28. Selesaikan

3.3K 338 19
                                        

⚠️Denger lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Denger lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️

Dua minggu berlalu, wajah tegas itu jauh lebih dingin dari biasanya, tidak ada yang Ia lupakan, kewajibannya sebagai istri ataupun anak, Becky memang memilih untuk tinggal dengan Theo akhir-akhir ini, ingin menyembuhkan hatinya, dan mencari tahu semua yang terjadi.

Tidak pernah diam, karena kenyataannya, lebih dulu Becky mengetahui hal gila itu dibandingkan dengan siapapun.

"Berapa saham yang Papa Saya gelapkan?"

Mengambil apa yang harusnya milik Freen, mengembalikan apa yang sudah lelaki itu curi dari istrinya, setelah ini terserah, walaupun hidupnya akan hancur dengan semua kejahatan yang Ayahnya lakukan, Becky tidak masalah dengan semua ini.

"Aku menemukan dokumennya, kapan Kita bisa bertemu?"

Becky menyembunyikan segala hal dengan rapi, siapa yang tau jika Becky bergerak lebih dari siapapun.

"Aku harus meminta tanda tangannya?"

Secercah harapan terlihat, menimbang dirinya lah pusat dari dunia sang Ayah, Becky tidak terlalu kehilangan cara untuk itu.

"Baik. "

Seakan semua dokumen itu adalah seputar pekerjaannya, dengan sumringah wanita itu menuju ke ruang kerja sang Ayah, topeng terpasang rapi di sana, semuanya harus kembali kepada pemiliknya.

"Papa. "

"Hay Sayang, "

"Aku mau minta tanda tangan, soalnya Aku mau merubah beberapa hal yang ada di hotel. "

"Seperti?"

"Balairung mungkin, Aku mau melakukan pembangunan, tapi uangnya fantastis, Aku takut nanti dikira korupsi. "

"Oh astaga, sini mana dokumennya. "

"Ini, baca dulu aja. "

"Gak usah, Papa percaya sama Kamu. "

Tepat sasaran, Becky berteriak di dalam hatinya, jalan yang terasa mudah untuknya, dan untuk kali ini Becky tidak memiliki rasa kasihan kepada siapapun yang terlibat dalam masalah besar ini.

"Kapan Kamu mau ceraikan Freen. "

"Belum tau Pa. "

"Kamu tau kan, kalau Dia sudah mencelakai Kamu, apa lagi Bec?"

"Iya, Aku masih mikirin ini, Papa tenang aja, Aku tau yang terbaik buat Aku. "

Senyumnya mengandung banyak makna, entahlah menghancurkan keluarganya sendiri demi keadilan untuk Freen terdengar sangat amat konyol, tapi untuk apa berdiri dengan sombong jika semua itu adalah milik orang lain yang Mereka khianati.

"Saya sudah dapatkan semuanya. "

🔻🔺🔻

Rindu, rasanya sesak saat tidak satupun pesan darinya dibalas oleh wanitanya, Freen berulang kali menatap gawai itu, bahkan sedari awal saat Becky meninggalkannya, Freen sudah menghubunginya.

"Freen. "

Tatap mata marah itu benar-benar berkata muak, Jennie sudah mengundurkan diri dari perusahaan yang Mereka dirikan berdua, dan Freen membagi dengan adil semua komisinya, memilih untuk membeli semua saham yang Jennie miliki, dan berdiri pada kakinya sendiri.

"Kapan Aku bisa menjelaskan ini semua kepada Becky?"

"Nanti, "

"Aku hidup dalam rasa bersalah bertahun-tahun Freen. "

Menatap dengan bengis wanita yang pernah Ia cintai itu, Freen kehilangan cara untuk berbicara, rasanya sudah terlalu gila untuk dirinya jelaskan.

Namun Ia menyadari banyak hal, bukan hanya Jennie yang salah, walaupun Jennie yang menjebaknya, jika Ia setia dengan Becky, semua ini tidak akan pernah terjadi.

"Aku tidak bertemu dengannya sudah 2 minggu, tiap Aku menemuinya ke kantor, Mereka menghalangiku. "

"Kapan Kau akan melaporkan Papa mertuamu?"

"Secepatnya, pengacaraku sudah mengurusnya. "

"Ayahku akan terseret dengan ini semua, tapi tak apa, demi keadilan untukmu, itu sudah konsekuensinya, "

"Berani berbuat berani bertanggung jawab Jen. "

"Aku tau. "

Gawainya berdering, ada pesan dari seseorang baru dalam kasus Mereka, mata Freen melebar sempurna saat mendapatkan semua bukti yang dirinya cari selama ini, gadis itu lekas berlari meninggalkan Jennie sendirian dalam kebingungan, ini jalan terang untuknya.

Satu jam dalam kebingungan, mencari alamat dengan menyusuri tempat yang bahkan asing untuk, Salah satu rumah sederhana, entah siapa di dalam sana, Freen tidak pernah peduli, karena sejatinya semua ini harus Ia selesaikan.

"Hallo, Saya di depan. "

Seorang lelaki tua dengan tongkat tangan kanannya, wajahnya tidak lagi selayaknya manusia biasa karena luka bakar yang hampir 70% menyerangnya, Freen tidak tau siapa laki-laki itu.

Namun bukan itu yang menjadi hal mengejutkan untuknya, namun kehadiran Becky di sana, duduk diam dengan tatapan lurus menatap dokumen yang ada di hadapannya.

"Duduk lah Nak, maaf Ayah terlalu lama meninggalkanmu dan pergi dari Kalian. "

Freen menatap tidak percaya laki-laki di hadapannya ini, menelisik sekitar, ada foto pernikahan kedua orang tuanya, dan foto Freen dengan sang Ayah sewaktu kecil, mengingat dengan jelas garis wajah itu, namun yang membuatnya bingung adalah, lelaki yang mengatakan dirinya adalah Ayah, yang sejatinya Beliau sudah tercatat meninggal dunia dari waktu yang lama.

"Kau bisa melaporkan ini Freen, Aku sudah mengumpulkan buktinya, dan semua harta Papa sudah sepenuhnya adalah milikmu, Aku menerima semua karma yang Ayahku lakukan kepada Kalian, dengan membantu semua ini. "

"Babe?"

"Aku tau semuanya, jauh sebelum Kau mengetahuinya, Aku sudah lama bertemu dengan Ayahmu, dan merencanakannya, dan yang mengirimiku pesan adalah Jennie, gadis malang itu juga menolongku untuk ini. "

"Jadi?"

"Entahlah, Aku tidak tau maksudnya, Dia mengirimiku rekaman suara antara dirinya dan Papa, dan ya Aku hanya melakukan apa yang harusnya Aku lakukan. "

"Dia sudah menjelaskannya?"

"Belum, menunggu Kau memberi izin katanya, memangnya apa yang membuatmu menunggu ini terlalu lama Freen?"

Kehilangan jawaban atas semua yang terjadi, wajah Becky seakan tidak ada ekspresi sama sekali, dingin, datar dan terkesan menakutkan, tidak sama dengan Becky yang ramah selama ini Ia kenal.

Freen berlutut di hadapan istrinya, meletakan kepalanya di perut Becky, menangis meminta maaf yang paling dalam, terlambat sudah untuk memperbaiki semuanya, tapi Freen memiliki harapan besar agar wanitanya kembali.

"Aku pergi terlalu jauh, maafkan Aku. "

Menitikkan air matanya, Becky tidak tau lagi harus sesakit apa yang harus Ia rasakan agar semuanya baik-baik saja, hidupnya hancur dikhianati orang-orang yang dirinya sayangi, lalu siapa lagi yang bisa Ia percaya untuk sekarang.

"Selesaikan apa yang harus Kau selesaikan Freen, hancurkan apa yang harusnya Kau hancurkan, Mereka berhak mendapatkannya. "

"Bec. "

"Aku ikhlas, Ayahku sumber rasa sakit keluargamu, Kau harus membalasnya. "

YOU! (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang