-chapter 23

364 39 7
                                    

Chapter 23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 23.
"Let your heart guide you. You're always on my mind. Lost without you, baby."

....

Setelah hampir tiga bulan lamanya mendekam di rumah tak kemana-mana, hari ini Jungkook memutuskan untuk pergi keluar sekaligus menemani Junghyung langsung. Junghyung memang masih sering ia biarkan bermain ke pusat kota tapi dirinya sendiri memilih absen dengan menunggu di rumah. Pertemuan kemarin lalu dengan ayahnya Junghyung membuat Jungkook tak bisa tidur tenang karena terbayang-bayang ancaman bahwa keselamatan ia dengan anaknya akan dikorbankan. Membayangkan saja sudah membuat sekujur tubuh merinding tak tahu lagi jika hal yang ditakutkan justru benar-benar terjadi.

"Una ada Juju?"

Jungkook melirik kebawah dan mendapati Junghyung yang duduk tenang disampingnya, memakai stelan yang serupa dengan denim selutut dan kaos untuk bagian atas. Sweater kecil terikat dibelakang leher sebagai pemanis.

"Bibi panggilnya sayang. Sojung jauh lebih tua dari kamu."

"Iya." Junghyung mengangguk.

"Iya apa?"

"Juju."

Dasar bayi, batinnya.

"Bibi Juju ada tapi datangnya agak siang. Mungkin setelah dedek makan bibi Juju baru kelihatan."

"Juju ada una?"

"Iya, ada sayang."

Junghyung kembali diam dan percakapan itu selesai sampai di sana. Jungkook memfokuskan diri pada pemandangan kaca diluar di mana pepohonan rindang di setiap sisi jalan yang dilalui oleh mobilnya. Takut dan mencekam tapi dunia luar jauh lebih menakutkan membuat Jungkook memilih opsi tinggal di tengah hutan bukanlah jadi masalah. Toh selama ini hampir tiga tahun usia Junghyung sekarang bahaya itu tidak terlihat. Mungkin hambatan akses masuk keluar saja selebihnya tidak ada.

"Ibun, tidak papa kita berpergian keluar seperti ini? Maksudku lebih baik ibun tetap diam saja di rumah. Kalau ada kepentingan perlu biar aku yang bisa pergi sendirian." Haejin menyetir didepan sendirian. Perempuan itu juga tampil trendi dengan stelan modis dan kacamata yang tertanggal di hidung. Masa depannya yang terjamin ia juga turut korbankan untuk hidup bersamanya dan Junghyung.

"Tidak papa, ada sesuatu yang harus aku kerjakan di sana. Aku janji tidak akan lama karena sore kita akan pulang kembali. Junghyung juga akan bosan jika terus aku kurung didalam rumah tanpa tahu dunia luar lebih banyak." Jungkook mengangkat Junghyung dan gemas mendudukkan bayinya di pangkuan. "Dedek main bersama kakak Jiji ya sedang buna bekerja di toko. Mainnya tidak usah jauh-jauh, pergi ke mall cari jajan setelah itu jajannya bawa buna."

"Jajan chim!" Junhyung kegirangan.

"Jangan es krim. Nanti sakit perut kebanyakan makan manis."

"Es una. Una boleh?"

(Im) Perfect Ways to Kill My Wife [TAEKOOK•AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang