Final chapter 34.
"Jungie, maafkan kami yang sampai akhir tidak bisa merayu Tuhan untuk menuliskan takdir kita kembali di antara bintang-bintang."
...
Lelaki itu, Jungsuk, duduk diam bersama pandangan kosong yang mengarah lekat pada sekujur tubuh yang tengah tertidur panjang lengkap dengan pakaian khas pasien rumah sakit serta masker oksigen yang menutup sebagian rupa cantiknya yang ... apa sekarang masih jujur bisa dikatakan cantik saat luka tragedi dulu yang perlahan pudar justru diperparah dengan luka baru lain yang nahasnya dia dapat dari kecelakaan.
Satu kesalahan di masa lampau berhasil memporak-porandakan apa-apa yang ada di masa depan. Sangat kacau. Sangat hancur. Doa orang tersakiti yang mana yang telah didengarkan Tuhan hingga keluarganya yang berjalan tentram seperti terus diterjang badai tanpa kesudahan. Segala sesuatunya menjadi serba sulit. Mempertahankan hela napas pun sungguh sulit sampai Jungsuk pun tak dapat mengira apakah sosok ini akan bertahan sampai mana di ambang hidup dan matinya.
Hubungan antara pasangan hancur. Ia dan istrinya terpisah jauh dari kata baik-baik saja. Ibunya meninggal dirongrong penyakit antah berantah datang dari mana. Hubungan adiknya dengan suaminya, dan jalinan kasih antara adiknya dengan putra kecilnya juga tak begitu bagus sampai mereka berpisah.
Selama masa pelarian, Jungsuk tak mendapat kabar apapun selain ia sendiri yang diam-diam memantau dari jauh tak berani mendekat, berterima kasih dalam-dalam bahwa sang adik bisa mendapat penjagaan ditangan orang-orang yang tepat, orang-orang baik yang senang hati mengulurkan tangan kapanpun dan di manapun saat dilanda susah. Permohonan maaf yang tersampaikan Jungsuk tak absen gaungkan karena tak bisa menjalankan janji dengan benar sebagaimana seorang kakak yang disebut-sebut sangat menyayangi adiknya.
Kabar Jungkook dan Junghyung pindah ke rumah terpencil didalam hutan, Jungsuk tak tahu. Kabar kematian Junghyung, Jungsuk tak diberi tahu. Barulah dini hari kemarin telpon dengan nomor tanpa nama memberitahu bahwa adiknya kecelakaan disebrang jembatan yang beritanya sering jadi tempat orang putus asa dengan hidup memiliki untuk melompat terjun ke bawah. Jungkook sudah ditahap ingin menyudahi hidupnya, gagal menerjangi arus sungai, pilihan lain dengan menabrakkan diri pada mobil yang berlalu-lalang yang sialnya pergi begitu saja setelah meninggalkan korbannya jatuh terkapar di atas aspal.
"Kak."
Jungsuk yang menunduk tertegun itu terpanggil, mendongak sedikit dan betapa terkejutnya ia mendapati adik yang ia lamunkan menyeru meski masih dengan mata yang rapat terpejam. Jemari yang mendapat sematan selang infus bergerak kecil memberi penegasan lain bahwa dia memang sudah berhasil menjemput kesadaran.
"Kau bangun? Syukurlah." Jungsuk tak kuasa menahan bagaimana dua bola matanya dengan mudah membesar dan menjatuhkan air amat deras. Ia sontak berdiri, membisikkan langsung pada telinga. "Aku akan memanggil dokter terlebih dahulu dan memberitahu mereka bahwa kau sudah kembali pulih dan hidup normal. Aku tidak akan ke mana-mana. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian lagi, adikku."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im) Perfect Ways to Kill My Wife [TAEKOOK•AU]
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒘𝒆 𝒂𝒓𝒆 𝒓𝒆𝒃𝒐𝒓𝒏 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒅𝒂𝒚, 𝒍𝒆𝒕 𝒅𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 𝒘𝒆𝒂𝒗𝒆 𝒐𝒖𝒓 𝒑𝒂𝒕𝒉𝒔 𝒃𝒂𝒄𝒌 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓. 𝑩𝒖𝒕 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒕𝒊𝒎𝒆, 𝒍𝒆𝒕 𝒐𝒖𝒓 𝒔𝒐𝒖𝒍𝒔 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒕𝒘𝒊𝒏𝒆 𝒂𝒏𝒅 𝒓𝒆𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒕𝒉...