Chapter 32.
"Losing you means losing my life. Now there's no more reason to hold on."...
Remuk redam.
Semua hancur berantakan tak tersisa. Tak ada yang disisakan meski hanya satu saja. Satu yang ingin dia terus genggam dan ada dalam dekapan sekarang justru dibawa dengan penuh paksaan.
Siapa yang dahulu iri dengan kehidupan yang dijalaninya? Mengatakan bahwa bagaimana beruntungnya ia dikarunia wajah yang masuk dalam jejeran sangat cantik? Dikelilingi banyak lelaki tampan dan mapan? Keluarga cemara? Lalu pekerjaan yang ditekuni benar-benar membuat dia diberi label perempuan sejahtera, merdeka diusia muda. Setelah itu menikah dengan lelaki yang juga tampan yang entah di mana dirinya bisa temui. Jungkook sempurna. Jungkook benar-benar definisi sempurna itu sendiri.
Lalu kini lihatlah bahwa kesempurnaan itu palsu. Kesempurnaan yang mereka acap kali sebut itu fana. Tak selamanya. Kini rasa sakitlah yang terus mengerubunginya. Cantik diwajahnya sudah hilang. Keluarganya yang tentram dibawa satu persatu dengan alasan tertentu. Pekerjaan itu dia tinggalkan. Suami yang menjadi kebanggan pun hanya jadi kenangan.
Siapa yang ingin menukarkan takdir yang dijalaninya ini? Siapa yang ingin hidup dengan rute semrawut yang diperuntukkan Tuhan padanya ini? Siapa yang ingin bertukar? Tukarlah! Ayo berganti jiwa! Ayo berganti kehidupan jika memang itu niscaya bisa dilakukan.
"Aku korbankan semuanya. Aku berikan semua yang aku punya. Aku tak mau kemewahan dunia. Aku hanya ingin satu. Aku hanya ingin Jungieku. Tapi kenapa kini kau juga turut bawa dia pergi? Kenapa? Untuk tujuan seperti apa Kau terus menginginkan aku agar tetap sendiri? Bahkan tanpa Kau juga turut bersamai."
Detik ini- Jungkook resmi sendirian tanpa teman. Alasan dia tetap bertahan, alasan dia masih ingin meraup napas dan tetap tinggal, Junghyung, berpulang setelah memberinya seulas senyuman.
Dalam balutan langit senja diluar, salah satu ruangan rumah sakit di sini kembali menyimpan cerita bagaimana seorang prajurit kecil yang dinamai orang tuanya; Junghyung, mencoba berjuang mempertahankan kehidupannya. Jungie- adalah bayi yang tragisnya dihadiahi oleh rasa sakit semenjak ia dilahirkan dan nahasnya setia merongrong hingga dia tumbuh diusianya yang ketiga sekarang. Memang sehari-harinya Junghyung selalu terlihat bugar, sehat, ceria, dan mudah mengundang tawa. Tetapi kini siapa sangka, siapa yang dapat mengira si jagoan berakhir terbaring di tempat tidur di mana rautnya mencerminkan redup dan tak berdayanya ia sekarang.
Junghyung tak sendiri tapi terus ditemani oleh sosok yang sedari awal setia menunggu, berharap, dan mendoakan setiap hela napas yang selalu berat ia raup dan keluarkan, sosok yang kini berdiri payah dengan pelupuk mata yang terasa berat menahan beban karena airnya, memandang Junghyung kesayangannya yang ia takutkan benar-benar tak lagi bisa ia dekap dihari kemudian. Langit sore dengan rona orange penuh kehangatan begitu kontras dengan sesak yang dirasakan dan bumi ini terasa remuk tepat di bawah pijakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Im) Perfect Ways to Kill My Wife [TAEKOOK•AU]
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒘𝒆 𝒂𝒓𝒆 𝒓𝒆𝒃𝒐𝒓𝒏 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒅𝒂𝒚, 𝒍𝒆𝒕 𝒅𝒆𝒔𝒕𝒊𝒏𝒚 𝒘𝒆𝒂𝒗𝒆 𝒐𝒖𝒓 𝒑𝒂𝒕𝒉𝒔 𝒃𝒂𝒄𝒌 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓. 𝑩𝒖𝒕 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒕𝒊𝒎𝒆, 𝒍𝒆𝒕 𝒐𝒖𝒓 𝒔𝒐𝒖𝒍𝒔 𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒕𝒘𝒊𝒏𝒆 𝒂𝒏𝒅 𝒓𝒆𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒐𝒈𝒆𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒕𝒉...