Chapter 15.
Maybe ... just maybe, in another universe, we are a couple without needing to meet other loves and without any grudges....
Sudah ada sekitar dua bulan setelah kepulangan mereka dari Jepang dan keduanya hidup dengan rutinitas seperti biasa. Menurut pada hunian tinggal Jungkook memutuskan untuk menetap lama di rumahnya dan meninggalkan rumah sang ibu apa adanya. Tidak ada niat untuk dijual atau disewakan karena bagaimanapun dia lahir dan tumbuh besar bersama kakaknya di rumah itu. Tetapi yang jadi permasalahan di sini adalah baik ia dan Jungsuk masing-masing memiliki tempat tinggal sendiri dan tidak ada yang mau mengalah untuk tinggal di sana membuat tempatnya terbengkalai.
Dua minggu sekali petugas kebersihan datang untuk mengecek dan membersihkan sisi yang berdebu dan kotor. Sampai sekarang masih berjalan seperti itu dan belum ada keputusan baru—inginnya Jungkook memang keluarga dari pihak suami bisa menempati dan memanfaatkan fasilitas di sana karena Jungsuk juga bolehkan. Tapi Maria beserta suami dan anak bungsunya menolak karena segan. Sudah hampir menuju empat usia pernikahan Jungkook merasa kedekatan ia dengan ibu mertua masih belum cukup akrab. Ada barrier yang menghalang dan sampai sekarang belum terpecahkan.
Mungkin karena kunjungan ke rumah sang ibu juga jarang membuat mereka juga minim saling memberi kabar selain lewat sambungan telpon saja. Padahal ada banyak sekali harapan bahwa Maria akan menggantikan posisi kosong dari peran yang ibunya tinggalkan. Jungkook ingin banyak dibantu dan diajari bagaimana nanti bilamana Junghyung sudah ada dan mereka rawat bersama. Sebulan sampai dua bulan dia akan terlihat amatiran. Salah langkah Jungkook khawatir kecerobohannya akan melukai bayinya.
"Sudah aku bilang kan kau akan menjilat ludahmu yang senang bicara angkuh itu. Baru kemarin rasanya aku mendengar kau bercerita berencana akan membunuhnya untuk menuntaskan dendam tapi banyak sekali alasan. Menunggu kalian menikah, menunggu kalian memiliki bayi dan nyatanya kau justru menunggu dibuat jatuh terlebih dahulu. Sudah kepalang jatuh dan mencinta—kau malah mengurungkannya. Memang tidak bisa menyangkal siapapun itu tentu akan mudah terjerat jika yang dinikahi seperti pasanganmu sekarang." lelaki itu bicara kedepan memperhatikan bilah kaca bagaimana objek yang ia dan temannya bicarakan sedang sibuk berbincang didalam toko bunga memilih satu dua untuk ia bawa. "Dari belakang saja perawakannya sudah sesempurna itu."
Selasa pagi ditanggal merah Jungkook dan Taehyung berencana tidak akan ke mana-mana selain pergi mengunjungi almarhum Yoonjung di columbarium di mana abu sisa kremasi keluarga simpan di sana. Selain mudah memberi kunjungan tetapi mencari area lahan pemakaman dan rumitnya proses pemakaman itu sendiri dipilih mereka kremasi sebagai jalan keluar. Doa bisa dilakukan di mana saja tetapi jika berdoa langsung dengan 'di rumah' sang ibu yang baru akan terasa lebih dalam dan bermakna.
Sebelum menuju rumah pemakaman Jungkook turun untuk membeli beberapa tangkai bunga sebagai buah tangan tapi dia masuk sendiri dan Taehyung menunggu diluar. Di sinilah lelaki ini bertemu dengan temannya secara sengaja karena ia memanggilnya. Teman baik yang selalu jadi pendengar dan pemberi masukan dari segalanya masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im) Perfect Ways to Kill My Wife [TAEKOOK•AU]
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒘𝒆 𝒂𝒓𝒆 𝒓𝒆𝒃𝒐𝒓𝒏 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒅𝒂𝒚, 𝒍𝒆𝒕 𝒅𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 𝒘𝒆𝒂𝒗𝒆 𝒐𝒖𝒓 𝒑𝒂𝒕𝒉𝒔 𝒃𝒂𝒄𝒌 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓. 𝑩𝒖𝒕 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒕𝒊𝒎𝒆, 𝒍𝒆𝒕 𝒐𝒖𝒓 𝒔𝒐𝒖𝒍𝒔 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒕𝒘𝒊𝒏𝒆 𝒂𝒏𝒅 𝒓𝒆𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒕𝒉...