Jen Kita pulang. "
Jennie mendadak bingung dengan situasi yang ada, tujuannya hanya membuat Becky panas, tampa tau apa posisi Becky di hotel ini, dan ya Dia salah langkah.
"Becky direkturnya?"
"Puas Kamu?"
"Buat Becky cemburu? Puas. "
"Hancurin company Kita? Puas?"
"Freen, Aku bilang kan Aku gak tau kalau Dia direkturnya, Kamu juga gak tau kan?"
Menatap gadisnya dengan muak, Freen menarik Jennie menuju toilet, menahan tubuh gadis itu dengan tatapan marah yang mendominasi.
"Kamu sengaja? Kamu sengaja mau buat Becky marah? dan nyangka Kita masih ada hubungan?"
"Kamu lupa kalau Kita gak pernah putus?"
"Mau Kamu apa Jennie?"
"Kamu ceraikan Becky. "
"Gak usah gila. "
"Apa yang Kamu pertahanin dari Dia sih kalau sejatinya yang Kamu cintai itu Aku?"
"Gak usah mimpi Jen. "
"Kamu masih inget ancaman Aku kan Freen? Becky akan dapat masalah kalau Kamu tinggalin Aku, bahkan Aku gak akan sia-siakan kesempatan untuk menghancurkan gadis Kamu itu. "
"Jangan sentuh Becky. "
"Tinggal pilih Freen, "
Sementara di tempat lain, Becky memejamkan matanya karena tidak ingin amarah memakannya, walaupun Dia melihat Freen tidak membalas apapun perlajuan Jennie bahkan terkesan risih, namun tetap saja hatinya tidak bisa terima.
"Bec. "
"Ah iya Nat, udah selesai?"
"Mereka pergi tanpa mendengar penjelasan Saya. "
"Ah oke, "
"Kalau boleh tau, kenapa Kamu menolak kerja sama dengan istrimu sendiri?"
Becky memperbaiki duduknya, menatap Nat lebih intens, mungkin untuk masalah tidak akan ada yang mampu lelaki itu mengerti, jadi Becky tidak tertarik untuk menjelaskan.
"Sorry kalau ini menyangkut urusan pribadi. "
"Ah oke gak masalah Bec, kalau gitu Kamu mau sesuatu?"
"Boleh gak Aku minta tolong beliin kelapa muda tapi pakai daging kelapanya yang banyak ya, Aku lagi pengen makan daging buah kelapa mudanya. "
"Ngidam ya? oke siap laksanakan. "
Tawa renyah terdengar candu, Nat menyukainya, Ia akan melakukan hal lainnya yang mampu membuat Becky tertawa seperti ini lagi setiap harinya.
"Nat kenapa?"
"Aduh, anak Mama Becky lucu banget pakai bando. "
"Becky, jangan di unyel-unyel nanti pipinya merah, Papanya marah. "
"Lagian kan Aku adiknya, mau marahin Aku? ya Aku marahin balik. "
"Ya tau, Kamu pemegang tahta tertinggi di keluarga Susantheo. "
Irin memberikan Kalani kepada Becky, melihat dengan jelas bagaimana iparnya itu sangat menyayangi anak perempuan, Ia juga menginginkan anak Becky yang kali ini adalah perempuan, setidaknya bisa menjadi obat untuknya dikala banyak sekali rasa sakit yang wanita itu rasakan.
"Bec, Kamu kenapa tolak kerja sama dengan perusahaan Freen?"
"Gak tau, males aja, dan kayaknya ni ya suami Kamu itu sengaja ya Rin, pengen cari gara-gara sama Freen dan Aku. "
"Kayaknya emang Richie yang sengaja, karena Freen gak pernah tau jika hotel ini yang akan Kamu urus, jadi seakan sebuah hal yang mengejutkan untuk pertemuan Kalian. "
"Biarin deh, nanti kalau mau marah, ya udah marah aja, "
"Kamu gak kecewa?"
"Untuk?"
"Jennie?"
"Cukup kaget yang Dia jadi brutal kayak gini, kemarin-kemarin kayaknya Dia yang mau pergi tapi tiba-tiba malah paling merasa memiliki. "
Gawainya berdering, ada nama Freen di sana, jantungnya berdegup cukup kencang, karena jarang sekali Freen menghubunginya jika bukan Dia yang memulai.
"Hal...
Upatan demi upatan Becky dengar dengan baik, Ia rekam sedemikian rupa, entah bagaimana emosi itu memakan wanitanya itu, namun satu yang Becky sadari, Freen berteriak karena kalah, dan istrinya itu benci kekalahan.
"Mau Kamu apa Freen?"
"Loudspeaker Becky. " Bisik Irin.
"Gini cara Kamu buat ngalahin Aku?" Bentaknya.
"Kamu gak akan pernah ngalahin Aku Bec, ingat, Kamu istri Aku. " Tambahnya.
"Aku gak lagi berkompetisi Freen, gak ada yang menang dan kalah, Aku emang gak cocok dengan semua design Ka...
"Kamu bawa urusan pribadi ke kerjaan Bec, gak profesional. " Entah bagaimana amarah itu bekerja, Freen berteriak sekeras yang dirinya bisa, menyakiti Becky sedemikian rupa.
Irin mematikan panggilan itu segera, wajah Becky mendadak basah dengan air mata, Ia menangis dalam diamnya, Becky tidak tau lagi cara mengekspresikan rasa sakit yang sudah berulang kali Ia nikmati, bahkan sudah lelah rasanya mengeluarkan air mata untuk hal yang itu ke itu saja.
"Freen sialan, kayaknya Dia harus hancur dulu baru bisa menghargai Kamu. "
"Bukan, Dia tidak ingin melihat kehancurannya Rin. "
"Maksud Kamu?"
"Hanya Aku satu-satunya yang Ia inginkan untuk hancur. "
