07 : Elisa's Transmigration

116K 7.5K 71
                                    

Heyooo cintaaa😻

Jangan lupa vote dan komenn nya sayy

Happy Reading!💗

Elisa memegangi pipi kirinya. Sialan! Lagi-lagi orang ini membuat mood Elisa menurun.

"Sialan lo semua! Anying! Bangsat! Babi! Setan! Cuih najis" keluar sudah semua kata-kata mutiara Elisa.

Elisa sudah cukup menahan diri dari semua orang sialan ini. Elisa berdecak sebal. "Lo semua udah gila kali ya?! Cape gue ngomong sama manusia kaya kalian! Percaya sama tukang drama! Dan lo---gila lo sialan main tampar-tampar aja. Cowok kok ringan tangan sama cewek, goblok." Kesal Elisa.

Aldrich menatap Elisa tajam. "Kau yang mulai duluan. Kau mengganggu kekasihku"

Elisa berdecih "Manusia sialan dengar baik-baik. Aku tidak sudi mengganggu kekasih prik mu ini. Aku hanya melepaskan lilitan tangannya. Aku benci disentuh oleh gadis menjijikan seperti dia, jadi salahkan saja pacarmu itu karena mengusik ku" ucap Elisa.

"Kenapa kau tidak mengerti Elisabeth?! Claudia hanya ingin berteman dengan mu" ucap Raefal.

Elisa berdecak sebal "Sudah berapa kali ku sebutkan! Aku tidak ingin berteman dengan nya. Tidak akan pernah!" Balas Elisa.

"Kau memang benar-benar gila Elisabeth harusnya kau mati saja" remeh Raefal.

Elisa terkekeh pelan. "Mati?"

"Kau tau Raefal bahkan aku sudah merasakan bagaimana kematian itu. Dan kurasa disini yang lebih layak mati itu diri mu bukan aku. Karena pria bodoh sepertimu tidak layak menghirup udara segar bumi ini, sejujurnya aku muak berada di dekatmu. Karena setiap aku berada di dekatmu aku selalu mencium aroma tidak sedap. Ku kira apa, ternyata bau neraka" ledek Elisa.

Elisa tak memperdulikan wajah Raefal yang memerah menahan amarah.

"Kau keterlaluan Elisabeth!" Bentak Kenzi.

Elisa mengalihkan pandangannya pada Kenzi. "Ssttt kau tidak di ajak bodoh! Cukup diam dan tutup mulutmu itu. Mulutmu hampir sama dengan mulut teman mu, bau api neraka!" Ucap Elisa sembari tersenyum manis ke arah Kenzi.

Kenzi mengepalkan tangannya. Ia menatap tajam Elisa selaku adik nya. "Sopan kah kau terhadap kakakmu Elisabeth? Apa kau tidak belajar tentang sopan santun? Dimana sikap sopan santun mu?" Remeh Kenzi.

Elisa tertawa pelan. "Kau ini kadang suka melawak. Aku heran, mengapa di antara kalian tidak ada yang waras. Kalian kekurangan obat kah? Butuh berapa duit buat ke rumah sakit perlu aku transfer hm?"

"Kau tau Kenzi, kau hanya sebuah sampah di mataku! Kau berkata kau adalah kakak ku? Kau kakak ku? Mimpi apa aku semalam mendapatkan saudara sepertimu. Aku peringatkan padamu Kenzi, aku tidak pernah sudi menganggapmu kakak ku! Baik itu kau maupun kembaranmu itu kalian sama-sama sampah bagiku. Tidak ada kakak! Tidak ada adik! Kita hanya orang asing, Kenzi Fernandez." Sambung Elisabeth.

"Ah ya, mengenai ajaran sopan santun. Kau sepertinya perlu ku ingatkan Kenzi, dari aku kecil sampai sebesar ini kedua orang tua kalian tidak pernah mengajarkan sopan santun padaku. Mereka hanya sibuk dengan bisnis, bisnis dan bisnis! Kau tau? Terlahir dari keluarga Fernandez adalah kesialan bagiku! Keluarga yang hanya mementingkan uang, dan menelantarkan anak gadis mereka. Jika bukan karena pekerjaan ku, ku rasa aku tidak akan hidup."

Kenzi menghela nafas, "Elisabeth, kau tidak mengerti mereka hanya ingin yang terbaik untuk kita. Merek---"

"Diam kau bajingan! Tidak usah banyak bicara. Aku tidak perduli apapun alasannya mereka tetap bersalah." Elisa maju mendekati Kenzi. Kini posisi mereka berhadap hadapan.

"Kenzi, biar ku beritahu satu rahasia. Aku membenci seluruh anggota keluarga Fernandez."

♡♡♡♡

Setelah kejadian antara Elisa dengan Aldrich dkk kemarin Elisa tidak menyangka ternyata ada orang yang merekam kejadian tersebut.

Dari rekaman tersebut, Elisa menjadi viral. Gadis yang berjabat sebagai model itu menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Elisa tidak perduli akan hal itu, Elisa justru senang. Jadi mulai sekarang Elisa bisa melakukan apapun sesukanya. Tanpa perlu memikirkan nama keluarganya.

Keluarga besar Fernandez begitu menyanjung tinggi dengan yang namanya kehormatan. Keluarga itu tak perduli akan apapun, kecuali bisnis, martabat, kehormatan, juga citra media.

Jika ada salah satu dari mereka yang menghancurkan nama baik keluarga Fernandez tentunya mendapatkan hukuman. Karena itulah tidak ada satupun dari mereka yang ingin mencari gara-gara dengan berprilaku di luar batas. Beda hal nya dengan Elisa. Gadis itu hanya acuh, ia tak begitu memikirkan tentang keluarga palsunya ini.

Entah apa yang terjadi selanjutnya, Elisa tak ingin mengambil pusing.

♡♡♡♡

Hans berjalan terburu-buru ke ruangan Boss nya. Tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk.

"Tuan!" Pekiknya.

Pria tampan dengan kacamata bening menatap Hans tajam. "Apa apaan kau?! Dimana--"

"Tuan! Ada hal penting. Tuan harus melihat ini--" Hans memotong perkataan Tuan nya. Pria itu lalu menyerahkan iPadnya.

Pria tampan itu menatap tajam Hans, saat Hans menyerahkan iPad nya tak urung pria tampan itu menerima nya.

"Kau serius Hans?"

Hans mengangguk. "Iya tuan!"

Pria tampan itu tersenyum. "Kau tau apa yang harus kau lakukan selanjutnya, Hans?" Tanya nya sembari menatap Hans.

Hans mengangguk samar. "Ya tuan saya mengerti."

"Bagus. Lakukan secepatnya Hans. Aku tidak ingin nama gadis-ku menjadi buruk di kalangan luar."

♡♡♡♡

Bersambung....

Bahasanya emang sengaja aku bikin sedikit formal guyss, sorry kalau ga sesuai sama keinginan kalian. Karena aku lebih nyaman sama bahasa sedikit formal gini hehehe. yang mungkin biasanya pake bahasa gaul like--lo gue, for now aku ga begitu perjelas bahasa itu. Ada beberapa kalimat yang mungkin menggunakan bahasa itu.
Mohon maaf ya teman, kalau ga sesuai sama selera kalian mungkin🙇 jangan di hujat yaa teman😁

Publish : 05.08.2023

Elisa's Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang