Elisa mengangguk kaku. "Terima kasih atas bantuannya, tuan--"
"Tidak perlu formal Elisabeth. Nicholas. Namaku, Nicholas Sanjaya." ucapnya sembari tersenyum.
Deg!
Elisa terdiam sesaat mendengar perkataan pria itu. Jadi dia, sang antagonis novel ini yang tergila-gila terhadap Claudia.
Sialan!
Elisa mengumpat dalam hati, mengapa ia harus bertemu manusia ini. Tapi sekarang Elisa tak punya waktu untuk berfikir ia harus pergi cepat meninggalkan pria ini.
"Oh iya! Salam kenal, saya Elisabeth. Sekali lagi maaf dan terima kasih tuan Nicholas." ucap Elisa sembari tersenyum kecil.
"Saya sedang buru-buru kalau begitu saya permisi dulu, Tuan." sambungnya.
Setelah mengatakan hal tersebut Elisa langsung beranjak pergi meninggalkan Nicholas seorang diri.
Melihat kepergian Elisa, diam-diam Nicholas tersenyum. "Elisabeth..." gumamnya perlahan sembari menatap kepergian Elisa dengan pandangan penuh arti.
♡♡♡♡
Elisa dengan cepat berjalan menghampiri Adela juga teman-temannya.
"Adel, maaf sekali aku harus kembali, kekasihku memintaku untuk cepat kembali. Jadi aku harus pulang sekarang, maafkan aku yang tidak bisa berada lama di pestamu." ucap Elisa sedikit hati-hati.
Adela tersenyum. "Tidak masalah El. Aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Terima kasih Elisabeth."
Elisa membalas senyuman Adela. "Sama-sama Del, terima kasih kembali."
Elisa mengalihkan pandangannya mentap Rani, Qabila, dan juga Friska. "Teman-teman aku harus pulang." ucap Elisa.
Rani mengangguk dengan senyuman menghiasi wajahnya. "Baiklah El, berhati-hatilah." ucap Rani.
Elisa mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Tentu. Kalau begitu aku duluan. Terima kasih untuk pesta malam ini Del. Semuanya aku pamit." Setelah berpamitan, Elisa pun langsung beranjak pulang menuju kediaman Edwards.
♡♡♡♡
Elisa's Pov.
Disepanjang jalan menuju kediaman Edwards aku berpikir keras mengenai Nicholas. Mengapa diriku begitu sial bertemu dengan antagonis bodoh itu.
Mengapa aku harus bertemu dengan malaikat yang menjadi alasan kematian Elisabeth dimasa lampau.
Sialan! Tidak henti-hentinya aku mengumpat dalam hati. Rasanya begitu kesal.
Ah apapun itu, sudah sebaiknya aku menjauhi pria itu. Sudah seharusnya pula lah aku tidak menampakkan wajah ku yang cantik ini di depan wajah pria tolol itu.
Elisa's Pov end.
Sepulang dari pesta Adelia, Elisa langsung kembali ke rumah Edwards. Ia cukup lelah sekarang, selang beberapa saat pula lah Elisa sampai di depan kediaman Edwards yang megah itu.
Tau Elisa yang hendak turun dari mobil, Hans lebih dulu turun kemudian membuka kan pintu itu untuk sang nona.
"Terima kasih, Hans." Ucap Elisa.
Hans mengangguk sopan. "Sama-sama Nona," ucapnya.
Setelah itu, Elisa kembali menjalankan kakinya memasuki kediaman megah milik Edwards.
Ceklek
Elisa membuka pintu kediaman itu. Gadis itu menatap heran kediaman Edwards yang terlihat begitu sepi. Seperti tidak berpenghuni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elisa's Transmigration
FantastikElisa Latasha Mauren hendak di jual oleh ibu tiri nya ke salah satu rumah wanita malam. Elisa tentu tak terima, ia memilih kabur dari sana dan sialnya lagi suruhan dari ibu tirinya malah mengejarnya sampai ia tersesat tak tau kemana, hingga akhirnya...