Sebelumnya, terima kasih untuk 3 juta lebih viewsss i love u all!!! Ga nyangka bakal nembus sampe 3juta lebih. Dan terima kasih juga untuk 1Rb followers nyaaa, sumpah yaaaa aku seneng bangett xixixi...
Ramein kolom komentar di chapter ini ya mantemannn, biar aku makin semangat update nyaaaa😘😘😘
And, enjoyy
Happy Reading!
Ucapan Edwards bukanlah bualan semata. Pria itu benar-benar membuat Claudia malu setengah mati, publik tentunya di buat terkejut dengan berita itu.
Ya. Edwards menyebarkan berita mengenai tabiat asli dari pada Claudia. Video, foto, dan bukti lainnya, membuat Claudia tak bisa berkutik. Publik terus menghina nya, mereka dengan tak berperasaan membuat mental Claudia hancur. Lain hal nya dengan Claudia yang seperti orang gila, Elisa justru tengah berbahagia.
Gadis itu menyesap wine dengan penuh kenikmatan. "Betapa menyenangkan nya melihat mu hancur seperti ini, Claudia." Gumam Elisa.
Edwards yang mendengar itu tersenyum kecil. "Kau bahagia sayang?"
Elisa tersenyum "tentu saja Ed. Aku sangat bahagia." Balasnya.
"Tetapi sayang, apakah Aldrich, Raefal sudah mengetahui tentang ini?" Tanya nya.
Edwards menggeleng. "Kedua Lelaki itu masih ada di rumah sakit. Satunya masih tetap koma, dan yang satunya aku pikir dia akan menggila." Ucap Edwards.
Elisa terkekeh geli. Kekasihnya ini begitu menggemaskan. Elisa tau betul, Edwards pasti enggan untuk menyebut nama mereka, sebab itulah ia berkata begitu. "Sayang, menurutmu bagaimana jika aku datang kesana lalu memberikan kejutan ini padanya."
Edwards mengalihkan pandangannya menatap Elisa. "Kamu mau?"
Elisa mengangguk dengan memainkan cangkir yang ia pegang. "Jika boleh,"
"Baiklah, tapi aku tidak bisa menemanimu bagaimana kalau,"
"Kami akan menemani Elisabeth." Ucap seseorang memotong perkataan Edwards.
Edwards dan Elisa kompak mengalihkan pandangan mereka. "Kenzo?"
Kenzo tersenyum. "Hai adik! Bagaimana jika kau pergi bersama kami?" Tanya nya dengan memandang sekilas Mirza juga kembarannya Kenzi.
Elisa menganggukkan kepalanya singkat. "Sure." Balasnya.
"Bagaimana tuan? Apakah boleh?" Tanya Kenzo berhati-hati.
Edwards mengangguk. "Tentu. Tapi dengan adanya anak buah ku yang akan mengawasi kalian,"
Kenzo tersenyum. "Baiklah." Ucapnya.
"Hans," panggil Edwards.
Hans berjalan mendekati tuannya, lalu membungkukkan sedikit badannya. "Saya tuan."
"Ikutlah bersama dengan mereka." Ucap Edwards dengan jelas yang langsung di pahami oleh Hans.
"Baik tuan."
Elisa meletakkan cangkir berisikan minuman favorit nya itu, lalu bangkit dari duduknya, ia menatap Edwards. "Baiklah sayang, aku akan pergi sekarang." Ucapnya sembari sedikit menunduk meraih tas nya.
Edwards berdiri. "Hm, berhati-hati lah honey."
Elisa tersenyum. "Baik tuan." Ucapnya.
Edwards mendekati Elisa lalu mengecup lembut kening kekasihnya. "Cepatlah kembali, jangan terlalu lama di sana sayang. Itu tidak akan baik untuk mu." Bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elisa's Transmigration
FantasiaElisa Latasha Mauren hendak di jual oleh ibu tiri nya ke salah satu rumah wanita malam. Elisa tentu tak terima, ia memilih kabur dari sana dan sialnya lagi suruhan dari ibu tirinya malah mengejarnya sampai ia tersesat tak tau kemana, hingga akhirnya...