Haihaiiiii
Follow Instagram ya cinta😘
@chrnnssaa19
@tulisanchai_Enjoy!
Happy Reading!💗
Elisa baru saja sampai dikediaman Edwards. Dan gadis itu bernafas lega, kala melihat Edwards belum kembali dari kantornya.
Elisa memilih bersih-bersih. Tak berselang lama Elisa sudah rapi dengan piyama nya. Gadis itu berjalan kearah dapur dengan rambut yang bergulung handuk kecil.
Elisa membuka kulkas guna mencari makanan. "Kok kosong? Ngga ada cemilan gitu?" Bingung Elisa.
Elisa mengendus. Tak ada cara lain selain gof**d. Setelah memesan makanan yang ia inginkan Elisa berjalan menuju ruang tamu.
Diruang tamu cukup luas. Terdapat sofa yang bisa dijadikan kasur, meja kecil, juga tv berukuran besar.
Elisa mendudukan bokongnya di sofa pas didepan tv. Sembari menunggu makanan nya ia memilih untuk menonton terlebih dahulu.
♡♡♡♡
Hans mengetuk pintu ruangan tuannya.
"Masuk."
Hans membuka pintu tersebut kemudian masuk keruangan tuannya. Hans memberikan beberapa berkas kepada Edwards. "Tuan, ini beberapa berkas lagi yang harus anda tanda tangani." Ucap Hans.
Edwards menatap menyalang kearah asistennya itu. Edwards membuka kacamata beningnya menatap kesal berkas-berkas ini. "Apa-apaan ini Hans? Kenapa banyak sekali?" Edwards tentu tak terima, ia sudah lelah duduk disini. Ia ingin pulang, Edwards sekarang sangat merindukan kekasihnya. Dan lihatlah sekarang, tugas pertamanya sudah hampir selesai malah tambah lagi.
Hans sedikit menundukkan badannya. "Maaf tuan, ini adalah berkas-berkas yang memang tidak sempat anda tanda-tangani."
Edwards berdecak sebal. "Keluar!" Ucapnya.
Hans mengangguk sopan kemudian mengucapkan kata permisi meninggalkan ruangan Edwards.
Edwards tak berucap apapun, pria itu kembali memasang kacamata beningnya dengan cepat men-nandatangani berkas-berkas sialan ini yang sayangnya sumber kekayaan bagi Edwards.
Edwards bernafas lega, pria itu menyandarkan punggungnya di kursinya. Pria itu melirik jam tangannya. "Shit!" Umpatnya.
Edwards berdiri, pria itu meraih jas nya yang tergantung tak jauh dirinya. Segera ia kenakan jas tersebut, Edwards bergegas kembali menuju kediamannya.
♡♡♡♡
Edwards sudah sampai di kediamannya. Pria itu membuka pintu mansionnya perlahan. Edwards berjalan menuju kamarnya, langkahnya terhenti kala melihat kekasihnya sedang tertidur pulas dengan disekelilingi oleh cemilan, dan juga ditemani oleh tv yang sedari tadi berputar.
Edwards tersenyum lembut. Pria itu meletakkan tasnya di meja kecil yang berada di ruang tamu tersebut. Dengan hati-hati Edwards berjalan mendekati kekasihnya, ia gendong Elisa dan segera menuju ke kamarnya.
Edwards meletakkan Elisa dengan hati-hati. Ia kecup singkat kening kekasihnya itu. Dan bergegas kekamar mandi guna membersihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elisa's Transmigration
FantasyElisa Latasha Mauren hendak di jual oleh ibu tiri nya ke salah satu rumah wanita malam. Elisa tentu tak terima, ia memilih kabur dari sana dan sialnya lagi suruhan dari ibu tirinya malah mengejarnya sampai ia tersesat tak tau kemana, hingga akhirnya...