Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️Denger lagunya, resapi setiap paragraf yang tercipta⚠️
"Apa kabar Jen?, sudah terlalu lama ya?"
Akan ada kalanya, semua luka akan menemui titik terendahnya, rasa sabar akan tidak lagi bisa tertahan di dada, sesak yang mulai menjadi muak.
Tidak selamanya pertemuan adalah obat, kadang juga menjadi awal dari rasa sakit.
Dunia ini sangat jahat untuk Mereka yang berhati tulus, rasa percaya yang selalu saja mendapatkan tempat terburuk dari yang seharusnya, bagaimana kesabaran menghianatinya, entah bagaimana luka berbicara, karena rasa sakitnya sudah tidak lagi asing terasa.
Meminta ampunan, satu-satunya alasan sebuah pertemuan yang Jennie setujui, kepalanya sejajar dengan jari-jari wanita lawan bicaranya, kata maaf yang berulang kali keluar dari bibirnya, Ia benar-benar merasa bersalah atas semua kekacauan yang ada.
"Maaf Becky, maaf. "
Tidak ada tangis yang ikut serta, bahkan tidak terdengar suara apapun dari wanita yang masih berdiri dengan angkuhnya, Becky membiarkan ego itu bergerak seperti apa maunya, karena sudah saatnya Jennie mengemis maaf padanya.
Kaki jenjang iti menendang dengan sengaja, membuat Jennie terpental dan meringis menahan sensasi perih yang terasa.
Becky menginjak dada wanita itu pelan, pelan, pelan dan semakin terasa menyakitkan, membuat Jennie sedikit sesak dan batuk.
"Enyah dari hadapanku, jangan pernah kembali lagi, jika masalahmu adalah Ayahku, Kau bunuh dia, tapi jangan melibatkan Aku dalam apapun rencamu, jika suatu saat Kita bertemu lagi, jika bukan Aku yang mati, satu-satunya orang yang akan berada di neraka hari itu juga adalah Kau. "
Menendang wajah Jennie satu kali lagi, sebelum meninggalkan ruangan itu, namun perkataan Jennie mampu menghentikan langkahnya.
"Aku si jalang, si bodoh yang terlena dengan uang, mengemis maaf sekali lagi kepadamu, Aku harap di pertemuan Kita selanjutnya, dendam ini akan mereda, Aku berjanji tidak lagi menampakan diriku di hadapanmu, tapi Aku hanya ingin maaf darimu, itu saja, sebelum Aku pergi?"
Perkataan itu lemah terdengar, namun tulusnya menggerakan hati Becky untuk berbalik.
Wajah itu sudah banyak sekali darahnya, namun tidak ada rasa iba untuk Becky saat ini kepadanya, namun jika maaf yang Jennie minta, Becky akan memberikannya, hidup dalam dendam hanya akan menyulitkannya.
Memeluk tubuh yang sudah lemah itu dengan erat, melunakan hatinya, memberikan maaf yang tersisa, Ia memang tidak akan melupakannya, namun sedikit berdamai juga tidak masalah.