30 : Elisa's Transmigration

68.5K 3.9K 524
                                    

Follow my instagram ya cinta
@chrnnssaa19
@tulisanchai_

Enjoy!

Happy Reading!💗

Edwards berdecak sebal. Ia mengumpat dalam hati, kemudian melirik jam yang berada di dinding ruangannya.

01:02

Sudah berjam-jam Edwards berada di ruangan ini. Menanti Elisa datang dan membujuknya. Tapi apalah arti, menunggu lama tapi hasil nihil. Elisa tak kunjung datang.

Dengan perasaan tak tenang, Edwards memilih menyusul kekasihnya yang berada di kamar.

Ceklek

Edwards membuka pintu kamar perlahan. Matanya menatap Elisa yang tengah tertidur di kasur king size nya.

Edwards menghela nafas. Pria itu menutup rapat pintu kamar kembali, ia kemudian berjalan mendekati Elisa.

Senyuman tipis terukir di bibirnya. Pria itu menatap penuh cinta wajah kekasihnya yang tengah tertidur damai. Mau semarah apapun dirinya, mau sekesal apapun dirinya, Elisa adalah cintanya. Mana mungkin Edwards rela menyakitinya.

Edwards mengecup singkat bibir Elisa. Ia kemudian mengelus lembut kepala Elisa.

Edwards mengalihkan pandangannya kearah selimut yang berada tak jauh darinya. Pria itu mengambil selimut, kemudian meletakkan selimut itu di atas tubuh Elisa.

Setelah melakukan hal itu, Edwards kembali mengecup bibir Elisa. Edwards beranjak dari tempat menuju kamar mandi. Ia harus bersih-bersih sedikit dahulu barulah ia bisa mendekap erat tubuh cintanya.

Beberapa saat kemudian setelah sedikit membersihkan diri, Edwards melangkahkan kakinya menuju kasur dan langsung mendekap erat tubuh Elisa.

Tak butuh waktu lama Edwards pun terlelap dengan posisi memeluk tubuh Elisa.

****

Elisa mengerjapkan matanya perlahan. Keningnya berkerut bingung kala melihat ada tangan seseorang yang tengah memeluk pinggangnya saat ini.

Elisa membalikkan badannya susah payah. Ia kemudian tersenyum kecil. Rasa bersalah menghantui dirinya pagi ini, melihat wajah lugu Edwards yang tengah terlelap membuat Elisa merasa bersalah. Ia tau, ia sudah keterlaluan mempermainkan seseorang yang sangat mencintai dirinya. Ah lebih tepatnya Elisabeth, tapi nyatanya Elisa melakukan itu dengan tujuan menghindari kematiannya dimasa depan. Elisa tidak ingin mati dengan cara yang tragis, setidaknya dengan memanfaatkan Edwards, Elisa dapat berlindung sesaat.

Edwards menggeliat pelan, Elisa yang melihat itu mengelus lembut rambut Edwards.

Edwards yang mendapati elusan lembut itu membuat matanya kembali mengantuk. Ia semakin mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Elisa. Di letakkannya kepalanya di dada Elisa.

Elisa hanya bisa pasrah. Anggap saja ini sebagai rasa bersalahnya.

****

Elisa kini sudah siap dengan pakaiannya, ia akan menuju kampusnya. Begitupun dengan Edwards pria itu sudah siap dengan setelannya.

Elisa's Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang