25 : Elisa's Transmigration

85.6K 5.4K 218
                                    

Heyoo

Jangan lupa vote dan komen💞

Tandai jika ada typo!

Enjoy!

Happy Reading!💗

****

"Aishh... menyingkir Ed!" Elisa terus berusaha mendorong tubuh besar Edwards yang kini tengah memeluk erat dirinya.

"Tidak akan!" Edwards semakin memeluk erat Elisa. Ia kesal, karena beberapa hari ini Elisa sibuk merawat saudaranya, hingga hampir saja melupakannya.

Edwards tak ingin terlupakan, apalagi karena bajingan Kenzo itu. Tapi untunglah, pria itu sudah pulang kerumahnya, jadi sekarang Edwards cukup tenang bisa bermanja ria dengan Elisanya.

"Astaga Ed! Aku sesak nafas, kamu meluknya terlalu kuat." Gumam Elisa.

Edwards melepaskan pelukannya, ia menatap wajah cantik kekasihnya.

"Aku kangen kamu sayanggg...." rengeknya dengan manja.

Elisa mengerjapkan matanya beberapa kali. "Hah?"

Edwards mengerucutkan bibirnya. Ia kembali memeluk Elisa, pria itu menduselkan kepalanya di ceruk leher Elisa, menghirup rakus aroma Elisa yang memabukkan baginya.

Elisa mendengus pelan, ia mau tak mau membalas pelukan Edwards.

"Ada apa hm?" Tanya nya, sembari mengelus lembut punggung lebar Edwards.

"Kamu hampir melupakanku." Ucap Edwards.

Mendengar ucapan Edwards, Elisa mengerutkan keningnya bingung barulah sedetik kemudian ia terkekeh geli.

Edwards yang mendengar suara kekehan merdu itu langsung mengangkat wajahnya, ia menatap Elisa dengan tatapan polosnya.

Elisa memegang kedua pipi Edwards, ia kemudian mengecup kedua pipi Edwards.

Cup!

Cup!

Edwards memejamkan matanya menikmati kecupan singkat Elisanya. Ketika kecupan itu berakhir, Edwards kembali membuka matanya.

"Jadi ceritanya, priaku ini cemburu?" Elisa menaik turunkan alisnya menatap Edwards dengan tatapan mengejek.

Oh Tuhan! Jantung Edwards berdetak kencang kala Elisa menyebutnya--ah Edwards ingin pingsan.

"Abisnya kamu lebih perhatian dengan bajingan itu." Celetuk Edwards. Edwards menyandarkan kepalanya di dada Elisa.

Elisa tersenyum kecil, ia mengusap lembut rambut lebat Edwards. "Kan itu juga ulah kamu, jadi mau tidak mau aku harus tanggung jawab." Ucap Elisa.

Edwards tak menjawab ucapan Elisa. Pria itu lebih menduselkan wajahnya di dada Elisa.

Elisa yang melihat itu hanya pasrah. Dasar maung besar--pikirnya.

Hening. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Setelah beberapa lama hening, Edwards mengangkat wajahnya menatap Elisa. Matanya menatap dalam mata cantik Elisa. Ia memandang Elisa seperti biasanya, penuh cinta.

Setelah puas saling memandang, tanpa persetujuan Edwards mengecup kening Elisa lama. Elisa memejamkan matanya menikmati kecupan Edwards.

Elisa's Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang