46 : Elisa's Transmigration

17.5K 989 29
                                    

Elisa tengah memejamkan matanya dengan tenang. Ayah, ibu, dan kakak kembarnya sudah kembali ke kediaman mereka. Itupun karena titah dari Elisa.

Elisa sedikit terusik karena kepalanya di elus lembut oleh seseorang.

Elisa membuka matanya, ia menatap Edwards yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Apa aku menganggu mu?" Tanya Edwards.

Elisa menggelengkan kepalanya. Ia merubah posisi nya menjadi duduk. "Kamu sendiri saja?" Tanya Elisa.

Edwards mengangguk singkat. Pria itu duduk di kursi dekat ranjang Elisa. "Seharusnya aku yang bertanya sayang, kamu sendiri saja hm?"

Elisa mengangguk. "Mama, papa, dan kembar sudah pulang. Aku yang meminta, mengingat sudah hampir larut Ed." Ucapnya.

Edwards tersenyum. "Baiklah, karena sudah larut sebaiknya kamu tidur."

Elisa menggeleng. "Aku tidak mengantuk Ed."

"Tidur sayang, kamu ingin cepat pulih kan?"

"Tapi aku sudah sembuh." Jawab Elisa.

"Jangan keras kepala sayang, tidur lah sekarang." Ucap Edwards tak ingin di bantah.

Mendengar itu, Elisa menghela nafas. "Huh, baiklah. Tapi temani aku," ucapnya manja.

Edwards mengangguk sembari tersenyum.

Elisa kembali merebahkan badannya di ranjang, tangannya meraih tangan Edwards. Ia peluk lengan itu seolah tak membiarkan Edwards pergi darinya.

Melihat tingkah Elisa, Edwards semakin tak kuasa menahan senyumannya.

Ia elus lembut lengan Elisa, ketika Elisa sudah terlelap Edwards berdiri lalu mengecup lama kening Elisa.

Edwards kemudian melepaskan lengannya yang di peluk oleh Elisa perlahan.

"Selamat tidur sayangku." Ucapnya.

Edwards berjalan keluar ruangan, lalu menatap para bawahannya yang berjaga di depan pintu ruangan Elisa di rawat.

"Jaga kekasihku. Ketika pagi tiba, segera hubungi Daisy untuk menemani Elisa. Jika terjadi sesuatu pada Elisa kalian yang akan menanggung akibatnya." Ucap Edwards tegas yang di angguki patuh oleh para bawahannya.

"Baik Tuan."

Dring... Dring.... Dring...

Handphone nya yang berada di saku celana nya berdering. Edwards kemudian mengangkatnya.

"Bagaimana Hans?" Ucapnya tanpa basa-basi.

"Berhasil Tuan."

"Dimana?"

"Ruang Eksekusi tuan."

"Hm." Jawabnya lalu mematikan panggilannya.

Tanpa basa basi lagi, Edwards melangkahkan kakinya lebar menuju kediaman nya.

••••

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki itu membuat ketiga orang yang berada di ruangan gelap itu terbangun dari tidur nya.

Mata mereka menyipit kala pintu ruangan itu terbuka, cahaya yang berada di ruangan membuat mata mereka silau.

Mereka dapat melihat sesosok pria berperawakan tinggi tengah berdiri di depan mereka.

"Siapa kau?" Aldrich membuka suara.

Elisa's Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang