Heyooo
Cerita akan aku revisi setelah TAMAT!
jangan lupa vote dan komen💞
Enjoy!
Happy Reading!💗
*****
Mendengar titah dari sang kekasih mau tak mau Edwards mengangguk. Ia mengecup singkat kening Elisa.
"Sesuai perintahmu sayang." Ucap Edwards.
"Setelah kakak ku bebas. Bawa dia kemari, panggilkan dokter. Aku akan merawatnya hingga sembuh."
Baru saja ingin menolak tak terima, Elisa lebih dulu menatapnya tajam. Edwards hanya mampu menghela nafas pasrah.
"Apa? Mau protes? Anggap saja ini hukuman mu tuan Robbertson." Ketus Elisa.
Edwards mengangguk kemudian menarik pinggang gadisnya. "Baiklah. Kamu bisa merawatnya, tapi jangan lupakan aku sayang." Edwards takut ketika Elisa sibuk merawat Kenzo berakhir mengabaikan dirinya.
Elisa mengangguk, gadis itu mengerti Edwards tengah merasa takut.
"Oh iya, satu lagi. Kembalikan perusahaan ayahku seperti semula, Ed."
Edwards menunduk ia mengecup bibir Elisa. "Tentu." Balasnya.
Elisa mengangguk kemudian tersenyum kecil. Ia memeluk pinggang Edwards. Edwards yang melihat itu membalas dekapan sang kekasih dengan lebih erat.
Sebenarnya Edwards tidak serius dengan ucapannya akan menghancurkan perusahaan Tyger. Ia menggunakan kata perusahaan hanya untuk mengancam, namun sayang Tyger tidak terpengaruh dengan ancamannya. Tapi siapa sangka, takdir malah mempertemukan mereka berdua, dan sekarang ia sudah berhasil membawa Elisa kedalam dekapannya.
Jika sudah banyak melakukan tindakan namun belum kunjung mendapat apa yang di kehendak, mungkin kamu lupa satu hal--berdoa. Karena kunci dari apa yang kita inginkan selain usaha adalah doa. Tanpa adanya doa disetiap usaha akan sia-sia, begitu juga sebaliknya jika sudah berdoa jangan lupa usaha.
Jangan malah memilih jalan cepat, untuk meraih sesuatu seperti yang sering Edwards lakukan. Semua yang kita inginkan jika sudah ditahap doa juga usaha pasti akan terkabul. Hanya perlu satu hal setelah melakukan kedua itu, bersabar.
Tuhan dengar kok, hanya saja semuanya butuh proses.
♡♡♡♡
Sesuai dengan perintah gadisnya, Edwards mengeluarkan Kenzo. Ia menatap datar Kenzo yang sudah terbaring lemah di kasur.
Elisa menatap Kenzo dengan pandangan penuh arti. Elisa memang membenci semua perlakukan Kenzo pada Elisabeth dahulu, tapi kenapa disaat melihat Kenzo seperti ini hatinya seperti tidak tega.
Apa mungkin ini perasaan Elisabeth yang tertinggal? Mengingat bagaimana Elisabeth dulu sangat amat menyayangi keluarganya. Meski bagaimana pun perlakuaan yang mereka lakukan padanya.
Elisa menatap dokter yang baru saja memeriksa Kenzo. "Bagaimana dok? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Elisa dengan tenang.
Dokter Hera---dokter pribadi keluarga Robbertson. Dokter Hera menatap Elisa sembari tersenyum ramah. "Tubuhnya masih sangat lemah nona, tapi saya baru saja menyuntikan obat padanya agar lebih cepat merasakan pulih kembali." Ucap Dokter Hera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elisa's Transmigration
FantasiaElisa Latasha Mauren hendak di jual oleh ibu tiri nya ke salah satu rumah wanita malam. Elisa tentu tak terima, ia memilih kabur dari sana dan sialnya lagi suruhan dari ibu tirinya malah mengejarnya sampai ia tersesat tak tau kemana, hingga akhirnya...