5. Biasa

3K 307 36
                                    

2023.

Suasana hening yang mulai terasa sedikit memuakan, makanan kesukaan tidak lagi mampu membuatnya tinggal, wanita itu duduk sendiri setelah istrinya berlari setelah mendapatkan panggilan yang sudah Becky tau dari siapa.

Air matanya mengalir, entah bagaimana caranya kembali, rasa sakitnya sudah tidak bisa lagi dirinya tolerir.

Gawainya berdering, ada nama supir antar jemput sekolah Tawat yang biasa, kali ini Becky tersenyum sinis, karena tau apa maksud dari lelaki itu menghubunginya hari ini.

"Hallo Pak. "

"Selamat siang Ibu Becky, Nattawat hari ini dijemput Ibu Jennie ya, katanya sudah bilang Ibu Freenky. "

"Ah baik Pak. "

Semenjak saat di mana Freen mengenalkan Jennie kepada dirinya, gadis itu mendadak menjadi pusat dari segala hal, untuk Freen untuk Tawat, tidak tau bagaimana semuanya berubah, seakan dunia Freen berputar pada gadis itu, menjadikan gadis itu layaknya sebagai prioritas, mengenyampingkan dirinya, kebutuhannya.

"Freen, Kamu kok gak bilang kalau Jennie jemput Tawat? Kamu bilang Aku kalau Kamu yang mau jemput. "

"Bec, Aku lagi sibuk, nanti saja telponnya. "

"Sibuk sama Jennie? Freen, Kamu janji makan siang sama Aku, terus sekarang ninggalin Aku, buat siapa? Jennie kan?"

"Bec, Aku lagi gak mau ribut. "

"Aku juga gak mau ri... Freen.. Freen, Shit. "

Seperti biasa, Freen merubah cara pandangnya tentang sebuah hubungan, menikah ternyata tidak semenyenangkan itu, semua janji manis yang pernah terucap, semua hal yang pernah menjadi mimpi seakan hancur lebur begitu saja, walaupun tidak pernah menyesal bersama dengan wanitanya sampai saat ini, tapi tetap memaklumi sifat Freen seakan-akan membunuh dirinya secara perlahan.

"Tiket nonton premier?"

Becky meremas gawainya keras, e-mail tentang invoice pembayaran itu membuatnya benar-benar hilang kesabaran.

"Angkat Freen. "

Mau seperti apapun, Freen tetap menjadi candu untuknya, Becky mulai mencintainya dengan obsesi, tidak peduli bagaimana gadis itu tidak menyukai sifatnya, yang penting untuknya Freen tidak meninggalkannya.

Sementara di tempat lain, Tawat tertawa dengan lelucon yang Jennie berikan, gelitikan pada ketiaknya, perut dan lehernya menciptakan gelak tawa yang nyaring terdengar.

"Ni popcorn sama leci tea nya buat Tawat, kopi latte buat Jenjen, cappucino buat Mami. "

"Makasih Ami. "

"Sama-sama, yuk Kita masuk, nanti pesan makanannya di dalem aja. "

"Keren, Kita nontonnya bertiga aja?"

Freen mengangguk, lalu menarik tangan lelakinya itu dengan lembut, lelaki 5 tahun itu benar-benar antusias dengan film barbie yang akan Mereka tonton.

"Aku chat Becky dulu ya Freen, "

"Ngapain?"

"Ya buat ngasih tau kalau Tawat, Aku yang jemput. "

"Gak usah, palingan supir biasa udah telpon Becky kok. "

"Kamu bilang gak kalau lagi sama Aku?"

"Gak, Dia udah tau kok. "

"Kamu tu harusnya ngasih tau, tadi Kamu buru-buru tu buat apa, Freen wal...

"Udah itu filmnya mau mulai Jen. "

Jennie menghembuskan nafasnya pelan, Freen tidak akan peduli, bagaimanapun Jennie mengatakan semua hal itu, wanita itu akan tetap dengan isi kepalanya.

"Aku bakal nikahin Kamu, "

"Gak usah gila. "

"Kamu hamil. "

"Freen, udah deh. "

"Kamu korban pemerkosaan, Aku gak mau kalau nanti ada orang jahat ngelakuin hal yang sama lagi, "

"Freen stop, Kamu tu ada Becky, gak usah ngaco, liat Tawat, Dia pasti sedih banget kalau Kamu nyakitin Mamanya. "

Perhatian Freen tertuju kepada laki-laki kecil yang berlarian di lantai bawah bioskop premier itu, bahkan tidak ada yang berubah dari pikirannya, cepat atau lambat Dia akan melakukan apapun yang dirinya mau.

"Aku mau cari kerja lain. "

"Jen, gak usah. "

"Proyek Kita gagal Freen, Kita harus nyari client lagi. "

"Iya Kau tau. "

Hembusan nafas itu terdengar frustasi, namun genggaman tangannya semakin erat terasa, Jennie mencintai Freen dan Freen pun begitu, jika pertanyaannya apakah Becky tau? iya wanita itu sangat tau tentang hal ini.

"Mau makan apa?"

Mengalihkan pembicaraan yang selalu saja Freen lakukan, bahkan sampai saat ini Becky tidak tau apa yang Freen tutupi tentang perasaannya terhadap Becky atau bahkan rasa sakitnya.

"Apa aja. "

🔻🔺🔻

Jam bergulir menuntun malam untuk datang, dengan selimutnya dan teh yang sudah tinggal setengah, Becky duduk di di sofa ruang tamunya, menunggu Freen dan buah hatinya kembali, sudah jam 10 malam dan tanpa kabar, membuatnya khawatir.

15 menit bergulat dengan perasaannya, bunyi mobil terdengar, Becky seakan kembali segar saat mengetahui jika yang kembali pulang itu adalah istrinya.

"Hey, "

"Loh Babe, belum tidur?"

"Belum. "

Freen menciumnya, memeluk erat gadis kecilnya, rasa nyaman yang Ia rasakan saat selalu bersentuhan langsung dengan Becky, yang tidak Ia dapatkan dari siapapun, atau Jennie sekalipun.

"Anak Aku masih di mobil, "

"Iya, peluk sebentar dulu Babe. "

"Freen, tadi kemana?"

"Nonton, Tawat mau nonton. "

"Kenapa ajak Jennie? kenapa gak Aku?"

Mulutnya Kaku, memilih diam dan mengeratkan pelukannya, dalam dekap itu Becky kembali menangis dalam diam, karena dirinya tau persis, karena rasa sayang itu tidak lagi sepenuhnya miliknya.

"Kamu udah makan?"

"Udah tadi di bioskop. "

"Yah, masakan Aku harus dibuang lagi, besok Kita beli aja ya, "

"Bec, maaf. "

"Gak masalah, Aku cuma takut kalau Kita buang makanan terus, soalnya mubazir. "

"Nanti kalau mau makan di rumah, Aku bakal bilang dulu. "

"Terserah Freen. "

Becky tidak tau lagi bagian mana yang harus dirinya percaya dari Freen, karena semua hal yang sudah gadis itu janjikan akan kembali berakhir dengan kebohongan.

"I love you Babe. "

"Love you Becky. "

 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YOU! (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang