Chapter 13.
Moody baby...
"Kak Jii? Aku kita tidak mengira kau betulan akan datang sekarang." Jungkook menyambut lelaki yang menekan bel rumah ibunya itu didepan.
Baru saja dia mendapat pesan apakah dia ada di rumah atau tidak dari Jimin. Karena tidak sedang diluar dan di rumah Jungkook katakan yang sejujurnya yang langsung diberi jawaban kalau dia akan berkunjung. Jaraknya cepat sekali sejak terakhir balasan pesan dikirim mungkin bisa dibilang saat chatting Jimin sudah ada di perjalanan menuju ke rumah.
"Sudah kubilang aku sedang dalam perjalanan mengunjungi rumah seseorang dan melewati rute jalan rumahmu jadi sekalian saja aku mampir takut tak sempat jika tidak diluangkan sekarang. Di mana suamimu?"
"Kakak pergi ke rumah kami untuk mengambil sesuatu untuk dibawa menginap ke rumah kak Jungsuk malam ini. Aku dan dia berencana menginap di sana sebelum pergi lusa." Jungkookie menyingkir dan memberi lelaki itu jalan. "Ayo masuk. Kita bisa bicara dengan santai didalam."
"Apa lebih baik aku pulang saja sekarang? Kupikir dia juga ada di sini dan kita bisa berbincang bertiga. Aku tidak mau menimbulkan masalah karena seseorang bisa berspekulasi aku dan dirimu berdua didalam." Jimin ragu. Meski kecil kemungkinan dia akan berani untuk berlaku nekat pada seseorang yang sudah ia anggap saudara ini.
"Tidak akan lagi pula aku percaya kak Jii tidak akan berbuat sesuatu yang membahayakanku didalam. Aku akan membiarkan pintunya tetap terbuka dan kita bisa bicara di ruang tamu di sini jika kakak masih khawatir."
"Ya sudah. Lagi pula aku tidak akan lama di sini." Jimin iyakan dan Jungkook menuntunnya untuk duduk di satu ruangan yang memang letaknya tak begitu jauh dari pintu depan. Jika keras suara mereka bisa terdengar ke beranda rumah.
Mereka duduk bersebrangan sekarang tak menghitung berapa lama Jimin menyimpan satu buah tas belanja sedang ke atas meja dan mendekatkannya pada sisi meja kaca dekat Jungkook.
"Untukmu. Hadiah kecil karena sudah diberi kepercayaan bisa memangku baby. Aku ingin memberikan ini dari lama sekali tapi baru berkesempatan menemuimu langsung sekarang."
"Terima kasih kak. Aku tidak mengharapkan apapun selain doa terbaik saja agar aku dan bayi kami bisa selalu diberi kesehatan dan selamat sampai masa persalinan. Aku juga tidak mau merepotkan orang dengan membawa buah tangan hanya untuk menemuiku. Kau bisa bilang padaku kapanpun itu kita ingin bertemu."
"Ini kami lakukan karena dapat bagian senangnya. Apa yang kau dapatkan adalah apa yang biasa kau tuai pada yang lain. Kau baik dan orang-orang ikut baik padamu. Pakai ya! Ini akan semakin bagus saat kau yang gunakan."
"Tentu saja akan. Salah satu bentuk menghargai pemberian orang adalah memanfaatkan dengan cara memakainya."
Jimin tersenyum kecil dan mengedar mata sekeliling ruangan. Rumah ini besar dan kosong. Setelah ditinggal sang pemilik rumah atmosfer yang terasa semakin dingin saja tapi tahun depan saat anggota baru datang dia yang menjadi alasan kenapa rumah ini bisa lebih hangat nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im) Perfect Ways to Kill My Wife [TAEKOOK•AU]
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒘𝒆 𝒂𝒓𝒆 𝒓𝒆𝒃𝒐𝒓𝒏 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒅𝒂𝒚, 𝒍𝒆𝒕 𝒅𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 𝒘𝒆𝒂𝒗𝒆 𝒐𝒖𝒓 𝒑𝒂𝒕𝒉𝒔 𝒃𝒂𝒄𝒌 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓. 𝑩𝒖𝒕 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒕𝒊𝒎𝒆, 𝒍𝒆𝒕 𝒐𝒖𝒓 𝒔𝒐𝒖𝒍𝒔 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒕𝒘𝒊𝒏𝒆 𝒂𝒏𝒅 𝒓𝒆𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒕𝒉...